Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siapkan future leader bank syariah melalui program Officer Development Program (ODP). Sejak awal merger, ini BSI telah menggelar 4 angkatan ODP yang terdiri dari 18 kelas dan baru saja kemarin (5/8/2024) meluluskan 151 peserta ODP yang tergabung dalam angkatan ke 3 tahun 2023. Setelah selesai program ini BSI akan merekrut ODP baru sebanyak 210 orang dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia yang akan dimulai September 2024.
"Melalui kegiatan pemilihan best talent ini, kami ingin BSI menjadi sebagai bank syariah tempat bekerja para talenta terbaik Indonesia yang akan menjadi the next leader bank syariah”, ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Advertisement
Sejauh ini sudah beberapa level senior manager BSI yang menjadi pimpinan di bank syariah lain. Hal ini membuktikan bahwa proses pendidikan dan experience selama bekerja di BSI selaku bank syariah terbesar menjadi rolemodel bank syariah lain.
Penciptaan talenta terbaik di bidang perbankan syariah sangat penting untuk menumbuhkan bisnis lebih cepat dibandingkan pertumbuhan industri. Oleh karena itu Hery menekankan pentingnya regenerasi dan pemberdayaan seluruh sumber daya yang ada untuk fokus pada peningkatan market share. Peningkatan kualitas SDM tentu menjadi salah satu perhatian utama dalam perbankan syariah agar Bank Syariah semakin kuat.
Melalui program ini BSI bukan hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi menyiapkan calon-calon pimpinan bank syariah masa depan.
"Tantangan kedepan untuk meningkatkan market share harus didukung oleh sumber daya manusia yang produktif dan kapabel. Kita harus terus berupaya meningkatkan produktivitas dari waktu ke waktu, dan para leader harus mampu membawa BSI dari good menjadi great, tidak cukup hanya baik tapi juga terbaik di industri," ujar Hery menegaskan.
Hery menegaskan pentingnya kaderisasi berkelanjutan, baik dari internal promosi maupun rekrutmen lulusan baru perguruan tinggi. Para tenaga muda ini diharapkan dapat membawa energi dan semangat baru, serta mampu menumbuhkan kreasi dan inisiatif untuk kemajuan BSI.
Dari beberapa angkatan, BSI telah meluluskan lebih dari 1300 pegawai ODP yang saat ini bekerja sebagai junior manager bahkan ada yang sudah menduduki level Vice President.
Hery juga mengingatkan para pegawai pimpinan baru untuk siap ditempatkan di seluruh unit kerja dengan mengedepankan core values AKHLAK, integritas dan juga memberikan keteladanan baik sebagai leader, perubahan mindset, cekatan menggali potensi bisnis, dan membangun aliansi untuk mencapai market share yang optimal sebagai leader di perbankan syariah.
BSI Bidik Masuk Top 3 Bank Syariah Global
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengukuhkan visi untuk menjadi Top 3 Bank Syariah Global dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu 10 tahun mendatang.
Hal ini disampaikan Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam acara diskusi buku hasil karyanya yang berjudul “Mega Merger In The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia”.
“What's next, apa yang ingin dicapai oleh BSI? Kami telah menyusun rencana kerja selama 10 tahun, BSI masuk top 3 bank syariah global dari sisi market cap,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/7/2024).Hery memaparkan bahwa setelah merger, BSI berhasil mencapai target ROE di atas 18% dan masuk dalam Top 10 Global Islamic Banks dari sisi kapitalisasi pasar pada Maret lalu. Pencapaian luar biasa ini berhasil diraih satu tahun lebih awal dari yang ditargetkan perusahaan yakni pada tahun 2025 mendatang.
Hasil dari merger tiga bank syariah milik Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) membawa manfaat besar bagi BSI. Di antaranya BSI sukses memperbesar skala bisnis dan meningkatkan jumlah nasabah secara signifikan. Setelah merger jumlah nasabah BSI meningkat lebih dari 5 juta nasabah menjadi 20 juta pada maret 2024.
“Alhamdulillah, merger ini membawa banyak berkah bagi BSI, terutama jika kita melihat dari pertumbuhan aset. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan aset BSI mencapai dua digit sementara industri hanya tumbuh satu digit. Selain itu, pembiayaan dan dana pihak ketiga juga mengalami peningkatan. Di samping pertumbuhan kinerja yang meningkat, kinerja keuangan BSI juga semakin membaik. Sekarang, BSI telah menjadi bank kelas menengah yang terbaik di Indonesia” papar Hery.
Dalam diskusi tersebut, Hery mengatakan bahwa BSI merupakan salah satu bentuk nyata dari aspirasi pemerintah dalam upaya peningkatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dia menegaskan BSI lahir dari keinginan besar pemerintah agar Indonesia memiliki bank syariah yang besar dan menjadi representasi kekuatan perbankan syariah di dalam negeri maupun global.
Advertisement
Jangkau Lebih Banyak Nasabah
Menurutnya, kehadiran BSI harus bisa menjadi bank syariah yang modern, universal dan inklusif. BSI pun harus mampu menjangkau lebih banyak masyarakat di Tanah Air. “Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak, tapi sebelum hadirnya BSI, tidak ada bank syariah besar. Ini merupakan anomali padahal kita punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah,” jelas Hery.
Ketika melakukan merger tiga bank syariah milik Himbara, yaitu BRISyariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah, Hery menceritakan bahwa dirinya menghadapi tantangan yang besar. Merger BSI berlangsung di saat pandemi Covid-19 melanda, namun di bawah kepemimpinan Hery proses integrasi tersebut dapat selesai sesuai jadwal yakni dalam tempo 11 bulan.
Hery mengungkapkan bahwa ketika mendapat amanah untuk memimpin proyek merger tersebut, sebagai seorang leader, ia menyadari bahwa mengawal proses merger dengan visi dan misi yang besar bukanlah tugas yang mudah.
Dia menceritakan bahwa saat merger, BSI harus melakukan transformasi, termasuk teknologi dan digital, serta menjadi bank syariah yang mampu bersaing dan kompetitif, sehingga BSI dapat memenuhi segala kebutuhan berbagai segmen konsumen dari segi bisnis apapun.
Tantangan integrasi ini harus dijawab dengan solusi yang tepat agar konsolidasi dapat mendorong daya saing bank syariah. Selain itu, tim merger juga harus memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku, baik dari sisi operasional, keuangan, maupun kepatuhan.
“Tidak hanya itu, semua hal ini pun harus kami selesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan dalam kondisi luar biasa, yaitu ketika pandemi Covid-19 sedang berlangsung. Oleh karena itu, penerapan prinsip transparansi, komunikasi efektif dan kolaborasi yang erat merupakan aspek penting yang kami kedepankan,” ujar Hery.