Liputan6.com, Cilacap - Ulama kondang nan kharismatik asal kota yang berjuluk The Cola of Java, yakni KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menyarankan hal unik saat kita sedang mengalami kesusahan masalah rezeki atau rezeki seret.
Memang masalah rezeki menjadi salah satu dari sekian banyak permasalahan yang kerap dihadapi oleh banyak orang. Masalah ini pun tidak mengenal usia. Jadi pernah dirasakan oleh siapapun.
Salah satu kondisi rezeki seret atau sedang mengalami masalah rezeki sebagaimana dicontohkan murid kinasih Mbah Moen ini yakni saat tidak memiliki uang.
Baca Juga
Advertisement
Ulama yang dijuluki ‘Manusia Al-Qur’an’ ini menyarankan jika dalam kondisi seperti ini sebaiknya tidak usah keluar rumah. Sebab jikalau keluar rumah, maka akan melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain.
“Tidak punya uang marah-marah dan keluar rumah bertemu orang. Wah…hampir semua orang jadi korban kan?” ujarnya dikutip dari tayangan YouTube Short @alqolbumutayyam89, Sabtu (03/08/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Kondisi Psikologis Tidak Stabil
Gus Baha mencontohkan kisah yang tegolong kocak perilaku-perilaku buruk karena kondisi psikologisnya sedang tidak stabil saat mengalami kesulitan masalah rezeki atau tak memiliki uang.
Salah satu contohnya ialah ketika kita bertanya kepada seseorang yang sedang mengalami hal ini, tenu saja jawabannya akan menyakitkan hati.
“Mau ke mana?” kata Gus Baha mencontohkan pertanyaan yang dialamatkan kepada seseorang yang sedang pusing masalah rezeki.
“Mau ke depan, tanya-tanya!” terangnya mencontohkan jawaban yang nyleneh.
“Lho banyak orang bingung seperti itu, ditanya: dari mana?” kata Gus Baha lagi.
“Dari belakang, ha..ha..ha..” kelakarnya.
“Ha..ha…ha…,” sahut para jemaah.
Advertisement
Tidak Keluar Rumah
Gus Baha menyarankan jika kita sedang pusing karena sedang mengalami hal itu sebaiknya tidak keluar rumah. Sebab jikalau dipaksakan keluar rumah akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
“Maksud saya kalau lagi weng (pusing---pen) itu tidak usah keluar, di rumah saja,” tandasnya
“Sebab laa dharara wa laa dhiraara (jangan merusak diri sendiri dan orang lain),” sambungnya.
“Muka seperti itu muka lagi konflik, dibuat dari tanah konflik," kelakarnya.
“Makanya kalau ada orang suka bertengkar guyonannya kiai-kiai itu, mungkin dulukamu dibuat dari tanah sengketa,” imbuhnya.
“Ha..ha…ha…,” sahut tawa para jemaah.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul