Suramnya Industri Tekstil Indonesia, Pertumbuhan Terkontraksi hingga PHK Massal

Selain industri tekstil dan pakaian jadi, sub kelompok pakaian juga mencatatkan kontraksi bersama dengan sektor transportasi.

oleh Tim Bisnis diperbarui 05 Agu 2024, 14:30 WIB
Khusus industri tekstil dan pakaian jadi, pertumbuhannya terkontraksi 0,03 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal II-2024 ini. Tercatat angkanya mencapai 5,05 persen dari tahun lalu. Namun khusus industri tekstil dan pakaian jadi, pertumbuhannya terkontraksi 0,03 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Untuk kuartal II 2024 pertumbuhan industri tekstil (dan) pakaian jadi kontraksi, baik secara year on year maupun secara kuartal to kuartal (qtq)," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers di kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/8/2024).

Meski demikian, BPS tak mengungkapkan penyebab pelemahan kinerja industri tekstil dan pakaian jadi di kuartal II-2024. Selain industri tekstil dan pakaian jadi, sub kelompok pakaian juga mencatatkan kontraksi bersama dengan sektor transportasi.

Pelemahan dua sub kelompok usaha ini tercermin dari pertumbuhan perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan reparasi mobil dan sepeda motor dengan sumber pertumbuhan hanya 0,63 persen (yoy). Secara kuartalan, kelompok lapangan usaha ini hanya tumbuh 2,78 persen secara q to q.

"Sub kelompok atau komoditas pakaian dan transportasi mengalami pertumbuhan meskipun positif, tidak setinggi pertumbuhan tahun lalu," ujarnya.

Seperti diketahui, BPS mencatat tingkat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal II-2024 ini. Tercatat angkanya mencapai 5,05 persen dari tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi mengacu pada besaran produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II tahun 2024. PDB atas harga berlaku sebesar Rp 5.536,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.231 triliun.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Akui Banyak PHK Industri Tekstil, Menteri Bahlil: Tapi Ada yang Investasi

Pekerja Pabrik Tekstil. Dok Kemenperin

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengamini ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor industri tekstil. Meski begitu, dia menyebut banyak investasi juga yang mulai masuk ke Indonesia.

Menyoal PHK tadi, dia mengatakan hak-hak buruh perlu diperhatikan untuk dipenuhi. Pada saat yang sama, keberlangsungan usaha pun jadi poin yang perlu tetap dijaga.

"Jadi sebenarnya kita ini harus mencari jalan tengah hak-hak buruh tetap kita perhatikan tapi buruh juga harus memperhatikan keberlangsungan perusahaan. Kalau ini tutup yang rugi kita semua. Lapangan pekerjaan tutup, industrinya tidak jalan, pendapatan negara berkurang," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (19/7/2024).

Kendati demikian, dia mengatakan ada investasi yang mulai masuk juga ke Indonesia. Menurutnya, ini membuka peluang bagi penyerapan tenaga kerja.

"Tapi jangan sedih karena ada yang pergi ada yang datang. Contoh kemarin kita meresmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Batang di Jawa Tengah itu menciptakan lapangan pekerjaan 2.000 lebih," terangnya.

 


Pergantian Mesin

Guna menjaga kelangsungan usaha itu, dia meminta perbankan turut memberikan bantuan kepada perusahaan. Misalnya, pembiayaan untuk mengganti mesin-mesin pabrik yang sudah tua. Menyusul hal ini jadi salah satu kendala bagi perusahaan.

"Contoh perbankan bagaimana membiayai peremajaan mesin. Jadi kalau orang ekonominya sudah tinggi, di daerah-daerah lain kan masih murah. Kalau kita tidak memberikan insentif pembiayaan untuk beli mesin, ya pergi lah orang-orang itu," urainya.

"Kedua harus ada kerja sama dengan saudara-sudara kita buruh. Karena kita harus mengharai buruh dengan upah yang layak, tapi juga buruh harus mengerti kalau industri tidak jalan ya bagaimana pabrik mau survive. Jadi keduanya saling membutuhkan," sambung Bahlil Lahadalia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya