Nikkei di Jepang Melonjak 10,2%, Cetak Kinerja Terbaik Sejak Oktober 2008

Reli indeks Nikkei 225 dan Topix pada Selasa, 6 Agustus membawa dua indeks tersebut kembali ke wilayah positif pada 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Agu 2024, 18:40 WIB
Bursa saham Jepang kembali bangkit pada Selasa (6/8/2024) setelah Nikkei 225 dan Topix turun lebih dari 12 persen pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024.(Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Jepang kembali bangkit pada Selasa (6/8/2024) setelah Nikkei 225 dan Topix turun lebih dari 12 persen pada perdagangan Senin, 5 Agustus 2024. Selain itu, bursa saham Asia Pasifik juga sebagian besar melesat.

Mengutip CNBC, Selasa, 6 Agustus 2024, indeks Nikkei 225 alami kerugian terbesar pada sesi sebelumnya sejak kejatuhan Black Monday 1987. Indeks Nikkei naik 10,23 persen ke posisi 34.675,46, dan capai kenaikan harian terbesar sejak Oktober 2008 dan lonjakan tertinggi dalam indeks. Sementara itu, indeks Topix melesat 9,3 persen ke posisi 2.434,21.

Reli di Jepang membuat kedua indeks kembali menguat ke wilayah positif pada 2024. Pada 30 Juli, Bank of Japan telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2008. Hal itu menyebabkan yen menguat ke level tertinggi dalam tujuh bulan sehingga menekan saham.

Pasar global juga dihantui kekhawatiran resesi Amerika Serikat yang dipicu oleh laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan serta pelonggaran “carry trade” yen. Di sisi lain, saham Mitsui melonjak 10,43 persen dan saham Softbank Group Corp melompat 12,06 persen.

Sektor lain yang mengalami reli termasuk produsen mobil dan pemasok semikonduktor Jepang antara lain Suzuki Motor dan Renesas Electronics yang masing-masing naik lebih dari 17,01 persen dan 19,06 persen.Di sisi lain, yen melemah 1,45 persen dan diperdagangkan pada 145,6 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Indeks Kospi di Korea Selatan melonjak 3,3 persen hingga ditutup ke level 2.522,15. Sedangkan indeks Kosdaq menguat 6,02 persen ke posisi 732,87.

Bursa saham Korea Selatan sempat dihentikan sementara pada Senin, 5 Agustus 2024 setelah anjlok 8 persen. Saham raksasa Samsung Electronics naik 1,54 persen, sedangkan saham SK Hynix melompat 4,87 persen.

Di sisi lain, indeks CSI 300 ditutup ke posisi 3.342,98. Indeks Hang Seng di Hong Kong sedikit berubah. Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,41 persen ke posisi 7.680,6.


Harga Minyak Menguat

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sementara itu, harga minyak Brent melompat 0,89 persen menjadi USD 76,98 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,84 persen menjadi USD 73,78.

Adapun realisasi pengeluaran rumah tangga Jepang pada Juni menunjukkan penurunan lebih besar dari yang diperkirakan year over year (YoY), turun 1,4 persen secara riil.

Pendapatan bulanan rata-rata per rumah tangga naik 3,1 persen secara riil dari tahun sebelumnya. Upah riil di Jepang naik 1,1 persen pada Juni dibandingkan tahun lalu, pertama kalinya upah naik dalam 26 bulan.

Adapun pertumbuhan upah yang kuat menawarkan lebih banyak ruang bagi Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang untuk memperketat kebijakan moneternya.

Di sisi lain, Bank Sentral Australia mempertahankan suku bunga tetap pada 4,35 persen pada Selasa, 6 Agustus 2024. Hal ini sesuai yang diharapkan ekonom. Bank Sentral Australia mencatat inflasi tetap berada di atas titik tengah targetnya selama 11 kuartal berturut-turut dan prospek ekonomi Australia tetap tidak pasti.

Bank Sentral Australia juga menaikkan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang berakhir Desember menjadi 1,7 persen dari 1,6 persen yang diperkirakan pada Mei.


Nikkei 225 Jepang Bangkit Kembali Usai Cetak Kerugian Terburuk Sejak 1987

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Jepang kembali rebound (naik) pada pembukaan perdagangan Selasa setelah mengalami penurunan yang dalam hingga 12% pada perdagangan sebelumnya. Indeks Nikkei 225 dan Topix sama-sama anjjlok pada sesi sebelumnya.

Sedangkan bursa saham di Asia-Pasifik juga bersiap untuk pulih. Mengutip CNBC, Selasa (6/8/2024), Nikkei 225 Jepang dan Topix yang berbasis luas naik lebih dari 7% pada pembukaan perdagangan hari ini.

Pada Senin kemarin, Nikkei mengalami kerugian terbesar sejak Black Monday pada tahun 1987. Mata uang Yen melemah lebih dari 2% untuk diperdagangkan pada 146,02 terhadap dolar AS.

Untuk Kospi Korea Selatan melonjak hampir 3% sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 3,75%.

Rebound terjadi setelah pasar Korea Selatan dihentikan sementara pada hari Senin setelah pemutus sirkuit diaktifkan.

S&P/ASX 200 Australia dibuka naik 0,16%. Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 16.781, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 16.698,36.

Data Jepang

Angka pengeluaran rumah tangga Jepang pada bulan Juni menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan tahun ke tahun, turun 1,4% secara riil.

Pendapatan bulanan rata-rata per rumah tangga naik 3,1% secara riil dari tahun sebelumnya. Penurunan yang lebih besar dari perkiraan dapat menahan rencana BOJ untuk menaikkan suku bunga.

 


Wall Street Anjlok Parah, Dow Jones dan S&P 500 Cetak Kinerja Terburuk Sejak 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham di Amerika Serikat (AS) anjlok tajam pada perdagangan Senin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatatkan hari terburuknya dalam hampir dua tahun.

Anjloknya bursa yang sering disebut dengan Wall Street ini karena kekhawatiran atas kesehatan ekonomi AS memicu aksi jual pasar global.

Indeks Dow Jones turun 1.033,99 poin, atau 2,6%, ditutup pada 38.703,27. Indeks Nasdaq Composite turun 3,43% dan ditutup pada 16.200,08, sementara S&P 500 turun 3% ditutup pada 5.186,33.

Indeks saham unggulan Dow dan S&P 500 mencatatkan kerugian harian terbesar sejak September 2022.

Pasar saham Jepang juga membukukan penurunan terburuk sejak Black Monday di Wall Street pada 1987, yang berkontribusi terhadap kekhawatiran akan gejolak global di pasar.

Kekhawatiran akan resesi AS menjadi penyebab utama kemerosotan pasar global setelah laporan pekerjaan bulan Juli yang mengecewakan pada hari Jumat.

Investor juga khawatir bahwa Federal Reserve tertinggal dalam memangkas suku bunga untuk mendukung perlambatan ekonomi, dengan bank sentral memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam dua dekade minggu lalu. Investor terus menjual saham teknologi berkapitalisasi besar dan perdagangan kecerdasan buatan yang pernah populer.

Saham Teknologi

Saham teknologi termasuk yang berkinerja terburuk pada hari Senin:

Saham Nvidia turun 6,4% pada hari Senin, membawa penurunannya dari level tertinggi 52 minggu menjadi hampir 29%.

Saham Apple turun 4,8% setelah Berkshire Hathaway milik Warren Buffett memangkas setengah sahamnya di pembuat iPhone tersebut.

Saham lain yang juga mengalami penurunan adalah Tesla, yang turun 4,2%, dan Super Micro Computer yang turun 2,5%.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya