Liputan6.com, Jakarta Indonesia menempati posisi kedua kasus tuberkulosis terbanyak di dunia sesudah India. Diprediksi di Indonesia tiap tahunnya ada 1.060.000 kasus baru. Guna menekan penularan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menargetkan pada tahun 2024 bisa menemukan 900 ribu kasus tuberkulosis atau TBC.
"Diharapkan tahun ini 900 ribu kasus TBC ditemukan," kata Menkes Budi.
Advertisement
Bila pasien tuberkulosis ditemukan lalu langsung diberikan pengobatan maka bisa mencegah penularan. Pada umumnya pengobatan TBC dengan mengonsumsi obat secara rutin selama 4-6 bulan. Ketika sudah makan obat TBC dengan rutin makan maka bisa menghentikan penularan penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis itu di masyarakat.
"Pasien TBC tidak akan menularkan kalau sudah dikasih obat, sehingga diharapkan makin lama makin sedikit kasus TBC," tambah kata Budi dalam peluncuran alat skrining TBC Portable X-Ray di Gedung Sate, Jawa Barat.
Sebar Alat Skrining TBC Portable X-Ray
Salah satu upaya menemukan kasus tuberkulosis dengan kehadiran alat skrining tuberkolosis (TB), Portable X-Ray.
Portable X-Ray ini dapat mendeteksi penyakit TBC dengan lebih cepat terutama pada anak-anak. Dimana bisa diketahui dengan rontgen, salah satunya lewat Portable X-Ray.
Saat ini, ada 25 Portable X-Ray yang merupakan bantuan dari Uni Emirat Arab (UEA). Alat tersebut didistribusikan ke wilayah prioritas dengan kasus TBC tinggi seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Maluku.
Alat Skrining TBC Portable X-Ray Harusnya ada 2 Tiap Provinsi
Nantinya, kata Budi, masing-masing provinsi diharapkan punya dua alat Portable X-Ray itu.
"Butuhnya untuk nasional, kami merasa masing-masing provinsi harus punya 2 alat portable X-Ray, tapi saat ini kami mau prioritaskan ke provinsi-provinsi yang tinggi kasus TBC-nya," katanya saat peluncuran alat tersebut di Bandung.
Setelah peluncuran diharapkan wilayah lain yang mendapatkan Portable X-Ray dapat segera memulai kegiatan Active Case Finding bulan Agustus ini.
Advertisement
Temuan Kasus TBC Tahun-Tahun Sebelumnya
Mengingat kasus TBC di Indonesia tinggi, sejak pandemi COVID-19 tim surveilans aktif mencari kasus tuberkulosis.
"Itu sebabnya kenapa pemerintah sekarang, sejak pandemi COVID-19, TBC ditangani secara agresif melakukan program surveilans untuk menemukan di mana saja," ucap Menkes Budi.
Tim surveilans berhasil melakukan penemuan 500 ribuan kasus pada 2021, meningkat menjadi 700 ribuan kasus pada 2022, dan kembali meningkat menjadi 800 ribuan pada 2023.
Apa Itu Penyakit TBC?
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, dan otak.
TB ditularkan melalui udara saat seseorang yang terinfeksi TB aktif batuk atau bersin, melepaskan bakteri ke udara. Orang yang menghirup bakteri tersebut dapat tertular TB. Gejala umum TB meliputi batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, batuk berdarah, nyeri dada, lemah, penurunan berat badan, demam, dan berkeringat pada malam hari.
Sebenarnya, tuberkulosis adalah penyakit yang sudah ditemukan sejak 3 ribu tahun SM. Namun, hingga kini penyakit ini masih ada.
Advertisement