Turki Sudah 2 Hari Blokir Instagram, Ada Apa?

Menurut media Turki, 50 dari 85 juta penduduk negara tersebut memiliki akun Instagram.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Agu 2024, 18:35 WIB
Ilustrasi Instagram. (Dok. purzlbaum/Unsplash)

Liputan6.com, Ankara - Pengguna Instagram di Turki mendapati akses ke jaringan media sosial itu diblokir untuk hari kedua pada hari Sabtu (3/8/2024), menyusul tuduhan penyensoran perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebut dari seorang pejabat tinggi Turki.

Otoritas regulasi dan inspeksi telekomunikasi nasional Turki (BTK) mengumumkan di situs web-nya pada hari Jumat (2/8) bahwa platform milik Meta telah dibekukan, tanpa memberikan alasan apa pun.

Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Abdulkadir Uraloglu mengatakan pada hari Jumat bahwa Instagram telah mengabaikan tuntutan pemerintah agar menghapus unggahan tertentu.

"Negara kami memiliki nilai dan kepekaan. Meskipun kami telah memperingatkan, mereka tidak peduli dengan konten kriminal. Kami memblokir akses. Jika mereka mematuhi hukum kami, kami akan mencabut larangan tersebut," ungkap Uraloglu, seperti dilansir Al Arabiya.

Sebelumnya, pada hari Rabu (31/7), direktur komunikasi presiden, Fahrettin Altun, menuduh Instagram melakukan penyensoran, dengan mengatakan bahwa Instagram mencegah orang-orang melayangkan pesan belasungkawa untuk pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh.

"Ini adalah upaya yang sangat jelas dan nyata untuk menyensor," kata Altun di platform X.

Haniyeh, yang merupakan sekutu dekat Presiden Recep Tayyip Erdogan, tewas di Teheran, Iran, pada hari Rabu dalam sebuah serangan yang dituduhkan kepada Israel.

Erdogan menetapkan hari berkabung nasional untuk mengenang Haniyeh, yang memainkan peran penting dalam perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama hampir 10 bulan di Jalur Gaza.

Namun, sumber anonim BTK membantah tindakan pihaknya disebabkan oleh pemblokiran unggahan tentang Haniyeh oleh Instagram. Dia menjelaskan kepada situs web Medyascope bahwa pemblokiran disebabkan oleh penghinaan terhadap Mustafa Kemal Ataturk, bapak pendiri Turki modern, dan "kejahatan" termasuk drug games (dan) pedofilia.

Oposisi sosial-demokrat dan nasionalis, serta profesional hukum di Ankara mengajukan petisi ke pengadilan pada Jumat malam agar pembekuan tersebut dicabut.

Ini bukan pertama kalinya otoritas Turki memblokir sementara akses ke situs media sosial, termasuk Facebook, X, dan Wikipedia.


Kecaman Anwar Ibrahim untuk Meta

Ilustrasi Instagram. (Dok. Freepik)

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga menyoroti perilaku Instagram. Pada Kamis (1/8). Anwar mengecam penyensoran yang dilakukan Meta berkaitan dengan ungkapan belasungkawa terhadap Haniyeh.

"Meta sekali lagi bertindak biadab dan telah menghina perjuangan rakyat Palestina apabila menurunkan hantaran video serta ucapan takziah dan kritikan terhadap pembunuhan Almarhum Ismail Haniyeh," tulis Anwar.

Dia menambahkan, "Tidak masuk akal apabila hantaran menghormati seorang pejuang yang berusaha memerdekakan tanah airnya daripada kezaliman dan penderitaan dianggap berbahaya."

"Peringatan tegas saya terhadap Meta - usah jadi bacul dan perkakas rejim zalim Zionis Israel!"

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya