Bank Muamalat Targetkan Raih 28 Ribu Nasabah dari Produk Ini

Solusi Emas Hijrah menggunakan akad jual beli atau Murabahah dengan DP (down payment) dan angsuran ringan serta tenor sampai dengan 60 bulan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Agu 2024, 10:30 WIB
Direktur PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Karno (kanan) dan SEVP Retail Banking Bank Muamalat Dedy Suryadi Dharmawan (kiri) dalam peluncuran produk Solusi Emas Hijrah di Jakarta. (Dok Muamalat) 

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terus meningkatkan layanan. Terbaru, Bank Muamalat meluncurkan produk terbaru bernama Solusi Emas Hijrah sebagai solusi kepemilikan emas untuk masyarakat. 

Direktur Bank Muamalat Karno mengatakan, emas dikenal sebagai aset yang relatif stabil dan tahan terhadap inflasi. Harga emas juga cenderung naik dalam jangka panjang, sehingga investasi dalam bentuk emas dapat menjadi cara untuk melindungi nilai aset dari penurunan daya beli uang. Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, emas kerap dianggap sebagai safe haven atau aset perlindungan.

“Oleh karena itu, kami meluncurkan produk inovatif ini sebagai solusi agar kepemilikan emas sebagai instrumen investasi lebih terjangkau bagi banyak orang. Dengan produk ini, nasabah dapat mewujudkan beragam impian tanpa perlu merasa cemas seperti perencanaan pendidikan, ibadah haji hingga masa pensiun,” ujarnya.

Karno menambahkan, pihaknya optimistis dapat mengakuisisi lebih dari 28.000 nasabah dengan total outstanding sekitar Rp 700 miliar hingga akhir tahun ini. Segmen nasabah yang disasar adalah karyawan, wirausaha atau profesional.

Solusi Emas Hijrah menggunakan akad jual beli atau Murabahah dengan DP (down payment) dan angsuran ringan serta tenor sampai dengan 60 bulan.

Gramasi emas yang ditawarkan adalah 5, 10, 25 dan 50 gram. Bank Muamalat bekerjasama dengan PT Antam Tbk untuk penyediaan emas batangan sehingga emas yang digunakan dijamin keasliannya.


Ada Kekhawatiran Resesi, Bagaimana Prediksi Harga Emas Pekan Ini?

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas mengalami keuntungan sejak awal pekan lalu setelah harga emas mempertahankan level support  pada USD 2.400 per ounce.

Momentum kenaikan meningkat pada Rabu pekan lalu usai Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral dapat mulai memangkas suku bunga pada September.

Setelah reli yang solid ke level tertinggi sepanjang masa, pasar emas mengakhiri minggu dengan catatan yang tidak stabil karena ketakutan akan resesi telah menakuti pasar ekuitas, memaksa beberapa investor untuk menjual emas mereka untuk menambah modal.

Kepala strategi pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible mengatakan, investor terkejut dengan aksi jual ini. Ada ekspektasi mungkin ada rotasi ke sektor lain. Ini membuat investor terpaksa menjual posisi emas mereka yang menguntungkan untuk mendukung taruhan ekuitas mereka.

"Saya tidak khawatir tentang emas karena aksi jual ini akan terbukti berumur pendek. Saya berharap penurunan ini akan dibeli.” kata Streible dikutip dari Kitco, Senin (5/8/2024).

Kepala Strategi Berjangka dan Valas di Tastylive.com melihat setiap pelemahan emas sebagai peluang pembelian. Ia menepis pelemahan emas karena investor hanya mengumpulkan uang tunai.

"Jika kita berbicara tentang ke mana arah emas pada kuartal berikutnya, dua kuartal berikutnya, hingga akhir tahun, saya pikir sejarah memberi kita petunjuk, dan kita harus melihat ke atas,” katanya.

Vecchio mengatakan secara historis, selama resesi, emas adalah salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar keuangan global. 


Ketakutan Resesi Meningkat

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Ketakutan akan resesi meningkat pada Jumat ketika para ekonom menjelaskan kenaikan tingkat pengangguran memicu Indikator Resesi Saham. 

Menurut aturan tersebut, dimulainya resesi dapat ditentukan ketika rata-rata pergerakan tiga bulan dari tingkat pengangguran nasional naik sebesar 0,50 poin persentase atau lebih relatif terhadap minimum rata-rata tiga bulan dari 12 bulan sebelumnya.

Mengenai ke mana harga emas akan bergerak seiring meningkatnya kekhawatiran akan resesi, Michele Schneider, Kepala Strategi MarketGauge, mengatakan ia mengharapkan setidaknya pergerakan 8% lagi.

"USD 2.450 adalah USD 2.350 yang baru, jadi jika itu bertahan, maka kita akan bergerak ke USD 2.650-USD 2.700,” ujar dia.

Data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan tidak hanya memicu indikator resesi yang penting, tetapi analis mengatakan bahwa hal itu menunjukkan Federal Reserve telah membuat kesalahan kebijakan dengan menunggu terlalu lama untuk memangkas suku bunga.


Hasil Survei Kitco

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Berdasarkan survei emas mingguan Kitco News terbaru menunjukkan investor ritel berharap harga emas menguat pekan ini . Demikian juga analis optimistis dengan kenaikan harga emas.

Pada pekan ini, 14 analis berpartisipasi dalam surve emas kitco news. Analis optimistis harga emas melonjak setelah saham melemah di tengah ancaman ekonomi dan geopolitik. 11 analis atau 79 persen prediksi harga emas akan menguat pekan ini. Sedangkan satu analis atau 7 persen perkirakan, harga emas melemah. Dua analis lainnya atau 14 persen prediksi, tren emas akan sideways.

Sementara itu, 191 suara diberikan dalam jajak pendapat daring kitco. 140 pelaku pasar atau 73 persen prediksi harga emas menguat. 28 lainnya atau 15 persen perkirakan harga emas merosot. Sedangkan 23 responden atau 12 persen perkirakan harga emas konsolidasi pekan ini.

Peringkat Investasi Indonesia Naik (Liputan6.com/Triyas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya