Cak Imin Dilaporkan ke MKD Buntut Bawa Istri saat Jadi Timwas Haji DPR

Musyanto mengaku inisiatif melaporkan itu sebagai bentuk pengawasan dari masyarakat. Dia mengatakan pihaknya mencurigai adanya penyalahgunaan penggunaan anggaran.

oleh Tim News diperbarui 05 Agu 2024, 16:47 WIB
Ketua Padepokan Hukum Indonesia, Musyanto melaporkan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ke MKD DPR RI buntut bawa istri dalam rombongan Timwas Haji. (Merdeka.com/Alma Fikhasari)

Liputan6.com, Jakarta -  Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Ia diduga menyalahgunakan wewenang dengan mengajak istrinya, Rustini Murtadho, saat bertugas sebagai tim pengawas (Timwas) haji DPR.

"Atas kekuasaannya mengajak seorang istri untuk dilibatkan dalam Timwas Haji. Nah itu bertentangan dengan peraturan DPR RI Nomor 1 tahun 2015 tentang kode etik. Itu yang kami laporkan," kata pelapor sekaligus Ketua Padepokan Hukum Indonesia, Musyanto, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (5/8/2024).

Dia mengaku inisiatif melaporkan itu sebagai bentuk pengawasan dari masyarakat. Musyanto mengatakan pihaknya mencurigai adanya penyalahgunaan penggunaan anggaran.

"Ya ada penyalahgunaan untuk penggunaan anggaran juga," ujarnya.

Dia mengaku sudah melengkapi laporan dengan sejumlah bukti. Namun, dia enggan membeberkannya.

"Ya untuk sementara bukti yang ada dulu, nanti dilengkapi 2-3 hari insyaAllah," ucap dia.

 


Yakin Laporan Ditindaklanjuti

Musyanto meyakini laporan itu akan ditindaklanjuti setelah melampirkan sejumlah bukti lanjutan. Dia juga menegaskan tak ada kaitannya pelaporan itu dengan seteru Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Oh enggak ada kita kan di luar itu, tidak ada urusannya, kita bukan orang, anggota disitu," tuturnya.

Surat pelaporan diterima MKD pada 5 Agustus 2024. Pada surat tersebut tertulis aduan bahwa teradu diduga mengajak istrinya, yang bernama, Rustini Murtadho dalam rombongan Timwas Haji DPR 2024 dan diduga telah menggunakan visa penyelenggaraan haji.

"Bukan visa jemaah haji dan hal ini tidak diperkenankan anggaran negara untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan," pungkasnya.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya