Kekayaan Ragam Tenun dalam Aneka Rupa Tafsir Mode di JF3 2024

Cita Tenun Indonesia mengangkat beragam jenis Tenun dengan teknik pembuatan dan karakteristik berbeda. Desainer mode Andreas Odang, Eridani, Hian Tjen, Sherlyta Puspa Lestari serta Zico Halim dan Margaretha Novianty dari label Tangan Privé di JF3 2024.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 03 Agu 2024, 17:32 WIB
Desainer mode Andreas Odang, Eridani, Hian Tjen, Sherlyta Puspa Lestari serta Zico Halim dan Margaretha Novianty dari label Tangan Privé di JF3 2024. (Dok: JF3)

Liputan6.com, Jakarta - Cita Tenun Indonesia kembali mempersembahkan tajuk presentasi Jalinan Lungsi Pakan pada perhelatan Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2024 di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta pada 30 Juli 2024. Persembahan ini merupakan bentuk kepedulian Cita Tenun dan JF3 pada wastra Tenun.

Di kesempatan tersebut, Cita Tenun Indonesia mengangkat beragam jenis Tenun dengan teknik pembuatan dan karakteristik berbeda. Desainer mode Andreas Odang, Eridani, Hian Tjen, Sherlyta Puspa Lestari serta Zico Halim dan Margaretha Novianty dari label Tangan Privé ditunjuk untuk memaparkan tafsiran partikular akan keindahan karakteristik kain Tenun tersebut dalam wujud busana modern.

"Penamaan Jalinan Lungsi Pakan mengacu pada filsafat umum pembuatan kain Tenun, yaitu kegiatan menyelipkan Pakan –benang yang digerakkan secara horizontal, terhadap Lungsi yaitu benang diam yang terbentang vertikal pada alat Tenun," tutur Sjamsidar Isa, Pengurus Cita Tenun Indonesia yang menjadi project officer pagelaran mode Jalinan Lungsi Pakan sejak tahun 2012 melalui keterangan rilis kepada Liputan6.com.

Dari teknik dasar tersebut, tercipta beragam jenis Tenun seperti Tenun Datar, Tenun Songket, Tenun Ikat dan Tenun Sobi. Semua itu ditampilkan lewat interpretasi kontemporer oleh lima desainer dan label mode terpilih.

Tenun Datar adalah jenis Tenun dengan teknik pembuatan sederhana, melibatkan benang Lungsi dan Pakan berwarna tunggal, tanpa penambahan benang ekstra yang biasanya menghasilkan Tenun dengan motif garis (contohnya Tenun Lurik), kotak (seperti Motif Poleng) atau monokrom (satu warna atau polos). 


Tenun Datar dan Tenun Sabuk

Karya Desainer mode Andreas Odang, Eridani, Hian Tjen, Sherlyta Puspa Lestari serta Zico Halim dan Margaretha Novianty dari label Tangan Privé di JF3 2024. (Dok: JF3)

Salah satu jenis Tenun Datar adalah Tenun Sabuk Anteng Lombok dari Nusa Tenggara Barat yang diolah pemenang kompetisi desain Next Young Promising Designer 2019, Sherlyta Puspa Lestari. Ia membuat tenun menjadi koleksi busana feminin untuk label besutannya By Sherlita dengan judul Roemah Noesantara: Lombok.

Tenun Sabuk Anteng Lombok awalnya berfungsi sebagai korset penahan atau stagen bagipara perempuan tradisional Lombok. Selain penggunaannya lebih generik, Tenun yangmemiliki motif garis kini juga hadir dalam penambahan ragam hias atau motif tertentu.

Tenun Sabuk Anteng yang digunakan pada pagelaran ini, misalnya, dihias dengan teknik Songket sederhana pada bagian Lungsi. Tenun Songket merupakan jenis Tenun yang memiliki ciri fisik timbul atau berdimensi. Secara umum, Tenun Songket dibuat dengan cara menambahkan benang Pakan di atas benang Lungsi. 

Benang pakan tambahan tersebut akan diselingkan di atas dan di bawah benang lungsi secara berulang-ulang hingga tercipta ragam hias atau motif. Bagaimana pun, terdapat pula teknik Songket dengan penambahan benang Lungsi di atas benang Pakan.

 


Tenun Songket Tak Selalu dengan Benang Emas

Karya desainer di ajang JF3 2024 kolaborasi JF3 dengan Cita Tenun Indonesia. (Dok: @jf3_info https://www.instagram.com/p/C-Bz6W_SPic/?igsh=MXU1MjJjMGs4bHM4ZQ==)

 

Stereotip dan pengertian yang keliru akan Tenun Songket adalah mutlaknya kehadiran benang emas, perak atau warna metalik lainnya. Berdasarkan sejarah, penggunaan metalik dominan diIndonesia bagian Barat (Pulau Sumatra hingga Kalimantan Barat). Bergeser ke Timur, Tenun Songket non-metalik lebih dominan.

Tenun Songket yang dipamerkan pada Jalinan Lungsi Pakan 2024 berasal dari Kabupaten Klungkung, Bali dan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kedua jenis Tenun Songket yang dibawakan dalam gelaran ini memiliki desain exquisite dan detail rumit sertamembutuhkan keahlian khusus dan waktu pembuatan yang cukup panjang, sehingga layak dimasukkan ke dalam kategori barang mewah.

Tenun Songket Bali diolah desainer Andreas Odang menjadi koleksi bernapas romantis berjudul Rhapsody Geometry. Sementara itu, Tenun Songket Sambas atau Tenun Lunggi dengan motif rancangan desainer tekstil Ratna Panggabean dikreasikan oleh perancang busana Hian Tjen lewatteknik potong, draping dan corsetry di bawah tajuk Pitarah. 

Tenun Ikat adalah jenis Tenun yang motifnya diperoleh dari teknik pewarnaan benang yang diikat sesuai dengan desain motif yang telah direncanakan, lalu dicelup sebelum ditenun menjadi sebuah kain. Proses pembuatan Tenun Ikat melibatkan benang yang dibentangkan terlebih dahulu pada sebuah bingkai dan direntangkan hingga tegang.


Gabungan Kesan Maskulin dan Feminin

Karya desainer di ajang JF3 2024 kolaborasi JF3 dengan Cita Tenun Indonesia. (Dok: @jf3_info https://www.instagram.com/p/C-Bz6W_SPic/?igsh=MXU1MjJjMGs4bHM4ZQ==)

Setelah itu, benang tersebut diberi motif dan diikat dengan sangat kencang sesuai dengan motif yang diinginkan sebelum dicelup ke dalam larutan pewarna, dikeringkan, dan dikerjakan menjadi sebuah kain. Pada peragaan mode ini, Tenun Ikat yang dipakai merupakan buah rancang mitra kerjadesainer tekstil Nining Koestedjo yang terinspirasi dari Pulau Tidore, Maluku Utara.

Tenun Ikat dengan motif-motif bernama To Ado Re, Gmode Mabunga dan Sung Sung tersebut digarap menjadi koleksi dekonstruksi-asimetri oleh Zico Halim dan Margaretha Novianty untuk lini khusus dari label Tangan, Tangan Privé. Tenun Sobi adalah jenis Tenun yang unik karena motifnya hanya terlihat di bagian depankain, sedangkan bagian belakang polos tanpa motif.

Karakteristik kontras pada dua sisi kaintersebut tercipta karena saat benang Pakan dimasukkan, benang Lungsi akan diselingkan dibawah atau diturunkan. Sobi merupakan teknik pembuatan kain Tenun tradisional khas suku Bugis yang tersebar di beberapa tempat di Pulau Sulawesi (khususnya Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan) beserta pulau-pulau satelitnya (KepulauanWakatobi, Pulau Muna dan sejumlah pulau kecil lainnya).

Tenun Sobi yang dihadirkan pada presentasi ini berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Tenun itu diolah desainer Eridani menjadi koleksi sarat kesan juksta posisi maskulin-feminin halus lewat aksen struktur dan draperi berjudul Mae Muna untuk labelnya, Eri.

Jalinan Lungsi Pakan merupakan judul presentasi pagelaran mode kolaboratif yang telah berjalan sejak 2012 dengan melibatkan berbagai perancang busana senior, desainer muda serta label mode yang memiliki beragam garis rancang dan penggemar setia.

Tujuan dengan adanya pemilihan desainer bersifat komprehensif ini adalah agar terus meluasnya stakeholder Tenun lewat bermacam interpretasi dan estetika. Jalinan Lungsi Pakan 2024 merupakan gelaran ke-11 dan hanya absen di 2020 dan 2021 saat wabah Covid-19 melanda Indonesia dan dunia. 

Macam-macam material fesyen berkelanjutan. (dok. Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya