FBI Wanti-Wanti Waspada Beli Kripto dari Bursa, Kenapa?

Federal Bureau of Investigation (FBI) mengingatkan masyarakat dunia agar berhati-hati membeli kripto dari bursa. Lantaran, rawan menjadi sasraan penipu.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Agu 2024, 18:37 WIB
Ilustrasi mata uang kripto. Federal Bureau of Investigation (FBI) mengingatkan masyarakat dunia agar berhati-hati membeli kripto dari bursa. Lantaran, rawan menjadi sasraan penipu. (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Federal Bureau of Investigation (FBI) mengingatkan masyarakat dunia agar berhati-hati membeli kripto dari bursa. Lantaran, rawan menjadi sasraan penipu.

Dikutip dari laman Forbes.com, modus dalam penipuan bursa mata uang kripto sangat sederhana. Biasanya penipuan dilakukan melalui panggilan atau pesan singkat yang tak terduga dari staf bursa yang seharusnya memperingatkan konsumen bahwa ada masalah dengan akun, yang menunjukkan bahwa pencurian atau penipuan mungkin sedang berlangsung.

Kemudian biasanya konsumen diminta mengakses detail login atau tautan login yang disediakan. Melalui modus itulah biasanya disalah gunakan untuk menipu.

Meskipun tidak ada detail yang dirilis mengenai kampanye tertentu, ini hanyalah kampanye rekayasa sosial terbaru yang memainkan permainan angka yang menakutkan.

FBI berharap sebagian besar dari masyarakat dunia tidak akan pernah mengungkapkan detail login pada panggilan semacam itu. Ingat, bank dan bursa tidak akan pernah meminta kode keamanan. Melainkan, anda akan selalu diminta untuk login dengan cara biasa.

Dengan mengingat hal itu, jika Anda menerima panggilan dari bursa—atau lembaga keuangan lainnya, selalu anggap penelepon tersebut adalah penipu kecuali mereka dapat mengidentifikasi diri mereka sendiri tanpa keraguan yang wajar.

Untuk terhindar dari penipuan tersebut, anda dapat mencoba menelepon kembali menggunakan nomor kontak bank atau bursa terkait untuk memastikan apakah link yang diberikan asli atau palsu.


Argentina Perbarui Aturan Pajak Aset Kripto

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Argentina baru-baru ini merilis peraturan yang akan mengatur paket legislatif yang telah disetujui sebelumnya yang memengaruhi penyertaan mata uang kripto dan aset lain yang tidak diumumkan ke dalam sistem perpajakan negara tersebut. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (25/7/2024), pemilik aset kripto di Argentina akan dibebaskan dari pajak hingga USD 100.000 atau setara Rp 1,6 miliar (asumsi kurs Rp 16.164 per dolar AS) yang disimpan dalam kripto.

Untuk menikmati manfaat ini, mata uang kripto yang akan diumumkan harus disimpan di Penyedia Layanan Aset Virtual (VASP) yang disetujui secara nasional. Untuk ini, bursa kripto harus terdaftar sebelumnya di registri VASP yang diluncurkan pada Juni oleh Komisi Sekuritas Nasional Argentina (CNV), pengawas sekuritas di negara tersebut.

Meskipun banyak bursa internasional yang masih belum terdaftar, peraturan tersebut mengatur dana yang disimpan di bursa tersebut harus ditransfer ke bursa terdaftar sebelumnya untuk menerima manfaat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Namun, ini tidak berarti cryptocurrency tidak akan membayar pajak tertentu setelah diumumkan. Setelah memasuki sistem keuangan Argentina, pemegang aset ini harus membayar barang pribadi, pajak penghasilan, dan upeti lainnya jika berlaku. 

Pembayar pajak memiliki waktu hingga 31 Maret untuk mendeklarasikan kripto mereka berdasarkan ketentuan undang-undang ini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Ferrari Bakal Perluas Pembayaran Kripto Mobil Sport di Eropa

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Sebelumnya, Ferrari mengungkapkan pihaknya akan memperluas skema penerimaan pembayaran dalam mata uang kripto untuk mobil sport mewahnya ke jaringan dealer Eropa mulai akhir bulan ini, setelah dimulai di Amerika Serikat tahun lalu.

"Perusahaan Italia itu juga akan memperluas skema ini pada akhir 2024 ke dealer lain di jaringan internasionalnya, di negara-negara di mana cryptocurrency diterima secara hukum,” kata Ferrari dalam pengumumannya, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (25/7/2024).

Meskipun sebagian besar perusahaan blue-chip telah menghindari kripto karena volatilitas bitcoin dan token lainnya membuat mereka tidak praktis untuk diperdagangkan, Ferrari mulai tahun lalu menerima pembayaran dalam mata uang kripto di AS, untuk memenuhi permintaan dari pelanggannya yang kaya.

"Masuknya ke pasar Eropa mengikuti keberhasilan peluncuran sistem pembayaran alternatif ini di Amerika Serikat kurang dari setahun yang lalu, untuk mendukung dealer dalam memenuhi kebutuhan kliennya yang terus berkembang,” kata perusahaan itu.

Ia menambahkan, sebagian besar dealernya di wilayah tersebut telah mengadopsi atau sedang dalam proses mengadopsi sistem pembayaran baru.Regulasi yang tidak merata dan penggunaan energi yang tinggi sejauh ini juga menghambat penyebaran kripto sebagai alat pembayaran.

Pada peluncuran skema ini sebelumnya di AS, Ferrari telah beralih ke salah satu pemroses pembayaran mata uang kripto terbesar, BitPay, dan mengizinkan transaksi dalam bitcoin, ether, dan USDC, salah satu stablecoin terbesar.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya