WIKA Beton Cetak Kontrak Baru Rp 3,36 Triliun, Mayoritas Proyek Swasta

WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Agu 2024, 15:50 WIB
Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 3,36 triliun sepanjang semester I 2024. Penyumbang terbesar dari proyek infrastruktur swasta. 

Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjabarkan, proyek yang menyumbang performa perseroan pada semester I 2024 didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 79,84%, disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%.

"Kemudian properti sebesar 6,68%, dan sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 5,69%, 0,43%, dan 0,01%," ungkap Dedi kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Sementara berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA sebesar 2,64%, afiliasi WIKA sebesar 0,57%, dan pemerintah sebesar 0,43%.

Perseroan juga mencatatkan kinerja positif pada periode enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16,02 miliar, naik 45,45% dibanding laba Juni 2023.

Pertumbuhan laa itu sejalan dengan pendapatan usaha hingga Juni 2024 yang mencapai Rp 2,20 triliun. Pendapatan itu nai 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023.

"Porsi pendapatan Perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," beber Dedi.

WIKA Beton merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) crushing plant. WIKA Beton menerapkan pola precast Engineering- Production-Installation (EPI).

WIKA Beton memiliki 4 (empat) anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Citra Lautan Teduh, dan PT Wijaya Karya Pracetak Gedung. Mengusung moto Solution and Trust, WIKA Beton berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, melalui berbagai produk dan jasa yang berkualitas dan bermutu tinggi, dengan praktik industri hijau yang berkelanjutan.


WIKA Beton Bidik Kontrak Baru Rp 7,48 Triliun pada 2024

Pekerja memantau bongkar muat Slap Track atau bantalan rel di Pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) membutuh 30.177 unit slab track. WIKA Beton memproduksi 14.786 unit yang rampung dua minggu lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan, yakni akhir Mei 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton menargetkan raihan omzet kontrak baru sebesar Rp 7,48 triliun. 

Sejumlah proyek yang disasar untuk mencapai target tersebut di antaranya adalah pembangunan jalan tol, Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, pelabuhan, gedung perkantoran, proyek perkeretaapian LRT dan MRT, serta lainnya.

Untuk menunjang pencapaian tersebut, Perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar Rp 230,17 miliar pada 2024. WIKA Beton menargetkan kenaikan 13% omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun. 

Proyek besar penyumbang perolehan kontrak 2023 Wika Beton didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83%, sektor industri sebesar 13,06%, sektor properti sebesar 10,74%, sektor kelistrikan sebesar 7,42%, disusul sektor energi sebesar 2,50%, dan sektor tambang sebesar 0,45%.

 


Cari Proyek Non-APBN

Proses produksi Slap Track atau bantalan rel di Pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) membutuh 30.177 unit slab track. WIKA Beton memproduksi 14.786 unit yang rampung dua minggu lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan, yakni akhir Mei 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, jika dibagi berdasarkan pelanggan, perolehan kontrak baru 2023 WTON bersumber dari pelanggan eksternal sebesar 92,52% dan internal sebesar 7,48%. Pelanggan eksternal berasal dari swasta sebesar 78,52%, disusul BUMN sebesar 12,91%, dan Pemerintah sebesar 1,09%. 

Sedangkan pelanggan internal terdiri dari WIKA Holding sebesar 6,49% dan afiliasi WIKA sebesar 0,98%. Manajemen WIKA Beton pun menetapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja Perseroan agar terus optimal. 

"Tahun ini, WIKA Beton memiliki bekal kontrak carry over sebesar Rp4 triliun untuk mengisi perolehan penjualan sepanjang periode pemilu berlangsung,” tulis Manajemen WIKA Beton, Selasa (23/1/2024).

WIKA Beton juga secara proaktif mencari perolehan proyek non-APBN seperti dari sektor swasta, BUMN, serta pasar luar negeri. Strategi ini diharapkan dapat menunjang kinerja maksimal Perseroan, dengan tetap berkomitmen kuat pada standar kualitas dan mutu serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya