AS Hancurkan Pesawat Nirawak Milik Houthi di Laut Merah dan Teluk Aden

Militer Amerika Serikat mengaku bahwa pihaknya telah menghancurkan tiga pesawat nirawak milik Houthi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Agu 2024, 14:04 WIB
Serangan Israel ke Hodeida yang dikuasai Houthi. (AFP)

Liputan6.com, Laut Merah - Militer Amerika Serikat menghancurkan sejumlah pesawat nirawak yang dioperasikan dari jarak jauh oleh Houthi.

Komando Pusat AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (6/8/2024) pagi waktu Yaman bahwa pasukannya telah menghancurkan tiga pesawat nirawak yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman di atas Teluk Aden.

"Senjata-senjata ini menghadirkan ancaman yang jelas dan mendesak bagi pasukan AS dan koalisi, serta kapal-kapal dagang di kawasan tersebut. Perilaku sembrono dan berbahaya oleh Houthi yang didukung Iran ini terus mengancam stabilitas dan keamanan regional," kata Komando Pusat AS dalam pernyataan tersebut.

Di Sanaa, Houthi mengaku tidak bertanggung jawab atas serangan baru terhadap kapal-kapal yang ada di Laut Merah atau Teluk Aden pada Selasa (6/8).

Sejak Sabtu (3/8) Houthi kembali memulai menembakkan rudal ke kapal komersial di Teluk Aden. Menurut Pusat Informasi Maritim Gabungan, kapal kargo berbendera Liberia Groton diserang dua rudal pada Sabtu sore saat berlayar di sebelah timur Aden, kota pelabuhan selatan Yaman.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara militer milisi, Yahya Sarea, Houthi mengklaim bahwa Groton menjadi sasaran karena perusahaan induk kapal tersebut melanggar larangan untuk pergi ke pelabuhan Israel.

Serangan Houthi terhadap kapal telah dihentikan sejak 20 Juli, ketika jet Israel menargetkan fasilitas penyimpanan minyak dan target lainnya di Hodeidah, kota yang dikuasai Houthi di Yaman barat.

Meskipun mereka sering mengancam akan membalas pemboman Israel, Houthi belum melakukan serangan lebih lanjut terhadap Israel atau kapalnya dalam dua minggu terakhir.


Aktivitas Houthi di Laut Merah

Kiprah kelompok Houthi menyita perhatian publik usai mendeklarasikan blokade terhadap kapal laut yang menuju Israel di Laut Merah. Blokade itu diklaim hanya akan berakhir jika Israel mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. (AP Photo)

Sejak November, Houthi telah menyita sebuah kapal komersial, menenggelamkan dua kapal lainnya, dan melancarkan puluhan serangan rudal, pesawat nirawak, dan perahu tanpa awak terhadap kapal-kapal komersial dan angkatan laut di jalur pelayaran internasional di lepas pantai Yaman.

Mereka mengklaim telah bertindak sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Palestina dalam melawan perang Israel di Gaza.

Sementara itu, Rashad Al-Alimi, ketua Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman, mengatakan bahwa pemerintahnya membatalkan tindakan ekonomi terhadap bank-bank di Sanaa untuk memajukan "kepentingan rakyat."

 


Perjanjian Yaman dan Houthi

Ideologi Houthi antara lain dirumuskan dalam slogannya, yakni "Allah Maha Besar, matilah AS, matilah Israel, terkutuklah kaum Yahudi dan kemenangan bagi Islam." (AP Photo)

Yaman menyetujui perjanjian yang ditengahi PBB dengan Houthi untuk mencabut sanksi terhadap bank-bank di Sanaa dan mengizinkan Yemenia Airways.

"Kita sedang terlibat dalam masalah ekonomi, dan Dewan Kepemimpinan Presiden telah memutuskan untuk memprioritaskan kepentingan rakyat Yaman di atas semua kepentingan lainnya," kata Al-Alimi dalam sebuah wawancara dengan Hadhramaut yang dikelola pemerintah.

Pemimpin Yaman itu juga mengatakan bahwa pemerintahnya telah menerima rencana perdamaian yang ditengahi PBB, yang dikenal sebagai peta jalan, untuk mengakhiri perang di Yaman, dan memuji Koalisi yang dipimpin Saudi untuk mengembalikan legitimasi di Yaman.

Infografis Huawei Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya