Pekan ASI Sedunia, BKKBN Sulawesi Tenggara Ajak Jemaah Masjid Padukan Konsep Kesehatan dengan Ajaran Islam

Konsep perbaikan gizi untuk anak bisa dipadukan dengan konsep dan cara memperoleh keturunan yang sholeh menurut ajaran Islam.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Agu 2024, 18:00 WIB
Pekan ASI Sedunia, BKKBN Sulawesi Tenggara Ajak Jemaah Masjid Padukan Konsep Kesehatan dengan Ajaran Islam. (Image By freepik).

Liputan6.com, Jakarta - Pekan ASI Sedunia berlangsung selama tujuh hari yakni mulai tanggal 1 hingga 7 Agustus. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat global untuk bersama-sama menegaskan komitmen dalam mendukung pemberian ASI eksklusif kepada bayi.

Momen ini dimanfaatkan Ketua Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi Informasi Edukasi dan Kehumasan (Halakiemas), Dr. H. Mustakim saat menyampaikan khutbah Jumat.

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara itu menyampaikan ceramah soal ASI hingga stunting di Masjid Nurul Huda yang terletak di Jalan Wayong, Kota Kendari, pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Menurutnya, untuk menurunkan angka stunting secara real, dibutuhkan kesungguhan setiap orang dalam memerhatikan anaknya. Terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni sembilan bulan dalam kandungan ditambah dua tahun setelah melahirkan.

Mustakim mengimbau jamaah agar memerhatikan gizi yang dikonsumsi ibu atau istri selama masa hamil, juga hendaknya memerhatikan 'colostrum' dan ASI eksklusif selama enam bulan. Hingga menyempurnakan menyusuinya sampai usia anak dua tahun.

Bahkan, untuk memperoleh kesempurnaan, konsep perbaikan gizi tersebut bisa dipadukan dengan konsep dan cara memperoleh keturunan yang sholeh menurut ajaran Islam. Misalnya, sebelum melakukan hubungan suami istri disunnahkan mandi dulu, lalu pakai wewangian dan berdoa.


Sering Mengaji Sejak Anak dalam Kandungan

Ketua Tim Kerja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi Informasi Edukasi dan Kehumasan (Halakiemas), Dr. H. Mustakim. Foto: BKKBN Sulawesi Tenggara.

Mustakim juga mengajak para jemaah untuk senantiasa mengaji bagi si buah hati sejak berada di dalam kandungan.

“Dalam kondisi ibu lagi hamil sering-seringlah mengaji, baik suami maupun istri. Jika suami yang mengaji mendekatlah ke perut istrinya yang lagi hamil agar zigot atau bakal jabang bayi bisa mendengarkan dari dalam rahim,” kata Mustakim mengutip keterangan pers, Senin (5/8/2024).

"InshaAllah, jika kedua konsep tersebut dipadukan, yakni konsep kesehatan gizi atau kedokteran dan Islam, yakinlah akan memperoleh keturunan yang memiliki kualitas lahir dan batin," tambahnya.


Hari ASI Sedunia 2024

Sebelumnya disampaikan, pada 2024, peringatan Hari ASI Sedunia mengusung tema “Closing the gap: Breastfeeding support for all” atau “Menutup kesenjangan: Dukungan menyusui untuk semua.”

Tema ini menggarisbawahi pentingnya menyediakan dukungan yang menyeluruh bagi semua ibu menyusui, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis.

Hingga peringatan Pekan ASI Sedunia 2024 ini, Indonesia masih menyisakan kesan buruk tentang bayi dan anak-anak di mana kasus stunting belum jelas kondisinya.


Prevalensi Stunting di Sulawesi Tenggara

Pada 2022, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), khusus di Sulawesi Tenggara angka stunting mencapai 27,7 persen.

Satu tahun setelahnya hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan angka tersebut naik menjadi 30,0 persen. Angka yang sangat tinggi jika disandingkan dengan angka nasional yakni 21 persen.

Angka stunting yang tinggi membuat nama Indonesia rendah di mata dunia dari sisi kesehatan dan gizi.

“Kini, sedang ditunggu perubahannya melalui launching hasil Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) yang diharapkan angka stunting turun di bawah 20 persen,” pungkas Mustakim.

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya