Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan lebih banyak kemampuan militer defensifnya ke Timur Tengah untuk memperkuat perlindungan pasukan AS di kawasan tersebut dan membela Israel. Hal tersebut disampaikan Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh pada Jumat (2/8/2024).
"Pengerahan tersebut akan dilakukan sebagai respons terhadap ancaman dari Iran dan milisi yang didukung Iran," kata Singh, seperti dikutip langsung dari situs resmi Pentagon, Sabtu (3/8).
Advertisement
Setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, AS berjanji membantu membela negara itu. Kemudian pada bulan April, ketika Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran melancarkan serangan ke Israel, AS memimpin koalisi yang membantu mempertahankan negara tersebut dari pesawat nirawak dan rudal bersenjata.
Singh mengatakan komitmen untuk menempatkan lebih banyak kemampuan pertahanan di kawasan Timur Tengah berasal dari percakapan antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Pagi ini, Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III menindaklanjuti percakapan tersebut dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant," ujarnya.
"Kami telah menunjukkan sejak Oktober dan sekali lagi pada bulan April (bahwa) pertahanan global AS bersifat dinamis dan kementerian mempertahankan kemampuan untuk melakukan pengerahan dalam waktu singkat untuk menghadapi ancaman keamanan nasional yang terus berkembang."
Dia menambahkan, "Sebagai hasilnya, menteri (Austin) akan mengarahkan beberapa gerakan postur kekuatan mendatang untuk memperkuat perlindungan kekuatan bagi pasukan AS di seluruh kawasan, untuk memberikan dukungan yang lebih besar bagi pertahanan Israel, dan untuk memastikan AS siap menanggapi krisis yang terus berkembang ini."
Murni Bersifat Defensif
Pasukan dan/atau unit apa yang akan dikerahkan, menurut Singh, masih harus ditentukan.
"AS sudah memiliki kemampuan pertahanan yang kuat di kawasan dan pasukan tersebut dapat dikerahkan Kembali," tutur Singh.
Singh menggarisbawahi kemampuan apa pun akan murni bersifat defensif dan akan "mengirim pesan pencegahan".
AS, sebut Singh, akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra untuk meredakan situasi di kawasan.
"Sekutu dan mitra membantu mengalahkan serangan pada bulan April dan sejumlah negara berpartisipasi dalam Operasi Prosperity Guardian di Laut Merah untuk menjaga jalur komunikasi laut yang vital itu tetap terbuka," kata dia.
"Semua kemampuan pertahanan mendukung pencegahan dan de-eskalasi. Kami akan terus mendorong de-eskalasi dan cara terbaik untuk mewujudkannya adalah dengan kesepakatan gencatan senjata, sehingga kami juga dapat membebaskan sandera (warga) AS. Kami yakin bahwa itu akan menjadi cara terbaik untuk meredakan dan menurunkan ketegangan di kawasan itu."
Advertisement