Liputan6.com, Jakarta Pare, atau yang juga dikenal sebagai peria atau bitter melon, adalah sayuran yang sering dijumpai di masakan Asia. Dengan bentuk yang khas bergelombang dan rasa pahit yang unik, pare telah lama digunakan dalam berbagai kuliner serta pengobatan tradisional. Selain menjadi bahan makanan yang umum, pare ternyata memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa, terutama bagi penderita diabetes.
Apa Itu Pare?
Pare adalah tanaman tropis yang berasal dari wilayah Asia, Afrika, dan Karibia. Dalam kuliner, pare sering diolah menjadi berbagai hidangan seperti tumisan, sup, atau acar. Namun, di balik rasanya yang pahit, pare menyimpan sejuta manfaat yang belum banyak diketahui orang. Selain sebagai bahan masakan, pare juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit, mulai dari masalah pencernaan hingga diabetes.
Advertisement
Kandungan Pare yang Bermanfaat bagi Penderita Diabetes
Pare mengandung beberapa senyawa aktif yang menjadikannya efektif dalam mengontrol kadar gula darah. Beberapa kandungan utama yang bermanfaat bagi penderita diabetes antara lain:
- Charantin: Senyawa ini memiliki efek hipoglikemik, yaitu kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah.
- Polipeptida-p: Merupakan senyawa yang mirip insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah.
- Vicine: Komponen lain yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah.
- Antioksidan: Pare kaya akan vitamin C dan flavonoid yang membantu mengurangi stres oksidatif, yang sering menjadi masalah bagi penderita diabetes.
Pandangan Medis Tradisional tentang Pare
Penggunaan pare dalam pengobatan tradisional telah tercatat dalam berbagai sistem medis kuno:
Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM):
Dalam TCM, pare digunakan untuk menghilangkan panas dalam dan racun dari tubuh. Pare diyakini dapat menyeimbangkan yin dan yang, serta digunakan untuk mengatasi masalah seperti demam, batuk, dan masalah pencernaan.
Ayurveda:
Dalam Ayurveda, pare dikenal sebagai bahan yang bermanfaat untuk mengelola diabetes dan gangguan metabolik lainnya. Pare dianggap memiliki sifat pahit (tikta) dan dingin (sheet), yang membantu menyeimbangkan dosha pitta dan kapha. Ramuan pare digunakan untuk mendetoksifikasi darah dan memperbaiki fungsi hati.
Pengobatan Tradisional Afrika:
Di beberapa negara Afrika, pare digunakan untuk mengatasi malaria, infeksi, dan masalah pencernaan. Jus pare segar sering dikonsumsi sebagai tonik kesehatan umum.
Manfaat Kesehatan Menurut Pengobatan Tradisional
Dalam berbagai tradisi pengobatan, pare dipercaya memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan, antara lain:
- Detoksifikasi: Pare digunakan untuk membersihkan darah dan membuang racun dari tubuh. Ini sering dikaitkan dengan peningkatan kesehatan kulit dan pengurangan jerawat serta penyakit kulit lainnya.
- Pengontrol Gula Darah: Pare telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengelola diabetes. Senyawa aktif dalam pare seperti charantin dan polipeptida-p diyakini membantu menurunkan kadar gula darah.
- Anti-inflamasi dan Antioksidan: Pare dianggap memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, yang membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh.
- Meningkatkan Pencernaan: Sifat pahit pare dipercaya dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan meningkatkan kesehatan saluran pencernaan.
Advertisement
Cara Mengolah Pare untuk Dikonsumsi
Agar mendapatkan manfaat maksimal dari pare, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengolahnya:
- Jus Pare: Jus pare dapat menjadi pilihan yang mudah. Cukup cuci pare hingga bersih, potong-potong, dan blender dengan sedikit air. Untuk mengurangi rasa pahit, bisa ditambahkan madu atau jus lemon.
- Tumisan Pare: Tumis pare dengan sedikit minyak zaitun dan tambahkan bumbu seperti bawang putih dan cabai untuk menambah cita rasa.
- Teh Pare: Keringkan pare yang sudah dipotong tipis, lalu seduh dengan air panas seperti membuat teh.
Pare dalam Berbagai Budaya dan Tradisi
Pare, dengan nama ilmiah Momordica charantia, telah menjadi bagian penting dalam kuliner dan pengobatan tradisional di berbagai budaya. Berikut adalah beberapa cara pare digunakan di berbagai belahan dunia:
Asia Tenggara:
Indonesia: Pare sering dimasak sebagai sayur atau lalapan. Hidangan populer seperti tumis pare atau pare kukus biasanya disajikan dengan sambal. Di beberapa daerah, pare juga diolah menjadi jus yang dipercaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
Filipina: Pare, atau yang disebut "ampalaya", adalah bahan utama dalam hidangan "guisado", yang merupakan tumisan pare dengan telur, tomat, dan bawang.
India:
Pare, dikenal sebagai "karela", adalah bahan yang umum dalam masakan India. Hidangan populer termasuk karela sabzi (tumis karela dengan rempah-rempah) dan jus karela, yang sering dikonsumsi untuk manfaat kesehatannya.
China:
Dalam kuliner Tionghoa, pare dikenal sebagai "ku gua" dan sering digunakan dalam sup dan tumisan. Pare juga dipercaya memiliki sifat pendingin yang dapat membantu mengatasi panas dalam dan demam.
Karibia:
Di Jamaika, pare disebut "cerasee" dan digunakan dalam teh herbal yang dipercaya dapat membersihkan darah dan mengatasi berbagai penyakit kulit.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Meskipun pare memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengonsumsinya, terutama untuk tujuan mengontrol gula darah:
Konsultasi dengan Dokter: Sebelum menambahkan pare dalam diet harian, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi, terutama bagi penderita diabetes yang sudah menggunakan obat-obatan pengontrol gula darah.
Porsi yang Tepat: Mengonsumsi pare dalam jumlah yang berlebihan bisa menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan. Konsumsi dengan porsi yang tepat dan jangan berlebihan.
Perhatikan Reaksi Tubuh: Setiap individu bisa memiliki reaksi yang berbeda terhadap pare. Pantau perubahan dalam kadar gula darah dan kondisi tubuh secara keseluruhan setelah mengonsumsi pare.
Advertisement