Liputan6.com, Jakarta - Menahan buang air besar (BAB) merupakan kebiasaan yang sering dianggap sepele oleh banyak orang. Berbagai alasan seperti kesibukan, ketidaknyamanan di tempat umum, atau kondisi sanitasi yang tidak memadai sering menjadi penyebab seseorang menahan BAB.
Menahan BAB dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Dirangkum dari berbagai sumber, saat feses berada di dalam usus besar terlalu lama, air yang terkandung di dalamnya akan terserap kembali ke dalam tubuh, membuat feses menjadi keras dan kering.
Kondisi ini dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit, yang selanjutnya dapat memicu masalah pencernaan lainnya seperti perut kembung, nyeri, dan rasa tidak nyaman. Menahan BAB juga dapat meningkatkan risiko hemoroid atau wasir.
Baca Juga
Advertisement
Hemoroid terjadi ketika pembuluh darah di sekitar anus dan rektum membengkak dan meradang. Kondisi ini sering disebabkan oleh peningkatan tekanan pada pembuluh darah di daerah tersebut, yang bisa terjadi saat seseorang menahan BAB atau mengalami konstipasi.
Gejala hemoroid dapat berupa rasa sakit, gatal, dan perdarahan saat BAB. Menahan BAB juga dapat menyebabkan Fissura ani.
Fissura ani adalah robekan kecil di kulit sekitar anus yang dapat terjadi akibat keluarnya feses yang keras dan besar. Menahan BAB, terutama jika feses sudah mengeras, dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
Fissura ani bisa sangat menyakitkan dan sering disertai dengan perdarahan. Proses penyembuhannya pun bisa memakan waktu cukup lama dan memerlukan perawatan khusus.
Sisa feses yang tertahan di usus besar dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Jika bakteri ini berkembang biak dalam jumlah besar, mereka dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.
Infeksi ini bisa menimbulkan gejala seperti diare, mual, muntah, dan demam. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya dan memerlukan penanganan medis yang serius.
Dampak Kesehatan
Prolaps rektum adalah kondisi di mana bagian dari dinding rektum menonjol keluar melalui anus. Menahan BAB dapat menyebabkan peningkatan tekanan di rektum, yang pada gilirannya dapat menyebabkan prolaps rektum.
Kondisi ini bisa sangat menyakitkan dan memerlukan penanganan medis, terkadang bahkan operasi. Menahan BAB secara rutin dapat mempengaruhi fungsi normal usus.
Kebiasaan ini bisa membuat usus menjadi lebih malas atau lambat dalam mengeluarkan feses, suatu kondisi yang dikenal sebagai lazy bowel syndrome atau sindrom usus malas. Hal ini dapat mengakibatkan konstipasi kronis dan masalah pencernaan lainnya yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Selain dampak fisik, menahan BAB juga bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang. Rasa tidak nyaman yang terus-menerus akibat menahan BAB dapat memengaruhi mood dan menyebabkan stres.
Ketidaknyamanan ini juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan masalah psikologis yang lebih serius seperti kecemasan dan depresi.
Menahan buang air besar bukanlah hal yang sepele dan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk mendengarkan sinyal tubuh dan segera melakukan BAB saat ada dorongan.
Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dengan asupan serat yang cukup, serta menjaga hidrasi tubuh, juga sangat penting untuk mencegah masalah pencernaan dan menjaga kesehatan saluran cerna.
Jika Anda mengalami masalah dengan BAB atau memiliki kebiasaan menahan BAB, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kesehatan adalah aset berharga, dan menjaga kesehatan pencernaan adalah salah satu cara untuk memastikan kualitas hidup yang lebih baik.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement