Liputan6.com, Jakarta - Hiu putih besar (Carcharodon carcharias) dijuluki sebagai ikan predator terbesar di dunia. Hiu jenis ini memiliki panjang tubuh 4,2 hingga 5,4 m dan bobot bisa mencapai 2 ton lebih.
Ikan ini termasuk keluarga hiu berdarah panas yang disebut Lamnidae. Hiu putih mampu mempertahankan suhu tubuh bagian dalam yang lebih hangat daripada lingkungan luarnya.
Dengan tubuh berbentuk seperti torpedo dan sirip ekor yang kuat, hiu putih besar dapat melesat di air dengan kecepatan mendekati 50 km per jam. Kecepatan dan kekuatan gigitan hingga 1,8 ton yang memungkinkan ikan ini dengan cepat menimbulkan luka besar pada mangsanya, melumpuhkan targetnya, dan dengan demikian melindungi dari serangan balik.
Baca Juga
Advertisement
Menariknya, hiu putih besar tidak pernah terlihat di dalam akuarium pusat konservasi dan taman air mana pun. Padahal, paus pembunuh sudah menghuni akuarium dan taman air sejak 1960-an.
Lalu, mengapa hiu putih tidak dapat hidup di dalam akuarium? Dikutip dari laman IFL Science pada Senin (05/08/2024), manusia sudah berkali-kali berusaha untuk membawa hiu putih lebih dekat ke masyarakat.
Konservasi hiu putih pertama kali dilakukan pada 1950-an oleh Marineland of the Pacific, California, AS. Sayangnya, hiu malang tersebut mati dalam waktu sehari.
SeaWorld, California juga berkali-kali mencoba memasukan predator ini dalam akuarium pada 1970-an,1980-an, dan 1990-an. Namun, semua hiu putih ini mati atau dilepaskan kembali ke alam liar karena tidak mau makan.
Monterey Bay Aquarium menjadi satu-satunya tempat penangkaran yang mampu menjaga hiunya tetap hidup selama lebih dari 16 hari pada 2004. Hiu-hiu di akuarium tersebut sempat hidup selama beberapa bulan sebelum akhirnya mati.
Percobaan terakhir untuk menyimpan hiu putih yang dilakukan oleh Okinawa Chiraumi Aquarium juga berakhir dalam waktu tiga hari pada tahun yang sama. Melansir International Fund for Animal Welfare, hiu putih merupakan predator sejati.
Di alam liar pun, hiu-hiu ini lebih memilih kelaparan daripada harus memakan bangkai. Akan tetapi, hal ini tentunya tidak dapat dilakukan oleh akuarium karena keterbatasan ekonomi.
Hiu putih juga harus selalu berenang ke depan agar insang mereka bisa menyerap oksigen. Hiu putih biasanya menempuh perjalanan jauh di alam.
Seekor hiu putih betina bernama Nicole pernah didokumentasikan berenang dari Afrika menuju Australia dan kembali lagi dalam waktu sembilan bulan. Selain soal makanan dan keleluasaan akuarium, teori lainnya berkata bahwa lingkungan buatan seperti tangki kaca yang selama ini digunakan akan mengganggu reseptor listrik dari hiu putih.
Reseptor tersebut digunakan hiu putih liar mendeteksi gerakan dan perubahan di lingkungannya. Namun, dalam sebuah tangki kaca, reseptor hiu putih bisa menerima kelebihan stimuli akibat dinding kaca dan peralatan elektronik di sekitarnya.
(Tifani)