Liputan6.com, Jakarta - Atlet renang Paraguay Luana Alonso menuai perhatian setelah ia diusir keluar dari Kampung Atlet Olimpiade Paris 2024. Perempuan itu tidak lagi diizinkan tinggal di tempat tersebut sampai Olimpiade berakhir.
Luana diketahui menyelinap keluar untuk mengunjungi Disneyland Paris. Ia melakukannya setelah gagal melewati babak penyisihan gaya kupu-kupu 100 meter putri.
Advertisement
Menurut laporan media lokal, Alonso menghabiskan malam di Paris dan pergi ke Disneyland daripada tinggal untuk mendukung rekan satu timnya. Bos komite yang marah kemudian memerintahkannya terbang pulang sebagai hukuman.
Bos Komite Olimpiade Paraguay Larissa Schaerer mengatakan, "Kehadirannya menciptakan suasana yang tidak pantas di dalam Tim Paraguay. Kami berterima kasih padanya karena telah melanjutkan seperti yang diinstruksikan, karena atas kemauannya sendiri dia tidak bermalam di Perkampungan Atlet."
Mengutip laman news.com.au, Selasa (6/8/2024), Alonso yang berusia 20 tahun belum membahas kepergiannya dari Kampung Atlet. Dia mengakhiri karirnya setelah gagal lolos ke semifinal hanya dengan selisih 0,24 detik.
Setelah kompetisi, Luana mengatakan kepada 310.000 pengikut Instagram-nya, "Sekarang sudah resmi! Aku pensiun dari renang, terima kasih banyak atas semua dukungannya! Maaf Paraguay, aku hanya bisa berterima kasih!"
Dalam unggahan berbeda, Luana juga berterima kasih kepada cabang olahraga yang ditekuninya sejak 18 tahun lalu. Menurutnya, renang telah memberinya kesempatan untuk bermimpi, mengajarinya berjuang, berusaha, tekun, berkorban, disiplin, dan banyak lagi.
"Aku memberimu sebagian dari hidupku dan aku tidak mengubahnya untuk apa pun di dunia karena aku menjalani pengalaman terbaik dalam hidupku, kamu memberiku ribuan kegembiraan, teman-teman dari negara lain yang akan selalu aku bawa di hatiku, peluang unik. Ini bukan selamat tinggal, sampai jumpa lagi," tulisnya, 29 Juli 2024.
Atlet Renang Italia Tidur di Taman
Di kesempatan berbeda, atlet renang peraih medali emas Olimpiade asal Italia, Thomas Ceccon, menarik perhatian usai terekam tidur di taman Kampung Olimpiade beralaskan handuk. Aksinya direkam seorang atlet dayung asal Arab Saudi, Husein Alireza, yang melihatnya tertidur di bawah pohon pada Sabtu, 3 Agustus 2024, seraya menandai lokasi ia mengambil gambar ke Instagram Story.
Itu dilakukannya setelah ia mengkritik kualitas akomodasi di Kampung Atlet usah gagal masuk final di kategori 200 meter gaya punggung pada Rabu, 31 Juli 2024.
"Tidak ada pendingin udara di kampung atlet, itu panas, makanannya juga tak enak," ujar Ceccon, dikutip The Sun. "Banyak atlet memutuskan pindah karena hal ini. Itu bukan alibi atau sebuah pembenaran. Itu realitas yang mungkin semua orang tahu."
Ia mengaku kecewa tidak bisa masuk final. Namun, ia kesal karena terlalu lelah. "Sulit tidur baik di malam hari mapun siang hari. Di sini, aku benar-benar kesulitan mengatasi panas dan suara berisik," ucapnya lagi. Tim Italia menolak memberi pernyataan tambahan usai keluhan Ceccon beredar luas.
Namun, bukan Ceccon saja yang mengeluhkan kualitas layanan untuk para atlet Olimpiade Paris 2024. "Makanan tertentu tidak mencukupi: telur, ayam, karbohidrat tertentu," kata Andy Anson, Ketua Asosiasi Olimpiade Inggris, kepada The Times di London. "Kemudian kualitas makanannya, dengan daging mentah yang disajikan kepada para atlet."
Advertisement
Ulasan Ranjang Kardus Olimpiade
Dari sekian banyak hal di Olimpiade Paris 2024, keberadaan ranjang kardus menjadi salah satu yang paling menuai perhatian. Ranjang kardus itu pertama kali diperkenalkan di Olimpiade Tokyo 2021 dan mendapat ulasan buruk dari sejumlah atlet saat itu.
Atlet renang asal Inggris Tom Daley memamerkan ranjang kardus anti-seks di kamarnya saat tiba di Paris menjelang Olimpiade Paris 2024. Peraih medali emas Olimpiade itu pada Senin, 22 Juli 2024, sengaja mengunggah video soal tempat tidur itu agar penggemarnya bisa melihat lebih dekat.
"Ini kardus," katanya sambil memfilmkan bagian kepala tempat tidur dan tiang ranjang. "Seperti yang kalian lihat, itu seperti sebuah karton."
Daley kemudian menunjukkan kasur tipis dan penutup kasur di atas alas karton. "Kemudian, kami mendapatkan (bed cover) Paris '24 kami sendiri," imbuhnya.
Atlet berusia 30 tahun itu kemudian menunjukkan stabilitas tempat tidur dengan melompat-lompat di atasnya. Ia berkata, "Seperti yang kalian lihat, tempat tidur ini cukup kokoh."
Sejumlah Atlet Sebut Ranjang Cukup Kokoh
Mengutip Page Six, Rabu, 24 Juli 2024, pesenam asal Irlandia Rhys McClenaghan juga menguji teori 'anti-seks' saat merekam dirinya memantul, membalikkan badan, menghentakkan kaki, dan membanting tubuhnya ke tempat tidur. Semua bisa dilakukan dengan mulus sehingga layak dinyatakan lulus ujian.
"Itu palsu (anti-seks)! Berita palsu!" ucapnya di akhir video.
Selain Daley dan McClenaghan, pemain tenis Australia Daria Saville dan Ellen Perez juga menguji batas tempat tidur dengan melakukan beberapa pose latihan, seperti resistance band high knee, squat jump, step-up, dan bahkan worm. Nyatanya, tempat tidur tak goyah.
Ulasan para atlet bertentangan dengan klaim pelari tim Amerika Serikat, Paul Chelimo, saat mengikuti ajang Olimpiade Tokyo 2021. Ia saat itu menyebut pemilihan tempat tidur karton 'bertujuan untuk menghindari keintiman di antara para atlet'.
Dia melanjutkan di X, "Tempat tidur akan mampu menahan beban satu orang untuk menghindari situasi di luar olahraga. Saya melihat tidak ada masalah bagi pelari jarak jauh, bahkan kami berempat pun bisa melakukannya😂."
Advertisement