Liputan6.com, Jakarta - Bersyukur adalah tindakan positif yang membawa berbagai manfaat psikologis, seperti mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Namun, di balik manfaat tersebut, ada risiko tertentu jika bersyukur atas hal-hal yang sebenarnya tidak seharusnya disyukuri.
Menurut pakar penghilang trauma, Caezarro Rey Abishur,"Ketika kita mensyukuri hal-hal yang sebenarnya bermasalah, kita berisiko mengundang lebih banyak masalah ke dalam hidup kita."
Advertisement
Dia lalu mencontohkan,"Misalnya, ketika saya mengalami kecelakaan dan mensyukuri bahwa kecelakaan itu tidak membuat saya mati, saya justru mengundang pengalaman negatif lebih banyak."
"Ketika mobil saya ditabrak dan saya mensyukuri bahwa ada orang yang bertanggung jawab, atau ketika kaca mobil pecah dan saya mensyukuri bahwa nyawa saya selamat, saya tanpa sadar mengundang lebih banyak hal buruk. Saya bingung kenapa kok mobil saya selalu ditimpa masalah?," katanya kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Senin, 5 Agustus 2024.
Bersyukur atas hal-hal negatif, seperti penurunan usaha atau masalah lainnya, bisa membuat sistem bawah sadar tidak menyadari bahwa hal tersebut sebenarnya tidak diinginkan.
"Sistem bawah sadar kita cenderung menarik segala sesuatu yang kita syukuri kembali ke dalam hidup kita. Jadi, jika kita bersyukur atas hal-hal negatif, kita bisa mengundang lebih banyak masalah," kata pria yang akrab disapa Rheo.
Dia menambahkan,"Ketika saya berhenti mensyukuri hal negatif dan mulai mengubah perspektif saya, pola kesialan itu berhenti. Bawah sadar saya hanya mengundang hal-hal baik yang saya inginkan."
Jika Mensyukuri Permasalahan Beban Mental
Ketika seseorang bersyukur atas permasalahan beban mental, seperti depresi atau kesedihan mendalam, mereka mungkin merasa aman dan tidak benar-benar memproses luka tersebut. Namun, tubuh tetap menyimpan semua luka itu, yang bisa muncul di kemudian hari dalam bentuk manifestasi lain atau menyebabkan masalah psikosomatik.
Menurut kreator Tension Releasing Technique, banyak kliennya memiliki kemarahan besar dalam jiwa mereka dan seringkali mudah meledak karena trauma yang belum sepenuhnya diatasi.
"Mereka seringkali mensyukuri pengalaman tersebut, merasa bahwa itu membuat mereka kuat. Namun, tubuh mereka masih menyimpan luka-luka lama. Ketika luka-luka ini ditelusuri dan dikorek, saya sering menemukan ledakan-ledakan dalam jiwa mereka," ujarnya.
Advertisement
Hal Buruk Tak Perlu Disyukuri
Dengan menyadari hal ini, lanjut Rheo, kita dapat memahami bahwa ada hal-hal buruk dalam kehidupan yang tidak perlu kita syukuri. "Kita perlu memproses semua beban tersebut hingga sembuh. Baru setelah itu, kita bisa bersyukur dengan utuh dan murni karena kita benar-benar bahagia."
Dia menegaskan, "Jangan bersyukur untuk hal-hal negatif, tetapi selesaikan dan bersihkan residu-residu tersebut dari sistem fisiologis kita. Setelah itu, kita bisa bersyukur dari dalam jiwa kita. Syukuri hanya hal-hal baik yang ingin Anda undang dalam kehidupan, karena mensyukuri hal negatif justru bisa mengundang lebih banyak hal negatif ke dalam hidup Anda."
Manfaat Mensyukuri Hal-Hal Positif
Sebaliknya, Rheo menjelaskan bahwa mensyukuri hal-hal positif memiliki berbagai manfaat, seperti:
1. Membantu Mengurangi Stres dan Depresi
Bersyukur dapat membantu mengurangi stres dan depresi. Ketika seseorang yang terbebani oleh luka-luka kehidupan mengubah fokus mereka pada hal-hal baik, mereka bisa sejenak melupakan masalah yang dihadapi.
Ini membantu mereka melewati tantangan dengan lebih ringan, serta mengurangi keinginan untuk melukai diri sendiri atau rasa kesedihan mendalam yang menenggelamkan.
2. Meningkatkan Kebahagiaan
Bersyukur juga dapat meningkatkan kebahagiaan. Dengan terus-menerus bersyukur, seseorang bisa mendatangkan lebih banyak hal baik dalam hidup mereka. "Selain itu, bersyukur juga dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik kita, seperti kualitas istirahat yang lebih baik dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat," papar Rheo.
Advertisement