Pelajar Terduga Teroris di Malang Beli Bahan Peledak Hasil Nabung Uang Jajan dari Orang Tua

Densus 88 Antiteror Polri menemukan bahan peledak TATP di rumah pelajar terduga teroris di Malang, Jawa Timur. Remaja berusia 19 tahun itu merakit bom 'mother of satan' di rumahnya sendiri dan diketahui oleh orang tuanya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 03 Agu 2024, 13:10 WIB
Densus 88 menangkap terduga teroris di Kota Batu Jatim. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri telah menangkap seorang pelajar terduga teroris berinisial HOK di Jalan Langsep, Malang, Jawa Timur pada Rabu 31 Juli 2024 malam.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, remaja berusia 19 tahun itu dapat membeli bahan peledak dan kimia untuk merakit bom hasil menabung uang jajan dari orang tuanya.

“Bahwa setelah digali, biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan-bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari ditabung sendiri. Uang jajan kalau menurut keterangannya yang diberikan oleh orang tua yang bersangkutan,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Sabtu (3/8/2024).

Diketahui, dalam proses penggeledahan, petugas menemukan bahan peledak TATP (Triaceton Triperoxide), yang merupakan bahan peledak paling sensitif. Bahan itu bisa memiliki daya ledak tinggi atau high explosive, sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan.

Bahkan, saking berbahayanya, TATP kerap dijuluki dengan sebutan 'Mother of Satan'. Selain bahan peledak, ditemukan juga ketapel, jarum, suntikan, hingga gotri.

“Jadi di sini kita perlu betul-betul memperhatikan sebegitu tingginya motivasi dari seorang remaja seperti HOK, yang menabung sendiri uangnya membeli bahan-bahan peledak,” kata Aswin.

Menurut dia, HOK memesan bahan peledak dan berbagai jenis bahan kimia menggunakan alamat rumahnya sendiri. Pembuatan bom juga dilakukan di kediamannya.

“Dan itu diketahui oleh orang tua yang bersangkutan. Tentu kita di sini mengimbau, supaya sebagai orang tua atau bagian dari keluarga yang mengetahui hal seperti ini untuk segera menghentikan. Kami sangat terbuka menerima laporan apabila ada hal yang bersifat emergency,” kata Aswin menandaskan.

 


Simpatisan ISIS

Dalam video berdurasi 4 menit 38 detik itu tampak berkibar bendera yang selama ini digunakan kelompok ISIS.

Sebelumnya, Aswin menyampaikan bahwa HOK merupakan pendukung atau simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.

"HOK adalah Pendukung ISIS atau Daulah Islamiyah," kata Aswin saat dikonfirmasi wartawan, Kamis 1 Agustus 2024.

HOK merupakan tersangka teroris yang hendak menebar teror bom di dua rumah ibadah di Malang, Jawa Timur. Atas keterlibatannya, dia disangkakan Pasal 15 jo Pasal 7 dan atau Pasal 9 undang- undang No. 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi undang-undang.

 


Rencana Teror Tak Terkait Kunjungan Paus

Tim Densus 88 Antiteror mengamankan sejumlah barang bukti dari  rumah seorang terduga teroris di Kota Batu pada Kamis, 1 Agustus 2024 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan rencana aksi terorisme pelajar HOK yang ditangkap di Batu, Malang, Jawa Timur tidak terkait dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, saat disinggung soal rencana aksi teror dua tempat ibadah dari HOK.

"Tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus," ujar Aswin kepada wartawan, Jumat (2/8/2024).

Kendati demikian, Aswin mengatakan untuk kepentingan penyidikan saat ini pihaknya masih mendalami keterlibatan HOK dengan memeriksa sejumlah saksi terkait aktivitas tersangka.

"Ada 4 (orang diamankan), 1 di Solo dan 3 di Malang. Bapak HOK (diamankan di Solo) dan (tiga lainnya di Malang) yang tahu aktivitas tersangka (HOK). Sejauh ini hanya 1 tersangka HOK," jelasnya.

Infografis Penangkapan Terduga Teroris di Kota Batu Jatim. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya