Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada perdagangan Senin (5/8/2024) mengikuti bursa saham global. IHSG melemah terjadi di tengah seluruh sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 3,4 persen ke posisi 7.059,65. Indeks LQ45 terpangkas 3,12 persen ke posisi 890,70. Seluruh indeks saham acuan tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.308,12 dan level terendah 6.998,81. Sebanyak 592 saham melemah sehingga menekan IHSG, 62 saham menguat dan 134 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 1.351.094 kali dengan volume perdagangan 24,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.180. Investor asing jual saham Rp 508,01 miliar.
Saham SIDO merosot 5,44 persen ke posisi Rp 695 per saham. Harga saham SIDO dibuka turun lima poin ke posisi Rp 730 per saham. Harga saham SIDO berada di level tertinggi Rp 730 dan terendah Rp 690 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.427 kali dengan volume perdagangan 448.148 saham. Nilai transaksi Rp 31,4 miliar.
Saham MEDC terpangkas 5,28 persen ke posisi Rp 1.255 per saham. Harga saham MEDC dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 1.300 per saham. Harga saham MEDC berada di level tertinggi Rp 1.315 dan level terendah Rp 1.200 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.322 kali dengan volume perdagangan 789.420 saham. Nilai transaksi Rp 99,8 miliar.
Harga saham TOTL merosot 5,51 persen ke posisi Rp 600 per saham. Harga saham TOTL dibuka turun 35 poin ke posisi Rp 600 per saham. Harga saham TOTL berada di level tertinggi Rp 635 dan terendah Rp 580 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.814 kali dengan volume perdagangan 136.561 saham. Nilai transaksi Rp 8,2 miliar.
Seluruh sektor saham memerah. Sektor saham energi turun 4,94 persen dan pimpin koreksi. Sektor saham basic susut 4,69 persen, sektor saham industri merosot 3,73 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 1,77 persen, sektor saham siklikal terbenam 2,47 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,72 persen. Sektor saham keuangan susut 2,69 persen, sektor saham properti merosot 3,05 persen, sektor saham teknologi terpangkas 2,92 persen. Kemudian sektor saham infrastruktur tergelincir 3,15 persen dan sektor saham transportasi susut 4,23 persen.
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, ada rilis nonfarm payrolls (NFP) yang melembat ditambah meningkatnya tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) ke 4,3 persen (vs 4,1) menjadi sentimen negatif ke IHSG.
Selain itu, mayoritas bursa saham Asia juga melemah. Ia perkirakan, sentimen global cukup kuat mendominasi dan tekanan jual masih cukup besar. Sedangkan rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia secara QoQ cukup baik, tetapi agak melandai secara year on year (YoY).
“Diperkirakan terdapat sell-off menyusul kekhawatiran potensi resesi di Amerika Serikat setelah data penganggurannya meningkat menjadi 4,3 persen YoY. Kalau wajar dan tidak apabila dengan ada potensi resesi ini bisa dikatakan cukup wajar,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Seiring kinerja bursa saham yang tertekan, Herditya menuturkan, investor dapat wait and see dan buy on weakness (BoW) terlebih dahulu.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy menuturkan, pihaknya berharap IHSG terus membaik sehingga tidak terjadi trading hal. “Kita akan pantau perkembangan bursa global dan regional,” tutur dia.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham DART meroket 34,75 persen
- Saham SONA meroket 23,81 persen
- Saham CAMP meroket 16,94 persen
- Saham NINE meroket 16,67 persen
- Saham HELI meroket 14,75 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BTEK merosot 20 persen
- Saham TAXI merosot 16,67 persen
- Saham LEAD merosot 15,05 persen
- Saham ASMI merosot 14,29 persen
- Saham OLIV merosot 14,29 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 89.594 kali
- Saham BBCA tercatat 47.814 kali
- Saham BMRI tercatat 27.329 kali
- Saham ADRO tercatat 27.032 kali
- Saham TLKM tercatat 25.811 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,5 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 1,3 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 1,2 triliun
- Saham ASII senilai Rp 430,8 miliar
- Saham ADRO senilai Rp 430,7 miliar
Bursa Saham Asia Pasifik Tertekan
Bursa saham Asia Pasifik lanjutkan aksi jual dari pekan lalu sehingga menekan indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024). Indeks Nikkei 225 dan Topix bahkan turun lebih dari 12 persen.
Mengutip laman CNBC, indeks acuan telah turun lebih dari 20 persen dari titik tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli 2024.
Indeks Nikkei merosot 12,4 persen, ke posisi 31.458,42. Kinerja indeks acuan tersebut mencatat hari terburuk sejak Black Monday pada 1987. Kerugian sebesar 4.451,28 poin pada indeks tersebut juga merupakan kerugian terbesar sepanjang sejarah.
Indeks Nikkei hapus semua keuntungannya sepanjang 2024 sehingga alami kerugian pada 2024. Indeks Topix melemah 12,23 persen dan ditutup ke posisi 2.227,15. Saham antara lain Mitsubishi, Mitsui and Co, Sumitomo, dan Marubeni anjlok lebih dari 14 persen. Saham Mitsui alami penurunan hampir 20 persen dari kapitalisasi pasarnya.
Koreksi di bursa saham Jepang mengikuti penurunan pada Jumat, 2 Agustus 2024 saat itu indeks Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5 persen dan 6 persen. Kinerja indeks saham Topix alami kinerja terburuk dalam delapan tahun.Sedangkan indeks Nikkei mencatat hari terburuk sejak Maret 2020.
Pada perdagangan awal pekan ini, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 142,09.
Advertisement
Indeks Kospi
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 8,77 persen ke posisi 2.441,55. Indeks Kosdaq melemah 11,3 persen ke posisi 691,28. Lantaran besarnya aksi jual, bursa memberlakukan penghentian perdagangan untuk indeks Kospi pada pukul 2.14 siang di Seoul dan pukul 13.56 siang untuk indeks Kosdaq. Penghentian perdagangan itu berlangsung selama 20 menit. Penghentian perdagangan saham dilakukan jika saham naik atau turun 8 persen.
Indeks Taiwan merosot lebih dari 8 persen yang didorong saham teknologi dan real estate. Sedangkan indeks ASX 200 merosot 3,7 persen ke posisi 7.649,6. Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 1,61 persen. Sementara itu, indeks CSI 300 susut 0,48 persen, dan catat koreksi tipis di antara bursa saham Asia.
Di sisi lain investor menunggu data perdagangan utama dari China dan Taiwan minggu ini, serta keputusan bank sentral dari Australia dan India. Sektor jasa China berkembang lebih cepat pada bulan Juli, dengan indeks manajer pembelian negara tersebut naik menjadi 52,1 pada bulan Juli, naik dari 51,2 pada Juni. Survei Caixin menyatakan percepatan pertumbuhan disebabkan oleh pertumbuhan bisnis baru yang lebih cepat, “didukung oleh perbaikan berkelanjutan dalam kondisi permintaan dasar dan perluasan penawaran layanan.”