Liputan6.com, Jakarta PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) mengumumkan kinerja menggembirakan pada paruh pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Pendapatan perseroan meningkat sebesar 17% menjadi sebesar Rp 144 miliar dibandingkan semester pertama tahun 2023 sebesar Rp 123 miliar. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi Rp 90,82 miliar dari Rp 72,86 miliar pada semester I 2023.
Advertisement
Dari rician itu, perseroan mengantongi laba kotor Rp 52,98 miliar, masih naik dibandingkan laba kotor semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 50,28 miliar. Beban usaha pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp 31,79 miliar atau naik dibanding beban usaha semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 29,28 miliar.
Alhasil, perseroan mencatatkan laba usaha Rp 21,19 milir, naik tipis dari laba usaha semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 21 miliar. Pada periode yang sama, perseroan membukukan keuntungan atas penjualan aset tetap dan aset tidak digunakan sebesar Rp 756,9 juta, pendapatan bunga Rp 501,82 juta, dan ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi Rp 288.179.
Kemudian beban bunga pada semester I 2024 tercatat sebesar Rp 4,69 miliar, pendapatan lainnya Rp 501,44 juta, dan beban lain-lain Rp 2,93 miliar. Setelah memperhitungkan pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 14,2 miliar atau meningkat sebesar 3% dibandingkan semester pertama 2023, di mana laba bersih perseroan adalah sebesar Rp 13,9 miliar.
EBITDA perseroan juga meningkat sebesar 17% dimana terjadi peningkatan dari Rp 38 miliar pada 2023 menjadi Rp 45 miliar pada 2024. Peningkatan EBITDA tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan.
Aset
Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp 362,83 miliar, naik dari posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 351,82 miliar. Liabilitas ikut naik menjadi Rp 129,23 miliar dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 123,68 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 juga naik menjadi Rp 233,6 miliar dibanding posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 228,14 miliar.
Seperti diketahui perseroan mempunyai 3 lini usaha yaitu bus charter (White Horse), intercity shuttle dan logistik (DayTrans), serta open trip (Explorer.ID). Ketiga lini usaha tersebut membukukan kinerja pendapatan yang positif selama semester pertama 2024. Pendapatan segmen bus charter meningkat dari Rp 50,4 miliar pada 2023 menjadi Rp 57,8 miliar pada 2024 atau meningkat sebesar 15%.
Pendapatan segmen intercity shuttle meningkat dari Rp 67,8 miliar pada 2023 menjadi Rp 80 miliar pada 2024 atau meningkat sebesar 18% dibandingkan dengan tahun 2023. Untuk segmen open trip, pendapatan di semester pertama 2024 juga meningkat sebesar 15% menjadi Rp 5,4 miliar dibandingkan pada semester I tahun lalu yang hanya sebesar Rp 4,7 miliar.
Advertisement
Lini Usaha Bus Charter
Pada lini usaha bus charter, perseroan terus menitikberatkan kepada segmen perusahaan untuk kegiatan corporate shuttle dan outing. Di segmen sekolah terutama untuk kegiatan field trip serta sektor perorangan (FIT).
"Adanya pent-up demand yang begitu besar yang didapatkan melalui peran sosial media. perseroan juga melakukan renovasi atas beberapa armada sehingga pelanggan merasa nyaman saat menggunakan armada perseroan. Selain itu perseroan menghadirkan beberapa armada baru agar dapat menopang pendapatan perseroan," ungkap Direktur Finance & Accounting WEHA Transportasi Indonesia Tbk, Edgar Surjadi, dikutip Sabtu (3/8/2024).
Di lini usaha intercity shuttle selama tahun 2024, perseroan melakukan penambahan armada dan menambah counter baru serta area baru namun tetap mempertahankan rute-rute yang menjadi favorit bagi pelanggan. Bisnis paket juga ikut menyumbang utilisasi kendaraan per-trip yang dijalankan di lini usaha intercity shuttle dan logistik.
Di lini usaha open trip peningkatan pendapatan disebabkan adanya kenaikan permintaan terutama saat adanya libur Lebaran serta liburan panjang. Di mana masyarakat dapat memanfaatkan liburan cuti bersama sebagai waktu untuk melakukan perjalanan wisata.