Rossa Digelari Queen of Pop Indonesia Hingga Superwoman, Dianggap Sebagai Pujian atau Ujian?

Rossa “sidak” ke Plaza Senayan XXI Jakarta, untuk silaturahmi dengan sejumlah organisasi wanita yang mendukung film All Access To Rossa 25 Shining Years.

oleh Wayan Diananto diperbarui 02 Agu 2024, 18:59 WIB
Rossa “sidak” ke Plaza Senayan XXI Jakarta, untuk silaturahmi dengan sejumlah organisasi wanita yang mendukung film All Access To Rossa 25 Shining Years. (Foto: Dok. Instagram @itsrossa910)

Liputan6.com, Jakarta Rossa “sidak” ke Plaza Senayan XXI Jakarta, Kamis (1/8/2024), untuk bersilaturahmi dengan sejumlah organisasi perempuan yang menggelar nonton bareng film dokumenter All Access To Rossa 25 Shining Years.

Sejumlah tokoh publik hadir dari Wakil Ketua Umum DPP Iwapi, Tatyana Sutara hingga Dewi Motik. Dalam ajang silaturahmi ini, Rossa mendapat sejumlah gelar “dadakan” dari seniman sejati hingga superwoman.

Sebelumnya, gelar diva dan Queen of Pop Indonesia melekat padanya. Merespons deretan gelar tersebut, Rossa menganggap ini sebagai pujian sekaligus pujian. Ia mencoba bijak dan tak mau menepuk dada.

“Nah itu dia. Semakin aku diomongin begitu, biasanya aku dalam hati ngucap: Astaghfirullahaladzim allahumma sholli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala ali sayyidina muhammad,” ujar Rossa kepada Showbiz Liputan6.com.


Aku Takut Jadi Sombong

Rossa. (Foto: Dok. Instagram @itsrossa910)

Pelantun “Tegar” dan “Terlalu Cinta” menyebut gelar seperti ini bentuk apresiasi masyarakat kepada seniman. Prestasi, konsistensi berkarya, dan dedikasi adalah sejumlah tolok ukur hingga akhirnya seorang seniman beroleh julukan.

“(Aku) takut jadi sombong. Aku berusaha sebisa mungkin untuk menjaga diri, tingkah laku. Apapun yang aku lakukan mudah-mudahan (karya-karyaku) bisa bermanfaat,” Rossa menyambung.


Rossa Contoh Seorang Ibu

Rossa. (Foto: Dok. Instagram @itsrossa910)

Salah satu apresiasi datang dari Dewi Motik, yang menyebut Rossa berhasil menyeimbangkan karier sebagai seniman profesional dan ibu bagi putranya, Rizky Langit Ramadhan. Status orang tua tunggal tak menghalanginya untuk berkarya.

“Bagi saya itulah contoh seorang ibu. Apa pun yang dihadapi, yang penting bukan evaluasi tapi pemecahan masalah. Evaluasi bagus, tapi bagaimana memecahkan masalah hidup. Itu yang dibuat Rossa sebagai seniman, bisa. Bagus untuk dicontoh para ibu,” ujar Dewi Motik.

 


Mewakili Wanita Pekerja

Poster film All Access To Rossa 25 Shining Years. (Foto: Dok. Instagram @itsrossa910)

Karenanya, Dewi Motik mengapresiasi kerja Rossa yang berhasil mempertahankan karier selama lebih dari 25 tahun. Rossa mengaku ia hanya salah satu dari jutaan wanita yang memainkan peran ganda sebagai ibu sekaligus pekerja.

“Aku sebetulnya adalah satu contoh saja dari ribuan bahkan puluhan ribu wanita Indonesia di luar sana yang hidupnya, berusaha seimbang. Aku dikasih kesempatan untuk mendokumentasikan (dalam film),” tutur pemilik album Kembali.

“Menurut aku film ini mewakili wanita pekerja, yang hidupnya struggling, mungkin ibu tunggal lebih tepatnya,” Rossa mengakhiri. All Access To Rossa 25 Shining Years tayang di bioskop mulai 1 Agustus 2024.

Film ini merekam konser tunggal Rossa di Jakarta. Selain itu, All Access To Rossa 25 Shining Years menampilkan sisi sang diva di belakang panggung hingga ruang privat berdasarkan kesaksian putranya dan mantan suami, Yoyo Padi.

Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya