Putin Tawarkan Bantuan atas Bencana Banjir Korea Utara, Kim Jong Un: Terima Kasih tapi...

Meski punya hubungan dekat, Kim Jong Un tidak serta merta menerima uluran tangan Putin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Agu 2024, 17:07 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang Sunan International Airport pada Rabu (19/6/2024). (Dok. AP Photo/Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Rusia menjanjikan bantuan kemanusiaan kepada Korea Utara setelah banjir dahsyat merusak ribuan rumah dan menyebabkan jumlah korban yang tidak diketahui.

Menurut Kremlin dan media Korea Utara, Presiden Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa dan bantuan kemanusiaan setelah hujan lebat yang memecahkan rekor pada 27 Juli yang merendam sebagian besar lahan pertanian di wilayah utara dekat China.

"Tolong sampaikan simpati dan dukungan kepada semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai akibat badai," kata Putin dalam telegram kepada Kim Jong Un, seraya menambahkan, "Anda selalu dapat mengandalkan bantuan dan dukungan kami."

Kim Jong Un berterima kasih kepada Putin atas tawaran tersebut, namun dia mengatakan pemerintahnya telah mengambil langkah-langkah untuk melakukan pemulihan dan dia akan meminta bantuan jika memang diperlukan. Demikian disampaikan media pemerintah Korea Utara (KCNA), seperti dilansir The Guardian.

KCNA melaporkan, hujan deras telah mengguyur wilayah barat laut Korea Utara dalam beberapa hari terakhir, membanjiri lebih dari 4.000 rumah dan mengisolasi 5.000 penduduk. Kim Jong Un disebut telah memeriksa sendiri wilayah yang terdampak banjir.


Kim Jong Un Berang pada Korea Selatan

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjalan saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan delegasi Rusia saat pertemuan mereka di Bandara Internasional Pyongyang, Selasa (18/6/2024). (Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Pada hari Sabtu (3/8), Kim Jong Un menuduh media Korea Selatan menyebarkan rumor tentang kerusakan dan korban jiwa akibat banjir, beberapa hari setelah Seoul mengulurkan bantuan kemanusiaan.

Pemerintah Korea Selatan pada hari Kamis (1/8) mengatakan bersedia untuk "segera memberikan" bantuan kemanusiaan kepada "korban bencana Korea Utara" menyusul laporan di media lokal bahwa jumlah korban tewas dan hilang dapat mencapai 1.500 orang.

Laporan oleh TV Chosun Korea Selatan, yang kemudian dimuat oleh media lain, juga menyebutkan kemungkinan kematian petugas penyelamat yang tewas dalam kecelakaan helikopter.

Kim Jong Un mengecam laporan tersebut, menyebutnya menyebarkan rumor palsu.

"Laporan banjir merupakan kampanye kotor Korea Selatan untuk mempermalukan kami dan mencoreng citra Korea Utara," ujarnya.

Korea Utara dan Rusia telah menjadi sekutu sejak Korea Utara berdiri setelah Perang Dunia II, namun Pyongyang dan Moskow telah meningkatkan hubungan diplomatik dan keamanan dalam beberapa bulan terakhir, di mana Kim Jong Un dan Putin saling berkunjung dan menandatangani pakta kemitraan strategis komprehensif pada bulan Juni.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya