Liputan6.com, Jakarta Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pengawas pasar kripto Hasan Fawzi mengungkapkan pada Juni 2024 mengalami perlambatan menjadi Rp 40,5 triliun dari sebelumnya Rp 49,8 triliun pada akhir Mei 2024.
“Namun secara akumulatif, nilai transaksi aset kripto pada semester I 2024 mengalami peningkatan signifikan mencapai Rp 354,17 triliun atau secara tahunan tumbuh lebih dari 3 kali lipat,” kata Hasan dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Juli 2024, Senin (5/8/2024).
Meskipun begitu, tren pertumbuhan investor kripto masih mengalami peningkatan. Investor kripto meningkat menjadi 20,24 juta investor pada Juni 2024, dibandingkan Mei 2024 sebesar 19,75 juta investor.
Advertisement
Hasan menuturkan, dalam rangka persiapan pengawasan penyelenggaraan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) dan aset kripto, OJK telah menyusun naskah mengenai Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) penyelenggaraan perdagangan aset keuangan digital termasuk aset kripto.
“Selanjutnya OJK sedang menyusun RPOJK terkait penyelenggaraan perdagangan aset keuangan digital termasuk aset kripto sebagai persiapan peralihan tugas pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital dan aset kripto dari Bappebti ke OJK,” pungkasnya.
Adaptasi Investor Kripto
Hasan menambahkan jika dilihat tingkat adaptasi investor kripto dalam negeri memang sangat cepat. Hal itu ditandai dengan Indonesia menjadi negara dengan jumlah investor kripto terbesar ke-7 di dunia pada 2023.
Bahkan dalam global crypto adoption dalam perspektif global Indonesia terbesar ke-5. Hal ini menunjukkan minat besar di aset kripto. Di sisi lain berdasarkan survey dari berbagai sumber terkait adopsi aset kripto termasuk Indonesia, kelompok investor aset kripto tanah air masih masuk dalam kategori level awal atau early stage.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin dan Ethereum Anjlok Lebih dari 20% Sepekan
Bitcoin dan Ethereum mengalami aksi jual terburuk sejak pandemi, dengan kedua mata uang kripto tersebut anjlok lebih dari 20 persen dalam sepekan.
Harga Bitcoin sempat menyentuh USD 49.000 atau setara Rp 793,9 juta (asumsi kurs Rp 16.202 per dolar AS), pada Senin, 5 Agustus 2024. Namun, data Coinmarketcap menunjukkan, Bitcoin berhasil pulih dan diperdagangkan di kisaran USD 54.000 atau setara Rp 874,9 juta pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Faktor ekonomi makro menjadi salah satu penyebab penurunan dan aksi jual pasar kripto. Indeks pasar saham Jepang juga anjlok 12% pada Senin hingga mengalami hari terburuk sejak 1987.
VIX, pengukur ketakutan pasar, juga melonjak ke level tertinggi sejak pandemi setelah lonjakan satu hari terbesar dalam lebih dari tiga dekade. Mengingat semua itu, banyak komentator pasar menaikkan volume seruan agar Fed melakukan intervensi dengan pemotongan suku bunga darurat.
Harga Wajar Bitcoin
Sebelumnya, analis JPMorgan telah menandai bitcoin telah menguat melampaui harga wajarnya dalam catatan penelitian pada 18 Juli. Dengan menggunakan harga emas yang disesuaikan dengan volatilitas sebagai proksi, analis JPMorgan memperkirakan harga wajar bitcoin mendekati USD 53.000.
Harga bitcoin terlalu tinggi saat ini. Metrik menunjukkan pembalikan rata-rata di sekitar garis nol, sehingga membatasi potensi kenaikan harga bitcoin dalam jangka panjang,” kata analis JPMorgan, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (6/8/2024).
Ini adalah perkiraan yang mengesankan yang hampir tepat mengenai posisi bitcoin yang diharapkan diperdagangkan relatif terhadap emas. Mempertimbangkan target harga lain yang perlu diperhatikan sebesar USD 43.000, berdasarkan biaya produksi bitcoin, masih belum jelas apakah bitcoin sudah keluar dari masalah.
Advertisement
Harga Kripto Hari Ini 6 Agustus 2024: Bitcoin Cs Kompak Terjun Bebas
Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Selasa (6/8/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih melemah. Bitcoin turun 6,84 persen dalam 24 jam dan 18,59 persen sepekan.
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 54.544 per atau setara Rp 884,8 juta (asumsi kurs Rp 16.222 per dolar AS).
Ethereum (ETH) masih melemah. ETH turun 9,77 persen sehari terakhir dan 26,68 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 39,6 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 6,33 persen dan 18,73 sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 7,59 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA turun 8,90 persen dalam 24 jam terakhir dan 22,12 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.116 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih melemah. SOL turun 5,96 persen dalam sehari dan 28,56 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,12 juta per koin.
XRP terpantau masih berada di zona merah. XRP terkoreksi 6,14 persen dalam 24 jam dan 18,12 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.005 per koin.
Koin Lainnya
Koin Meme Dogecoin (DOGE) masih melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 8,76 persen dan 26,10 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.542 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,93 triliun atau setara Rp 31.227 triliun, melemah sekitar 6,37 persen dalam sehari terakhir.
Advertisement