Liputan6.com, Lampung - Lifter tim Indonesia asal Provinsi Lampung, Eko Yuli Irawan diharapkan tampil maksimal dalam ajang perebutan medali angkat besi kelas 61 kilogram putra, pada Olimpiade Paris 2024.
Pria 35 tahun kelahiran Kelurahan Tejo Agung, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Lampung itu akan bertarung merebut medali emas melawan 11 atlet dari negara lain pada cabang olahraga angkat besi yang akan berlangsung di South Paris Arena 6, Rabu (7/8/2024) sekita pukul 20.00 WIB.
Advertisement
Menjelang pertandingan, Eko Yuli Irawan mendapat pesan dan doa khusus dari adik kandungnya, Agung Romansa. Pesan itu sekaligus menjadi suntikan semangat bagi lifter tim Indonesia itu supaya memberikan hasil terbaik di Paris.
"Harapannya juara ya, karena kan keinginan kakak saya juga ingin mendapatkan medali emas di ajang olimpiade, ini yang kelima kalinya," kata Agung Romansa, di rumahnya di Kelurahan Tejo Agung, Kecamatan Metro Timur, Rabu (7/8/2024).
Agung mengatakan, Eko Yuli merupakan atlet angkat besi yang sudah lima kali tampil di Olimpiade. Dari empat kali berjuang, Eko selalu memberikan medali untuk Tanah Air.
"Sebelumnya sudah menang Olimpiade empat kali berturut-turut. Dua medali perunggu dan dua perak untuk Indonesia. Ya mudah-mudahan ini yang kelima kalinya, untuk terakhir kalinya juga kami berharap kami berdoa, ingin mendapatkan medali emas," ucapnya.
Keluarga Mengadakan Syukuran dan Doa Selamatan
Dia menyampaikan, keluarga besar Eko di kampung selalu memberikan dukungan dan doa selama ia berjuang di Paris.
"Untuk dukungan kami mengadakan selamatan atau syukuran, baca doa bersama, yasinan di rumah, kirim doa untuk kakak, ya supaya semua berjalan lancar," jelas dia.
Ditanya soal persiapan Eko selama di rumah menjelang Olimpiade Paris, Agung menyampaikan bahwa kakak pertamanya itu telah berlatih secara maksimal.
"Kalau di rumah ya jelas mulai dari makanan untuk berat badan dikondisikan supaya stabil, mendekati target berat badan di kelas 61 kilogram, menjaga kondisi tubuh dan menjaga angkatan juga yang jelas," ungkapnya.
Dia menambahkan, Eko pernah curhat soal kekhawatirannya selama bertanding yaitu cedera dan berat badan. Meski demikian, dia yakin bahwa Eko akan memberikan yang terbaik.
"Kalau curhat kesulitan di pertandingan sih sebenarnya engga ada, karena memang semua atlet juga mengakui Eko itu jam terbangnya tinggi, hanya saja masalah cedera dan berat badan, itu aja sih," kata dia.
Dia mengaku, ada kebiasaan keluarga besar Eko yang kini menjadi tradisi jika kakak sulungnya itu berhasil meraih medali selama berjuang di Olimpiade. Tradisi itu adalah mengadakan acara syukuran dan doa bersama.
"Ya pasti, itu sudah jadi kebiasaan keluarga kami, kalau kami mendapat sebuah rezeki, diberi rezeki, jelas kami mengadakan syukuran, sebagai tanda ucapan rasa syukur kami, rasa syukur keluarga kami. Semoga kakak bisa memberikan hasil yang terbaik untuk Indonesia," dia memungkasi.
Advertisement