The Fed Bikin Rencana IPO Tertahan

Faktor fundamental saja cukup bagi perusahaan yang ingin melakukan IPO, tetapi perlu diimbangi dengan prospek pertumbuhannya seperti apa ke depan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Agu 2024, 18:10 WIB
IHSG menguat 24,13 poin atau 0,34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.196,75. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengungkapkan beberapa perusahaan masih menahan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO). Hal ini akibat banyak perusahaan yang masih melihat proyeksi pasar dan investor masih menunggu penurunan suku bunga The Fed.  

“IPO kan sekarang sebenarnya tinggal melihat market windows-nya seperti apa. Ya kan market windows bisa lagi on atau bisa lagi off. Yang penting dipersiapkan, fundamentalnya, siapin story growth-nya seperti apa,” kata Oki kepada wartawan usai Mandiri Sekuritas Economic and Market Outlook, Rabu (7/8/2024).

Oki menambahkan, faktor fundamental saja cukup bagi perusahaan yang ingin melakukan IPO, tetapi perlu diimbangi dengan prospek pertumbuhannya seperti apa ke depan.

“Fundamental bagus, tidak cukup, yang penting story kedepannya gimana. Growth story-nya kedepannya gimana. Kemudian pick the right window,” jelasnya Oki.

Selain soal suku bunga The Fed, menurut Oki saat ini banyak perusahaan masih mencermati terkait   transisi ke pemerintahan baru Indonesia. 

Oki mengungkapkan, Mandiri Sekuritas sendiri hingga saat ini belum membawa satupun perusahaan untuk melantai di Bursa. 

“Bisnis Mandiri Sekuritas hingga saat ini masih lebih banyak ditopang oleh penerbitan obligasi rupiah dan dolar, hingga advisory merger dan akuisisi,” pungkasnya.


Pencatatan Global Sukses Digital

IHSG ditutup pada level 7.220,88. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, saham PT Global Sukses Digital Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu 7 Agustus 2024 dengan kode DOSS. Pada perdagangan saham perdananya, saham DOSS sentuh auto reject atas (ARA).

Saham DOSS naik 34,81 persen ke posisi 182, sesaat setelah perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan saat itu tercatat sebanyak 1.998 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 22.108 lembar senilai Rp 402,3 juta.

Perseroan telah menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan melepas sebanyak 450 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 40 per lembar. Besaran saham yang dikeluarkan itu setara dengan 26,09 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

PT Global Sukses Digital Tbk menetapkan harga IPO sebesar Rp 135 per lembar. Dengan demikian, perseroan mengantongi dana segar Rp 60,75 miliar dari IPO.

Direktur Utama PT Global Sukses Digital Tbk, Tahir Matulatan menjelaskan, keputusan perseroan untuk menjadi terbuka didasari oleh keyakinan bahwa transparansi dan keterbukaan informasi adalah fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Langkah ini sekaligus menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan perusahaan, menandai awal baru dalam pengembangan bisnis danupaya memperluas jangkauan di pasar nasional.

"Dengan pencatatan saham ini kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan dan memberikan nilai tambah yang optimal bagi seluruh pemegang saham, mitra, pelanggan dan seluruh pemangku kepentingan," kata Tahir dalam seremoni pencatatan saham DOSS.


Tentang PT Global Sukses Digital

Sejak didirikan, PT Global Sukses Digital Tbk. telah melayani lebih dari 80,000 pelanggan B2C, 900 lebih pelanggan B2B serta 50 pelanggan bidang pemerintahan. DOSS memiliki visi untuk menjadi pemimpin pasar ekosistem 360 dalam industri retail kamera di Indonesia.

Misi perusahaan adalah untuk menyediakan produk kamera dan layanan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen, mulai dari pehobi fotografi, videograferprofesional, konten kreator, pelajar, hingga keluarga dan gamer.

"Dengan pencatatan saham di BEI, PT Global Sukses Digital Tbk berkomitmen untuk terus memperluas jaringan retail kamera di Indonesia, meningkatkan kualitas layanan, serta mengembangkan inovasi produk yang relevan dengan perkembangan teknologi," imbuh Tahir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya