Tolak Kotak Kosong di Pilkada Jakarta, PDIP Tunggu Keberanian Parpol Lain

Menurut Deddy, Pilkada Jakarta membutuhkan parpol yang berani dan juga memiliki semangat dan nurani untuk tetap menjaga iklim demokrasi Indonesia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Agu 2024, 10:37 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Hanteru Sitorus. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menolak tegas wacana adanya kotak kosong di Pilkada Jakarta. Saat ini, PDIP tengah melakukan komunikasi dengan parpol lain seperti PKB, NasDem dan PKS untuk menyiapkan calon untuk maju Pilkada Jakarta.

Namun, Deddy menyebut agar PDIP bisa mencegah adanya kotak kosong, hal itu bergantung dengan keberanian parpol lain. Sebab, PDIP tidak bisa mengusung calon sendiri melainkan harus berkoalisi.

“(Mencegah kotak kosong) tergantung apakah masih ada partai politik yang masih punya keberanian,” kata Deddy saat dikonfirmasi, Rabu (7/8/2024).

Menurut Deddy, Pilkada Jakarta membutuhkan parpol yang berani dan juga memiliki semangat dan nurani untuk tetap menjaga iklim demokrasi Indonesia. 

“Parpol yang masih punya nurani untuk menjaga demokrasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Deddy menegaskan siapapun pihak yang mewacanakan kotak kosong di Pilkada Jakarta adalah pengecut.

“Ya itu kan tindakan pengecut, nggak berani bersaing. Sangat menyedihkan jika skenario seperti itu dilakukan di Ibu Kota Negara RI. Demokrasi dihancurkan oleh persekongkolan jahat oligarki,” kata Deddy saat dikonfirmasi, Selasa (6/8/2024).

Deddy mengingatkan praktik lawan kotak kosong kerap di pakai di daerah dan jangan sampai terjadi di Jakarta. Sebab menurutnya hal itu hanya akan membuang anggaran pemilu saja. 

“Kalau praktek di banyak kabupaten kota mau dijadikan kebiasaan di Jakarta, bubarkan saja pilkada. Hanya buang-buang anggaran dan suara rakyat dimanipulasi oleh partai politik,” kata dia.

“Demokrasi itu adalah tersedianya pilihan bagi rakyat dalam memilih pemimpin, bukan persekongkolan para elit,” pungkasnya.


PDIP Tak Akan Biarkan Ada Kotak Kosong

Diketahui, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menegaskan, demokrasi sehat harus dijaga salah satunya dengan cara memilih calon pemimpin dan pemimpin, bukan memilih antar kotak kosong.

“Demokrasi yang baik dan sehat itu memilih calon pemimpin dan pemimpin, bukan kotak,” kata Djarot saat dikonfirmasi, Selasa (6/8/2024).

Djarot menegaskan PDIP tidak akan membiarkan Pilkada Jakarta terjadi hanya melawan kotak kosong. Ia menyatakan PDIP akan mengusung calon dari kader sendiri.

“PDIP kita berusaha mengusung calon kita, tapi tetap berkomunikasi dengan parpol lain.  Mari membangun demokrasi sehat, PDIP  jelas siapkan kadernya di Jakarta,” tegas Djarot.

Djarot mengaku pihaknya masih intens berkomunikasi dengan PKB terkait Pilkada Jakarta. Namun, ia menyebut keputusan final  belum diambil dan dinamika masih sangat cair.

“Kita bicara dengan PKB Jakarta ke depan seperti apa, baru menentukan  sosok paling tepat,” kata dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan parpol bahwa akan sangat malu bila Pilkada Jakarta ada kotak kosong.

“Apa gak malu lawan kotak kosong? Masa semua diborong, meskipun boleh ya. Tapi masa ajakarta kotak kosong, nanti yang menang kotak kosong gimana?,” pungkasnya.


PKB Bantah Ada Skenario Lawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta 2024

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid membantah akan ada salah satu calon di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 melawan kotak kosong. Hal ini dikarenakan memang belum terlihat untuk menuju ke arah itu.

"Saya belum melihat sampai ke sana (kotak kosong). Yang jelas yang saya lihat ingin ada kolaborasi kerja sama dari partai-partai politik yang ada," kata Jazilul kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2024).

"Kan sudah tidak ada lagi sebenarnya istilah-istilah seperti itu kan, kalau pilpres selesai ya selesai. Pilkada lihat saja di banyak tempat, ada macam-macam itu, zig zag antara partai-partai ya di lokalnya," sambungnya.

Selain itu, Wakil Ketua MPR RI ini ingin agar Pilkada Jakarta 2024 nanti dapat berjalan dengan aman dan lancar.

"Ada keinginan untuk melakukan kerja sama kolaborasi dalam pemerintahan ke depan dan sebagian dimulai dari pilkada. Kan kita ingin pilkada berjalan lancar, apalagi di DKI enggak ada riuh-riuh supaya semuanya lancar," ujar Jazilul.

Sebelumnya, pengamat politik dari lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio atau Hensat, menilai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Pilkada Serentak 2024 bakal memunculkan banyak calon tunggal melawan kotak kosong.

Adapun KIM merupakan gabungan partai politik atau parpol yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Menurut Hensat, PDI Perjuangan akan menjadi satu-satunya parpol yang tidak bergabung di KIM Plus.

"Ya ada KIM Plus ini bisa bikin banyak pilkada jadi lawan kotak kosong. Jadi kemunculan kotak kosong ini calon-calon tunggal karena KIM plus kekuatannya kan semuanya itu (parpol) kecuali PDIP," kata Hensat, Senin (5/8/2024).


KIM Plus Bikin Demokrasi Sesat dan Jahat

KIM Plus, lanjut Hensat, berpotensi menjadi penguasa di gelaran Pilkada Serentak 2024. Sebab, calon kepada daerah yang diusung KIM Plus hanya melawan kotak kosong.

"Bahkan PKS juga masuk sana (KIM Plus), jadi semua partai di Senayan. Masuk Senayan 8 partai itu kecuali PDI Perjuangan, jadi 7 partai itu udah di KIM Plus. Ya dampaknya mereka akan menguasai pilkada," ucap Hensat.

Hensat memandang, KIM Plus dengan kotak kosongnya menunjukkan bahwa Indonesia berada pada era demokrasi siasat. Demokrasi, kata dia, kemungkinan tak berjalan dengan sehat.

"Ya kotak kosong di mana-mana, ini kan era demokrasi siasat. Bisa jadi nanti demokrasinya sesat, bisa jadi nanti demokrasinya jahat," ucap Hendri Satrio.

Infografis Golkar Buka Peluang Usung Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya