Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Selasa (6/8/2024). IHSG akan berada di posisi 6.949-7.026.
IHSG merosot 3,4 persen ke posisi 7.059 dan masih didominasi oleh volume penjualan pada Senin, 5 Agustus 2024 dengan level IHSG tembus 7.207.
Advertisement
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG telah keluar dari fase konsolidasi dan saat ini berada pada fase bearish. Saat ini posisi IHSG berada pada bagian dari wave © dari wave 2 sehingga IHSG masih rawan koreksi ke 6.949-7.026.
Herditya menuturkan, IHSG berada di level support 7.023,6.914 dan level resistance 7.136,7.207 pada Selasa pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi mengatakan, IHSG terlihat melakukan koreksi dengan runway gap dan breakdown support garis moving average/MA (100,200) disertai volume.
“Limited downside untuk tutup gap bawah dan berpeluang untuk melakukan rebound. Jika mampu breakout garis MA200 berpeluang kembali rebound dan menguji resistance garis MA20,” ujar Wafi.
Ia mengatakan, jika tidak mampu breakout garis MA200, IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi untuk konfirmasi fase bearishnya. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.959-7.150,” kata Wafi.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan resistance di 7.000-7.100.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness
Saham BBRI terkoreksi 3,82% ke 4.530 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, koreksi BBRI pun mampu break MA60. "Saat ini, posisi BBRI diperkirakan berada di akhir wave B dari wave (B), sehingga koreksinya akan relatif terbatas," tutur dia.
Buy on Weakness: 4.430-4.520
Target Price: 4.980, 5.325
Stoploss: below 4.280
2.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Spec Buy
Saham INDF terkoreksi 0,82% ke 6.050 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, koreksi INDF pun mampu menembus MA20.
"Saat ini, posisi INDF diperkirakan sudah berada di akhir wave ii dari wave (iii) dari wave [i], sehingga INDF berpeluang menguat," ujar dia.
Spec Buy: 5.975-6.000
Target Price: 6.175, 6.375
Stoploss: below 5.900
3.PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) - Buy on Weakness
Saham PGEO terkoreksi 3,59% ke 1.210 didominasi oleh volume penjualan, koreksinya pun telah menembus MA60 dan MA200.
"Saat ini, posisi PGEO diperkirakan membentuk bagian dari wave [b] dari wave Y, sehingga PGEO masih rawan melanjutkan koreksinya," tutur dia.
Buy on Weakness: 1.135-1.180
Target Price: 1.325, 1.400
Stoploss: below 1.110
4.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) - Buy on Weakness
Saham SMGR terkoreksi 2,07% ke 3.780 disertai dengan munculnya volume penjualan." Kami perkirakan, posisi SMGR saat ini berada di akhir wave (b) dari wave [iv], sehingga koreksi SMGR akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 3.630-3.730
Target Price: 4.120, 4.450
Stoploss: below 3.550
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 5 Agustus 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada perdagangan Senin (5/8/2024) mengikuti bursa saham global. IHSG melemah terjadi di tengah seluruh sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 3,4 persen ke posisi 7.059,65. Indeks LQ45 terpangkas 3,12 persen ke posisi 890,70. Seluruh indeks saham acuan tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.308,12 dan level terendah 6.998,81. Sebanyak 592 saham melemah sehingga menekan IHSG, 62 saham menguat dan 134 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.351.094 kali dengan volume perdagangan 24,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.180. Investor asing jual saham Rp 508,01 miliar.
Seluruh sektor saham memerah. Sektor saham energi turun 4,94 persen dan pimpin koreksi. Sektor saham basic susut 4,69 persen, sektor saham industri merosot 3,73 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 1,77 persen, sektor saham siklikal terbenam 2,47 persen, sektor saham kesehatan melemah 0,72 persen. Sektor saham keuangan susut 2,69 persen, sektor saham properti merosot 3,05 persen, sektor saham teknologi terpangkas 2,92 persen. Kemudian sektor saham infrastruktur tergelincir 3,15 persen dan sektor saham transportasi susut 4,23 persen.
Bursa Saham Asia Pasifik Tertekan
Bursa saham Asia Pasifik lanjutkan aksi jual dari pekan lalu sehingga menekan indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024). Indeks Nikkei 225 dan Topix bahkan turun lebih dari 12 persen.
Mengutip laman CNBC, indeks acuan telah turun lebih dari 20 persen dari titik tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli 2024.
Indeks Nikkei merosot 12,4 persen, ke posisi 31.458,42. Kinerja indeks acuan tersebut mencatat hari terburuk sejak Black Monday pada 1987. Kerugian sebesar 4.451,28 poin pada indeks tersebut juga merupakan kerugian terbesar sepanjang sejarah.
Indeks Nikkei hapus semua keuntungannya sepanjang 2024 sehingga alami kerugian pada 2024. Indeks Topix melemah 12,23 persen dan ditutup ke posisi 2.227,15. Saham antara lain Mitsubishi, Mitsui and Co, Sumitomo, dan Marubeni anjlok lebih dari 14 persen. Saham Mitsui alami penurunan hampir 20 persen dari kapitalisasi pasarnya.
Koreksi di bursa saham Jepang mengikuti penurunan pada Jumat, 2 Agustus 2024 saat itu indeks Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5 persen dan 6 persen. Kinerja indeks saham Topix alami kinerja terburuk dalam delapan tahun.Sedangkan indeks Nikkei mencatat hari terburuk sejak Maret 2020.
Pada perdagangan awal pekan ini, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 142,09.
Advertisement