Kemenkumham Sahkan Status WNI Guru Tua, Selangkah Lagi Jadi Pahlawan Nasional

Sosok ulama senior Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau sering dikenal Guru Tua, kini secara resmi diakui sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).

oleh Tim News diperbarui 05 Agu 2024, 18:47 WIB
Ilustrasi Hukuman (Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Sosok ulama senior Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau sering dikenal Guru Tua, kini secara resmi diakui sebagai Warga Negara Indonesia (WNI).

Dengan status WNI yang telah disandang, Guru Tua semakin dekat untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Hal ini sejalan dengan perjuangan panjang para murid dan pengagum beliau yang menginginkan agar jasa-jasa Guru Tua dalam mendirikan dan mengembangkan dunia pendidikan dan dakwah, khususnya di wilayah Indonesia Timur diakui secara resmi oleh Negara.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi tengah (Kakanwil Kemenkumham Sulteng), Hermansyah Siregar menerangkan bahwa Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kemenkumham RI telah menyelesaikan proses verifikasi dan menyatakan bahwa Guru Tua telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi WNI.

“Ini menjadi hari bersejarah bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tengah, karena sosok yang berjasa besar bagi pendidikan dan dakwah di daerah ini telah diakui sebagai WNI. Tentu, ini menjadi salah satu langkah upaya kita agar beliau dapat ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Hermansyah.

Pengesahan sebagai WNI tersebut tertuang dalam surat nomor AHU.4.AH.10.01-300 tanggal 18 Juli 2024, Hermansyah menjelaskan bahwa pengesahan tersebut berhasil ditetapkan, karena telah memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen, diantaranya surat rekomendasi dari Gubernur Sulawesi Tengah, Walikota Palu, Surat Pernyataan Ahli Waris, hingga Riwayat Hidup.

“Selanjutnya, tentu kita berharap agar perjuangan ini senantiasa kita lanjutnya, kolaborasi yang baik ini mesti menghasilkan gelar Pahlawan Nasional,” jelas Hermansyah.

Diketahui, Guru Tua atau Sis Al-Jufri sendiri telah menetap di Nusantara semenjak tahun 1928 sampai dengan 1969, beliau sendiri lahir dari rahim seorang Ibu bernama Andi Syarifah Nur binti Muhammad Aljufri yang lahir di Wajo Sulawesi Selatan berkebangsaan Indonesia serta Ayah Habib Salim Al-Jufri Warga Negera Asing kewarganegaraan arab (Yaman/Hadramaut).

Sekretratis Daerah Kota Palu, Irmayanti Pettalolo menambahkan, berbagai perjuangan dan kontribusi telah Guru Tua tunjukan dalam bidang Pendidikan dan dakwah hingga perjuangannya dalam kemerdekaan bangsa Indonesia. Salah satu peninggalannya yang sampai saat ini terus berkembang yakni Alkhairat, lembaga pendidikan yang menjadi warisan cemerlang dan terus hidup melalui para muridnya hingga kini.

“Akhirnya setelah melewati proses verifikasi dokumen, kini, sosok Ulama kharismatik yang sangat kita hormati resmi diakui sebagai WNI, tentunya, perjuangan kita terus kita tingkatkan hingga tercapainya usulan kita yakni gelar Pahlawan Nasional untuk beliau,” kata Irmayanti.

Dengan pengakuan status kewarganegaraan tersebut, perjuangan untuk mendapatkan Anugerah Pahlawan Nasional bagi Al Habib Idrus bin Salim Aljufri akan semakin dekat.

Meski begitu, Sekjen Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Djamaluddin Mariadjang menambahkan, melalui Keputusan Presiden No. 53/TK/Tahun 2010, Guru Tua telah dianugerahi gelar Bintang Mahaputera oleh Pemerintah Indonesia. Gelar tersebut diberikan atas kontribusi Guru Tua menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Indonesia.

“Kepahlawanan itu tidak berarti bagi para-para pahlawan, tapi yang membutuhkan kepahlawanan ini adalah bangsa ini, semangat dan dedikasi yang dilakukan oleh Guru Tua harus terus kita lanjutkan membangun bangsa ini,” jelas Djamaluddin Mariadjang.

Lebih lanjut, ia memberi apresiasi atas dukungan penuh yang dilakukan Kanwil Kemenkumham Sulteng di bawah kepemimpinan Hermansyah Siregar.

Ia menilai sejak digagas dari Tahun 2008 silam, kini upaya untuk menetapkan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional hanya tinggal selangkah lagi, dan itu menjadi suatu kesyukuran bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya keluarga besar Alkhairat.

“Tidak henti-hentinya kami bersyukur dan berterima kasih atas proses pengesahan WNI yang begitu cepat, semoga ini menjadi ladang pahala bagi kita semua,” katanya.


Sosok Inspiratif

Sebelumnya, Pendiri Alkhairaat Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua merupakan sosok inspiratif serta cinta ilmu yang dalam pengabdiannya menyebarkan pendidikan serta syiar-syiar Islam di Sulawesi Tengah. Lembaga pendidikan yang diresmikan tahun 1930 itu sekarang sudah memiliki banyak sekolah di wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.

Alkhairaat memiliki lembaga pendidikan tingkat pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Selain mendirikan sekolah dan pondok pesantren, Alkhairaat membangun rumah sakit dan unit-unit usaha di wilayah Sulawesi Tengah.

Guru Tua telah berhasil membangun 420 madrasah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia bagian timur, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua. Semuanya adalah saksi nyata akan dakwah dia yang tak mengenal lelah, yang kini telah mencapai lebih dari 1.700 madrasah.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya