Liputan6.com, Jakarta - Baginda Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang sempurna bagi umat Islam. Ada dua amalan yang tidak pernah beliau tinggalkan sepanjang hidupnya, bahkan dalam kondisi apapun.
Keteladanan ini menunjukkan betapa pentingnya konsistensi dalam menjalankan amalan-amalan tertentu, dan mengajarkan kita bahwa dalam keadaan apa pun, selalu ada ruang untuk melakukan kebaikan dan ibadah.
Dengan mengikuti jejak beliau, umat Islam diajak untuk terus berkomitmen dalam beribadah dan menjalankan amalan-amalan baik, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Syekh Ali Jaber semasa hidupnya pernah menekankan pentingnya dua sunnah Rasulullah SAW yang tidak pernah ditinggalkan oleh beliau dalam kondisi apapun, dalam sebuah ceramah yang disiarkan melalui platform Youtube, yang salah satunya di kanal @fajarsangpengingat.
Menurut Syekh Ali Jaber, dua sunah ini memiliki makna dan keutamaan yang sangat besar dalam kehidupan seorang Muslim.
Syekh Ali Jaber memulai penjelasannya dengan menyatakan bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga dua sunah tersebut dalam setiap keadaan, baik ketika sehat, sakit, sedang dalam perjalanan, maupun dalam kondisi perang.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ini yang Dimaksud Syekh Ali Jaber
"Ada dua sunah Rasulullah SAW yang tidak pernah ditinggalkan apapun keadaannya," ujar Syekh Ali Jaber dengan tegas.
Ia menjelaskan bahwa dua sunah tersebut adalah sunah witir dan sunah qabliah subuh.
"Yang pertama, sunah witir. Yang kedua, sunah qabliah subuh," tambah Syekh Ali Jaber. Menurutnya, kedua sunah ini merupakan amalan yang sangat penting dan harus selalu diperhatikan oleh umat Islam.
Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa sunah witir adalah sholat malam yang dilakukan setelah sholat Isya.
"Sunah witir adalah sholat malam yang dilaksanakan setelah sholat Isya dan sebelum sholat Subuh. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya meskipun dalam keadaan apapun," ujar beliau.
Syekh Ali Jaber menambahkan bahwa sunah witir memiliki keutamaan yang besar, terutama dalam memohon ampunan dan keberkahan dari Allah.
"Sholat witir merupakan kesempatan untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan," jelas Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber juga menjelaskan mengenai sunah qabliah subuh, yaitu sholat sunnah sebelum sholat Subuh. "Yang kedua adalah sunah qabliah subuh, yaitu sholat sunnah yang dilakukan sebelum sholat Subuh," ujarnya.
Advertisement
Dua Rakaat Sholat Fajar Lebih Baik Dari Dunia Seisinya
Ia memberi penekanan bahwa sunah qabliah subuh juga merupakan amalan yang selalu dijaga oleh Rasulullah SAW.
Menurut Syekh Ali Jaber, sholat qabliah subuh memiliki keutamaan dalam memperoleh keberkahan dan perlindungan dari Allah.
"Sholat qabliah subuh adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah sebelum memulai hari. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya, meskipun dalam perjalanan atau perang," jelasnya.
Dengan menjaga kedua sunah ini adalah bentuk keseriusan dalam mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjaga kualitas ibadah.
"Dengan menjaga kedua sunah ini, kita menunjukkan komitmen kita untuk mengikuti jejak Rasulullah SAW dan memperbaiki kualitas ibadah kita," tutur Syekh Ali Jaber.
Mengutip Nu Online, Dua rakaat sebelum shalat subuh sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Nilai dua rakaat (sebelum subuh) ini, sebagaimana pesan Rasulullah SAW lebih baik dari pada jagad seisinya.
ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها
Dua rakaat sholat fajar lebih baik dari dunia seisinya.
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum shubuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya shalat sunnah fajar.
Adapula yang menamainya sebagai shalat sunnah subuh karena dilakukan sesebelum shalat subun. Ada pula yang mengatakan shalat sunnah barad mungkin karena dilaksanakan ketika hari masih dingin.
Ada pula yang menamakan shalat sunnah ghadat yaitu shalat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali.
Oleh karena itu dalam Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi memperbolehkan niat shalat dua rakaat subuh ini dengan berbagai macam istilah tersebut.
Misalkan ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala. Atau boleh juga ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala sunnatas subhi, dan seterusnya. Atau boleh juga yang lebih lengkap adalah
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatas shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Di samping itu yang harus diperhatikan adalah anjuran untuk tidak berlama-lama dalam sholat, mengingat predikat sholat ini adalah shalat sunnah. Walaupun nilainya lebih berharga daripada dunia seisinya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul