Liputan6.com, Jakarta Selama ini para orangtua selalu diajarkan untuk mengendalikan, memendam, meredam, dan menyimpan semua beban hidup lalu move on, melanjutkan kehidupan.
Padahal, beban-beban ini justru dapat menumpuk di dalam sistem fisiologis. Di sistem saraf ini tersimpanlah beban-beban yang siap untuk muncul suatu waktu. Itulah mengapa seseorang bisa mengalami kemarahan mendadak yang tidak bisa dikendalikan oleh pikirannya.
Advertisement
Masa-masa seperti ini bisa dipicu juga oleh burnout akibat kelelahan kerja atau kekesalan terhadap orang lain yang dilimpahkan kepada anak-anak.
Misalnya, kekesalan terhadap pasangan yang meluap-luap di rumah tidak bisa disampaikan karena berbagai alasan. Namun, kepada anak yang mungkin tidak bisa merespons karena memiliki power yang lebih rendah, maka sering kali orang menggunakan abusive power ini untuk melampiaskan kekesalan.
Terkait ledakan emosi, burnout, dan masalah psikis lain yang bisa dialami para orangtua, pakar hilangkan trauma Caezarro Rey Abishur menyampaikan tiga hal yanga bisa diambil pelajaran:
Kurangi Aktivitas Berlebih
“Mengurangi aktivitas yang berlebihan yang bisa menyebabkan burnout akan memberikan ketenangan tertentu yang akhirnya membantu bayi bertumbuh dengan lebih baik,” ujar pria yang akrab disapa Rheo dalam keterangan pers, Sabtu (3/8/2024).
Kutipan pertama ini menekankan pentingnya keseimbangan dan menjaga kesehatan mental selama kehamilan. Ini mengingatkan ibu hamil untuk tidak memaksakan diri, yang sangat relevan dan bermanfaat bagi kesejahteraan ibu dan bayi.
Hindari Aktivitas yang Terlalu Melelahkan
"Hindari melakukan aktivitas yang terlalu melelahkan agar tidak terjadi ledakan-ledakan beban di dalam hati yang tersimpan."
Kutipan kedua memberikan saran praktis untuk mengelola stres dan menghindari kelelahan emosional. Ini penting karena menjaga kesehatan emosional ibu berdampak langsung pada perkembangan bayi dan dinamika keluarga.
Dukungan Orang Sekeliling Sangat Membantu
"Bantuan atau kerja sama dari orang-orang di sekeliling yang menjaga mereka akan sangat membantu."
Kutipan ketiga menyoroti pentingnya dukungan sosial. Mengingatkan bahwa dukungan dari keluarga dan teman sangat penting selama kehamilan, yang dapat membantu mencegah dan mengatasi stres serta masalah kesehatan mental.
Advertisement
Relevan dengan Topik Kehamilan hingga Pengasuhan Anak
Menurut Rheo, semua kutipan ini relevan dengan topik kehamilan, kesehatan mental, dan pengasuhan anak sehingga bermanfaat bagi pembaca.
Kutipan-kutipan ini memberikan saran praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi ibu hamil dan pengasuh anak.
“Kutipan-kutipan ini memberikan motivasi dan menekankan pentingnya dukungan sosial dan profesional, yang sangat penting bagi kesejahteraan emosional,” ujar Kreator Tension Releasing Technique itu.
Dia menambahkan, kutipan ini mengandung pesan harapan dan komitmen untuk masa depan yang lebih baik, yang dapat menginspirasi pembaca untuk mengambil tindakan positif.
Soal Kasus Kekerasan di Daycare
Rheo juga menanggapi soal kasus kekerasan pada anak yang diduga dilakukan oleh pemilik daycare sekaligus influencer parenting, Meita Irianty.
Ibu hamil melakukan penganiayaan pada anak, menurut Rheo, bisa terjadi akibat amigda la hijack atau pikiran yang dibajak tubuh.
“Fenomena ini dikenal sebagai amigdala hijack, proses di mana pikiran bawah sadar membajak semua fungsi pikiran sadar, rasionalitas, dan berpikir seseorang. Hal ini sering terjadi ketika seorang ibu sedang mengandung, di mana perubahan hormon bisa berpengaruh sangat banyak,” kata Rheo.
“Ditambah lagi dengan persoalan fisiologis yang sudah menumpuk, terutama jika ada beban-beban emosi dari masa lalu yang tersimpan di dalam tubuh mereka,” tambahnya.
Beban-beban ini terkadang tidak disadari dan tertampung sedikit demi sedikit, yang akhirnya menjadi sesuatu yang banyak jika tidak tahu cara melepaskannya.
Advertisement