Personel Keamanan Jaga Ketat Perbatasan India-Bangladesh

Personel Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) (2L) menjaga ketat perbatasan India-Bangladesh, Petrapole, sekitar 100 km sebelah timur laut Kolkata. Militer Bangladesh mengambil alih kendali atas negara pada tanggal 6 Agustus, setelah protes massa memaksa penguasa lama Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut. Kerusuhan tak terbendung meski jam malam tanpa batas waktu diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat.

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 06 Agu 2024, 17:05 WIB
Personel Keamanan Jaga Ketat Perbatasan Bangladesh-India
Personel Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) (2L) menjaga ketat perbatasan India-Bangladesh, Petrapole, sekitar 100 km sebelah timur laut Kolkata. Militer Bangladesh mengambil alih kendali atas negara pada tanggal 6 Agustus, setelah protes massa memaksa penguasa lama Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut. Kerusuhan tak terbendung meski jam malam tanpa batas waktu diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat.
Personel Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF) memeriksa seorang pengemudi truk ketika ia kembali ke India setelah mengantarkan pasokan ke Bangladesh, di perbatasan India-Bangladesh, Petrapole, sekitar 100 km sebelah timur laut Kolkata pada tanggal 6 Agustus 2024. (Dibyangshu SARKAR/AFP)
Militer Bangladesh mengambil alih kendali atas negara pada tanggal 6 Agustus, setelah protes massa memaksa penguasa lama Sheikh Hasina untuk mengundurkan diri dan meninggalkan negara tersebut. (Dibyangshu SARKAR/AFP)
Gelombang demonstrasi di Bangladesh dimulai secara damai pada 1 Juli 2024 lalu. (Dibyangshu SARKAR/AFP)
Unjuk rasa terjadi setelah Pengadilan Tinggi memberlakukan kembali kuota pekerjaan yang mencadangkan sepertiga dari seluruh jabatan pegawai negeri untuk anak-anak pejuang yang berpartisipasi dalam gerakan kemerdekaan pada 1971. (Dibyangshu SARKAR/AFP)
Namun unjuk rasa damai tersebut berubah menjadi kerusuhan massa, setelah PM Sheikh Hasina melontarkan komentar yang menghina para pengunjuk rasa. (Dibyangshu SARKAR/AFP)
Berdasarkan data kepolisian, pejabat pemerintah dan dokter-dokter rumah sakit setempat, setidaknya ada 409 orang tewas di Bangladesh sejak unjuk rasa marak pada Juli lalu. (Dibyangshu SARKAR/AFP)
Kerusuhan tak terbendung meski jam malam tanpa batas waktu diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat. (Dibyangshu SARKAR/AFP)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya