Liputan6.com, Jakarta - Islam mengajarkan bahwa bersyukur adalah salah satu cara untuk menambah nikmat. Baik nikmat sehat, maupun nikmat rezeki.
Seperti disebut dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7:
Advertisement
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Senada dengan ajaran Islam, bersyukur juga dinilai penting dan positif secara psikologi. Menurut pakar hilangkan trauma Caezarro Rey Abishur, banyak orang tentu menyadari bahwa bersyukur adalah hal yang penting dalam kehidupan.
“Bayangkan jika kita tidak pernah bersyukur, kita akan terlalu fokus pada penderitaan atau kesulitan yang kita hadapi. Di masa kini, dengan tantangan pekerjaan, usaha, dan dinamika ekonomi yang serba tidak pasti, kita jadi sulit mensyukuri apa yang kita hadapi,” ujar pria yang karib disapa Rheo kepada Health Liputan6.com melalui keterangan tertulis, Senin (5/8/2024).
Tantangan dalam hubungan, lanjut Rheo, baik dengan pasangan maupun rekan kerja, juga bisa mempengaruhi rasa syukur dalam jiwa.
“Jika kita bersyukur, hal-hal baik bisa mendatangi kita,” ujar Kreator Tension Releasing Technique itu.
Apa Manfaat Bersyukur?
Rheo menerangkan berbagai manfaat dari bersyukur, yakni:
Bantu Kurangi Stres dan Depresi
Bersyukur dapat membantu mengurangi stres dan depresi. Ketika seseorang yang terbebani luka-luka kehidupan mengubah fokus dalam jiwanya, mereka bisa terfokus pada hal-hal baik dan sejenak melupakan masalah yang dihadapi.
Ini membantu mereka melewati semuanya dengan lebih ringan. Keinginan untuk melukai diri sendiri atau merasa kesedihan mendalam yang menenggelamkan bisa berkurang intensitasnya dalam kehidupan.
Meningkatkan Kebahagiaan
Bersyukur juga bisa meningkatkan kebahagiaan. Bersyukur terus-menerus dapat mendatangkan hal-hal baik dalam hidup.
“Selain itu, bersyukur disinyalir dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik kita, seperti istirahat yang lebih baik dan sistem kekebalan tubuh yang meningkat.”
Advertisement
Syukuri Kehadiran Orang-Orang di Sekitar
Dalam hubungan sosial, sambung Rheo, mensyukuri kehadiran orang-orang di sekitar kita dapat menciptakan kedekatan dan menumbuhkan rasa bahwa mereka memiliki kontribusi dalam kehidupan kita.
“Bersyukur juga dapat meningkatkan kinerja dan usaha kita. Bayangkan jika kita mensyukuri setiap apa yang kita lakukan dalam usaha kita, kita pasti akan lebih bersemangat dalam menjalankannya,” ucap Rheo.
Bersyukur dapat mengembangkan perspektif positif yang membuat kita memiliki kepuasan hidup tersendiri. Penelitian dan studi kasus, seperti oleh Robert Emmons dan Michael McCullough, menunjukkan bahwa orang yang menulis jurnal syukur secara rutin meningkatkan kesejahteraan emosional dan fisik mereka.
Martin Seligman juga menemukan bahwa peserta yang menulis surat terima kasih menunjukkan peningkatan kebahagiaan dan penurunan gejala depresi yang signifikan.
“Dengan menciptakan jurnal syukur dan sering mengucapkan terima kasih kepada orang di sekitar kita, kita bisa sangat terbantu. Ketika kita terus bersyukur, hal-hal baik akan ditambahkan dalam kehidupan kita,” katanya.
Tak Dianjurkan Mensyukuri Hal Negatif
Namun, kata Rheo, di balik berbagai manfaat bersyukur, ada risiko tersendiri. Yakni ketika seseorang mensyukuri hal-hal yang bermasalah yang sepatutnya tak disyukuri.
“Kita bisa mengundang masalah tersebut lebih banyak lagi. Misalnya, ketika saya mengalami kecelakaan dan mensyukuri bahwa kecelakaan itu tidak membuat saya mati, saya justru mengundang pengalaman negatif lebih banyak.”
“Ketika mobil saya ditabrak dan saya mensyukuri bahwa ada orang yang bertanggung jawab, atau ketika kaca mobil pecah dan saya mensyukuri bahwa nyawa saya selamat, saya tanpa sadar mengundang lebih banyak hal buruk. Saya bingung kenapa kok mobil saya selalu ditimpa masalah?”
Mensyukuri hal-hal negatif, seperti penurunan usaha atau masalah lainnya, bisa membuat sistem bawah sadar tidak menyadari bahwa itu sebenarnya hal yang tidak diinginkan.
“Sistem bawah sadar menarik segala sesuatu yang kita syukuri ke dalam kehidupan kita lagi. Jadi, mensyukuri hal-hal negatif bisa mengundang lebih banyak masalah.”
“Ketika saya berhenti mensyukuri hal-hal negatif, mengubah sampah menjadi anugerah, barulah semua pola kesialan itu berhenti. Bawah sadar saya hanya mengundang memang hal-hal baik yang saya inginkan,” pungkasnya.
Advertisement