Liputan6.com, Jakarta - Kas perusahaan investasi milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway membengkak hingga sentuh rekor. Kas Berkshire Hathaway tembus USD 276,9 miliar atau sekitar Rp 4.496 triliun hingga kuartal terakhir (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.273).
Mengutip CNBC, ditulis Senin (4/8/2024),kas perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett itu membengkak karena Warren Buffett menjual sebagian besar saham yang dimilikinya termasuk Apple. Uang tunai miliarder yang berkantor pusat di Omaha itu melonjak dari rekor sebelumnya sebesar USD 189 miliar atau sekitar Rp 3.068 triliun yang ditetapkan pada kuartal I 2024.
Advertisement
Kenaikan kas tersebut terjadi setelah Berkshire Hathaway menjual hampir 50 persen saham di Apple pada kuartal II. Berskhire Hathaway telah menjual saham selama tujuh kuartal berturut-turut, tetapi penjualan itu meningkat dengan penjualan lebih dari USD 75 miliar pada kuartal II. Itu membuat penjualan saham pada semester I 2024 menjadi lebih dari USD 90 miliar.
Penjualan saham berlanjut pada kuartal III 2024. Berkshire Hathaway memangkas saham terbesar keduanya yakni Bank of America selama 12 hari berturut-turut, menurut laporan pekan lalu. Pada kuartal II, laba operasi Berkshire Hathaway yang mencakup laba dari bisnis yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat itu melonjak berkat perusahaana suransi mobil Geico. Laba operasi mencapai USD 11,6 miliar pada kuartal II naik sekitar 15 persen dari USD 10 miliar.
Pada rapat tahunan Berkshire, miliarder Warren Buffett mengatakan bersedia memakai modal tetapi harga yang tinggi membuatnya ragu.
“Kami ingin sekali membelanjakannya, tetapi kami tidak akan membelanjakannya kecuali kami merasa (suatu bisnis) melakukan sesuatu yang berisiko sangat kecil dan dapat hasilkan banyak uang bagi kami,” ujar dia.
Warren Buffett sebelumnya melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai USD 345 juta pada kuartal II, dan jauh lebih rendah dari buyback sebesar USD 2 miliar pada masing-masing dua kuartal sebelumnya.
Geico Kerek Laba
Geico, perusahaan yang pernah disebut Buffett sebagai anak kesayangannya mencatat hampir USD 1,8 miliar untuk laba penjaminan emisi sebelum pajak pada kuartal II, lebih dari tiga kali lipat dari level USD 514 juta dari tahun lalu.
Sementara itu, laba dari BNSF Railway mencapai USD 1,6 miliar, sejalan dengan posisi tahun lalu. Bisnis utilitas Berkshire Hathaway Energy alami penurunan laba menjadi USD 326 juta, hampir setengah dari USD 624 juta pada kuartal sama tahun lalu.
Laba bersih Berkshire Hathaway turun menjadi USD 30,3 miliar pada kuartal II dari USD 35,9 miliar pada periode sama tahun lalu. Buffett memperingatkan investor untuk tidak memperhatikan fluktuasi kuartalam dalam keuntungan yang belum direalisasi atas investasi yang dapat “sangat menyesatkan”.
Advertisement
Perusahaan Investasi Milik Warren Buffett Jual Saham Apple Hampir 50%
Sebelumnya, perusahaan investasi milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway melepas hampir setengah kepemilikan saham Apple pada kuartal terakhir. Langkah ini sangat mengejutkan karena Warren Buffett dikenal fokus investasi untuk jangka panjang.
Mengutip CNBC, ditulis Minggu (4/8/2024), pada laporan keuangan akhir kuartal II, Berkshire Hathaway memiliki saham Apple bernilai USD 84,2 miliar. Hal itu menunjukkan Berkshire Hathaway melepas lebih dari 49 persen saham Apple.
Mengutip CNN, jumlah saham Apple yang dimiliki turun menjadi 400 juta saham dari sebelumnya 790 juta saham Apple.
Bahkan setelah penjualan, Apple tetap menjadi saham terbesar yang dimiliki Berkshire Hathaway. Adapun penjualan saham Apple terjadi di tengah pola penjualan yang lebih luas oleh Warren Buffett pada kuartal II 2024 seiring Berkshire Hathaway melepas lebih dari USD 75 miliar dalam bentuk saham pada periode tersebut. Seiring penjualan itu, perusahaan investasi tersebut memegang kas yang sentuh rekor USD 277 miliar. Pada kuartal I, Perseroan catat kas USD 189 miliar.
Sebelumnya Warren Buffett telah memangkas saham Apple 13 persen pada kuartal I dan mengisyaratkan pada rapat tahunan Berkshire pada Mei kalau langkah tersebut didorong pajak.
Buffett mencatat menjual “sedikit saham Apple” pada 2024 akan menguntungkan pemegang saham Berkshire Hathaway dalam jangka panjang jika pajak atas keuntungan modal dinaikkan pada kemudian hari oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) yang ingin menutupi defisit fiskal yang meningkat.
Namun, besarnya penjualan saham Apple menunjukkan hal itu akan lebih dari sekadar langkah penghematan pajak.
Setelah menurun pada kuartal I karena kekhawatiran akan tertinggalnya inovasi kecerdasan buata, saham Apple melonjak pada kuartal II, naik 23 persen ke rekor baru seiring informasi detil kepada investor tentang masa depannya dalam kecerdasan buatan.
Alasan Jual Saham Apple?
Belum jelas alasan Warren Buffett menjual saham Apple yang pertama kali dibeli delapan tahun lalu. Apakah karena alasan perusahaan, valuasi pasar, atau masalah portofolio manajemen. Saham Apple milik Berkhire dulunya begitu besar hingga habiskan setengah dari portofolio sahamnya.
Warren Buffett (93) menghindari perusahaan teknologi selama kariernya. Berkshire Hathaway mulai beli saham Apple pada 2016 di bawah pengaruh Ted Weschler dan Todd Combs.
Selama bertahun-tahun, Warren Buffett sangat menyukai saham Apple sehingga meningkatkan kepemilikan saham Apple secara drastis untuk menjadikannya yang terbesar bagi Berkshire. Bahkan ia menyebut Apple sebagai bisnis terpenting kedua setelah kelompok perusahaan asuransinya.
Selain Apple, Warren Buffett baru-baru ini mulai memangkas kepemilikan sahamnya di Bank of America. Ia melepas saham Bank of America senilai USD 3,8 miliar usai aksi jual selama 12 hari.
Laporan keuangan Berkshire menunjukkan 72 persen dari nilai wajar agregat Berkshire terkonsentrasi di lima perusahaan yakni American Express senilai USD 35,1 miliar, Apple sebesar USD 84,2 miliar, Bank of America senilai USD 41,1 miliar, Coca Cola sebesar USD 25,5 miliar dan Chevron senilai USD 18,6 miliar.
Advertisement