Liputan6.com, Jakarta Eks Ketua Komisi III DPR RI Pieter Cannys Zulkifli mengatakan, selama ini Indonesia belum sepenuhnya menyadari potensi ekonomi meski dilimpahi sumber daya alam yang melimpah.
"Ketergantungan berlebihan pada satu komoditas, korupsi, dan kurangnya inovasi adalah beberapa faktor yang sering disebut sebagai kutukan sumber daya alam," kata dia dalam keterangannya, Sabtu (3/8/2024).
Advertisement
"Indonesia, dengan kekayaan alam yang melimpah, juga tidak luput dari ancaman kutukan ini," sambungnya.
Dia pun menjabarkan, berbagai kasus korupsi di komoditas sumber daya alam masih terjadi. Dan ini harus diatasi.
"Korupsi di sektor sumber daya alam yang merajalela menyebabkan hilangnya potensi pendapatan negara dan merusak lingkungan," ungkap Pieter.
Karena itu, lanjut dia, untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia harus melakukan diversifikasi ekonomi. Hal ini melibatkan pengembangan pertumbuhan di berbagai sektor seperti manufaktur, jasa, dan teknologi.
Selain itu, masih kata Pieter, salah satu caranya adalah memerangi korupsi.
"Investasi besar-besaran dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia juga sangat penting untuk membangun tenaga kerja terampil yang mampu bersaing dalam ekonomi global. Memperkuat lembaga, mempromosikan transparansi, dan memerangi korupsi menjadi bagian penting lain yang wajib dilakukan,” beber Pieter.
Mencontoh Negara Lain
Bagi Pieter, Indonesia seharusnya dapat mengambil inspirasi dari negara-negara seperti Norwegia, Singapura, dan bahkan Uni Emirat Arab yang telah berhasil mengelola sumber daya alam mereka dan mencapai tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi.
Karena itu, di momen jelang HUT RI ini, adalah bagaimana semua ihak harus memiliki tangung jawab mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya dan berkelanjutan.
"Jalan ke depan memang penuh tantangan, tetapi bukan berarti tidak dapat dilalui. Dengan perencanaan yang matang, kebijakan yang tepat, dan komitmen yang kuat, kita bisa keluar dari kutukan sumber daya alam dan membangun Indonesia yang lebih maju, adil, bermartabat, dan bebas dari korupsi," pungkasnya.
Advertisement