Liputan6.com, Jakarta - Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beriman dan takwa kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Az Zariyat ayat 56 yang berbunyi:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".
Akan tetapi, hal itu bukanlah perkara mudah. Dalam praktiknya akan selalu ada gangguan setan yang membuat iman manusia menjadi lemah.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, setidaknya ada 4 pengingat yang dapat menjadi pendorong bagi kita agar semakin giat untuk beribadah dan menjaga diri dari perilaku maksiat.
Tiada lain tujuannya agar umat manusia selalu berada pada jalan yang lurus dan tidak terjerumus pada jurang kemaksiatan. Adapun 4 pengingat diri tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari laman kemenag.go.id.
Saksikan Video Pilihan ini:
1. Merasakan Kehadiran Allah SWT
Allah selalu mengawasi pergerakan semua makhluk yang ada di langit dan bumi, tidak ada satu pun makhluk yang bisa lepas dari pandangan-Nya. Umat Islam hendaknya bisa merasakan kehadiran-Nya di setiap langkah kehidupan.
Dengan Ilmu dan Iradah-Nya, Allah selalu mengawasi setiap perbuatan manusia, baik yang bersifat lahir seperti perilaku anggota tubuh maupun yang bersifat batin yaitu bisikan-bisikan hati. Jika belum bisa merasakan kehadiran Allah, hendaknya mengingat bahwa semua aktifitas kita terpantau dengan jelas oleh “CCTV” Allah meski sedang berada di tempat tersembunyi sekalipun.
Rasulullah SAW bersabda:
أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Artinya: “(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR. Muslim)
Mengingat hal tersebut, umat Islam hendaknya merasa malu ketika hendak meninggalkan perintah-Nya maupun ketika mau mencoba untuk melakukan maksiat pada-Nya.
Advertisement
2. Merasakan Kehadiran Malaikat Pencatat Amal
Sebagaimana diketahui, setiap manusia ditemani oleh dua malaikat kiraman katibin yang bertugas mencatat amal baik dan buruk. Keduanya dikenal dengan Malaikat Raqib dan Atid. Malaikat Raqib berada di sebelah kanan untuk mencatat amal baik dan Malaikat Atid ada di sebelah kiri untuk mencatat amal buruk.
Ketika tidak bisa merasakan kehadiran Allah di setiap saat, umat Islam diharapkan bisa merasakan atau mengingat bahwa setiap gerak-geriknya akan direkam dan dicatat oleh kedua malaikat ini. Di akhirat kelak, semua catatan tersebut akan dibuka kemudian diminta pertanggung jawabannya.
Dengan mengingat kehadiran dua malaikat ini, diharapkan bisa mendorong seseorang untuk terus beramal sholeh dan mengurungkan niat saat hendak melakukan maksiat.
3. Mengingat Kematian Ada di Depan Mata
Jika kehadiran Allah dan dua malaikat pencatat amal belum bisa dirasakan dan belum juga membuat ibadah kita meningkat, maka ingatlah dengan adanya kematian. Setiap manusia pasti akan meninggal dunia, hanya saja waktu dan tempatnya dirahasiakan, bisa jadi hari ini, esok, atau lusa.
Dengan demikian, pada hakikatnya semua manusia sudah mendapatkan “vonis mati”. Orang yang sudah divonis mati oleh hakim atau dokter saja, biasanya akan menghabiskan sisa umurnya untuk beribadah.
Dengan mengingat adanya kematian yang sudah di depan mata, diharapkan bisa lebih meningkatkan ibadah dan meninggalkan maksiat.
Advertisement
4. Mengingat Janji dan Ancaman Allah
Terakhir adalah mengingat pada janji dan ancaman Allah. Allah menjanjikan kebahagiaan dan surga untuk orang yang mau mengikuti aturan-Nya. Sebaliknya, Allah juga mengancam penderitaan dan neraka bagi mereka yang bermaksiat.
Dengan mengingat pada 4 hal ini diharapkan bisa membuat umat Islam semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melaksanakan amal saleh, dan meninggalkan perbuatan dosa. Wallahu a'lam.