Liputan6.com, Jakarta - Kita seringkali tidak menyadari bahwa ada orang-orang hasud yang mencoba melakukan adu domba kita melalui isu-isu sensitif seperti sholat dan aurat.
Mereka sering memanfaatkan perbedaan dalam praktik keagamaan untuk menciptakan konflik dan perpecahan, misalnya dengan mengatakan "sholat tapi tidak berjilbab" atau "berjilbab tapi tidak sholat."
Ungkapan-ungkapan ini bukan hanya merendahkan individu, tetapi juga memecah belah umat. Padahal, sholat dan menutup aurat adalah dua kewajiban yang sama pentingnya dalam Islam.
Memahami dan menghormati perbedaan praktik serta berfokus pada upaya memperbaiki diri sendiri daripada menghakimi orang lain adalah langkah yang lebih bijak untuk menjaga persatuan dan keharmonisan dalam komunitas.
Dikutip dari kanal YouTube @RaudhatulMuhibbin-v8x, KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang akrab disapa Buya Yahya, memberikan penjelasan mendalam mengenai fitnah dan adu domba terkait praktik sholat dan jilbab di masyarakat.
Dalam sebuah video singkat tersebut Buya Yahya menyampaikan pandangannya tentang perbandingan yang sering dilakukan oleh masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Menurut Buya, Seharusnya Begini Komentarnya
Buya Yahya memulai penjelasannya dengan menegaskan bahwa sering kali ada perbandingan yang tidak adil antara seseorang yang rajin sholat tetapi tidak mengenakan jilbab, dan seseorang yang mengenakan jilbab tetapi tidak sholat.
"Sholat rajin, sholat tapi gak pakai jilbab, perbandingannya bukan begitu, lho lho perbandingannya bukan gitu," kata Buya.
Ia menjelaskan bahwa perbandingan semacam ini adalah cerminan dari sikap licik dan tidak adil. "Perbandingan orang licik seperti itu, mana lebih bagus, menutup aurat tapi nggak sholat, atau sholat tapi buka aurat?" ujarnya dengan nada tegas.
Menurut Buya Yahya, seharusnya masyarakat bersyukur jika seseorang masih menutup aurat meskipun belum menjalankan sholat dengan sempurna.
"Harusnya Alhamdulillah dia masih menutup aurat biarpun belum sholat. Semoga besok jadi ahli ibadah," tuturnya.
Di sisi lain, Buya Yahya juga memberikan apresiasi bagi mereka yang rajin sholat meskipun belum menutup aurat secara sempurna.
Advertisement
Pandangan Negatif Berasal Kebusukan Hati
"Ada satu lagi yang membuka aurat tapi rajin sholat. Ya Allah, dia memang buka aurat tapi Alhamdulillah masih sholat. Semoga dengan sholatnya dia menutup aurat," imbuhnya.
Ia menyatakan bahwa pandangan negatif terhadap seseorang sering kali muncul karena kebusukan hati kita sendiri.
"Kenapa gitu aja kok susah kita sering gampang melihat orang dari sisi negatifnya? Karena kebusukan hati kita," ujar Buya Yahya dengan penuh keprihatinan.
Buya Yahya menekankan pentingnya mengedepankan sisi positif dalam pandangan kita terhadap sesama.
"Tidak ada yang sempurna dalam beragama, maka cara pandangnya adalah pandang sisi positifnya. Sisi negatifnya minta ampun kepada Allah," katanya.
Dalam video singkat tersebut ia juga menegaskan bahwa orang yang pintar adalah mereka yang dapat mengajak orang lain ke kebaikan. "Orang pintar itu mengajak ke kebaikan," pungkasnya.
Dengan penjelasan ini, Buya Yahya berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menilai dan memperlakukan sesama. “Mari kita saling mendukung dan mengingatkan satu sama lain dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang,” tutup Buya Yahya dalam video tersebut.
Video ini telah mendapatkan perhatian luas dari masyarakat yang ingin memahami perspektif Buya Yahya tentang isu-isu sosial dan agama yang tengah berkembang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul