Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton (WTON) atau WIKA Beton cukup optimistis dengan prospek perseroan jika perusahaan induk, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bergabung atau merger dengan PT PP Tbk (PTPP).
Direktur Teknik dan Produksi WIKA Beton, Verly Widiantoro mengatakan, saat ini perseroan merupakan pemimpin pasar dengan pangsa pasar sebesar 47,9%.
Advertisement
Verly meyakini angka itu akan naik hingga 50% pada tahun depan. Sehingga, apabila terjadi merger pada perusahaan induk, WIKA Beton akan tetap menjadi pemimpin pasar.
"Dari sisi market size, teknologi, kualitas, dan juga ada pabrik yang kami miliki, itu kami masih di atas dan jadi market leader,” kata Verly dalam di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, HC, & Manajemen Risiko WIKA Beton, Syailendra Ogan mengatakan belum ada surat resmi terkait merger WIKA dan PTPP. Rahasia umum, saat ini merger WIKA dan PTPP masih berkutat pada proses administrasi lantaran keduanya merupakan perusahaan terbuka atau Tbk.
"Sekarang belum ada kepastian dari pemerintah untuk menggabungkan WIKA, sehingga masih menunggu keduanya dalam kondisi fit,” imbuh Ogan.
Pemerintah memang berencana memangkas jumlah BUMN Karya dari 7 perusahaan menjadi 3 perusahaan melalui konsolidasi.
Aksi ini merupakan bagian dari penyehatan keuangan BUMN Karya yang sudah diwacanakan sejak 2023. Nantinya, masing-masing perusahaan hasil merger akan diberikan fokus kepada lini bisnis dan keahliannya masing-masing.
Rinciannya, PT Hutama Karya yang dilebur dengan Waskita Karya (WSKT) akan menggarap proyek-proyek jalan tol, non-tol, institutional building, dan residential commercial. Kemudian PTPP dan WIKA akan difokuskan pada proyek-proyek bandara, pelabuhan, serta beberapa proyek residensial yang tersisa. Sementara Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Nindya Karya, dan PT Brantas Abipraya akan menggarap proyek konstruksi terkait air dan infrastruktur perkeretaapian.
WIKA Beton Cetak Kontrak Baru Rp 3,36 Triliun, Mayoritas Proyek Swasta
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 3,36 triliun sepanjang semester I 2024. Penyumbang terbesar dari proyek infrastruktur swasta.
Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjabarkan, proyek yang menyumbang performa perseroan pada semester I 2024 didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 79,84%, disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%.
"Kemudian properti sebesar 6,68%, dan sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 5,69%, 0,43%, dan 0,01%," ungkap Dedi kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Sementara berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA sebesar 2,64%, afiliasi WIKA sebesar 0,57%, dan pemerintah sebesar 0,43%.
Perseroan juga mencatatkan kinerja positif pada periode enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16,02 miliar, naik 45,45% dibanding laba Juni 2023.
Advertisement
Pertumbuhan Pendapatan
Pertumbuhan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha hingga Juni 2024 yang mencapai Rp 2,20 triliun. Pendapatan itu nai 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023.
"Porsi pendapatan Perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," beber Dedi.
WIKA Beton merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) crushing plant. WIKA Beton menerapkan pola precast Engineering- Production-Installation (EPI).
WIKA Beton memiliki 4 (empat) anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Citra Lautan Teduh, dan PT Wijaya Karya Pracetak Gedung. Mengusung moto Solution and Trust, WIKA Beton berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, melalui berbagai produk dan jasa yang berkualitas dan bermutu tinggi, dengan praktik industri hijau yang berkelanjutan.
WIKA Beton Cetak Kontrak Baru Rp 3,36 Triliun, Mayoritas Proyek Swasta
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru sebesar Rp 3,36 triliun sepanjang semester I 2024. Penyumbang terbesar dari proyek infrastruktur swasta.
Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjabarkan, proyek yang menyumbang performa perseroan pada semester I 2024 didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 79,84%, disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%.
"Kemudian properti sebesar 6,68%, dan sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 5,69%, 0,43%, dan 0,01%," ungkap Dedi kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Sementara berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA sebesar 2,64%, afiliasi WIKA sebesar 0,57%, dan pemerintah sebesar 0,43%.
Perseroan juga mencatatkan kinerja positif pada periode enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 16,02 miliar, naik 45,45% dibanding laba Juni 2023.
Pertumbuhan laa itu sejalan dengan pendapatan usaha hingga Juni 2024 yang mencapai Rp 2,20 triliun. Pendapatan itu nai 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023.
Advertisement
Porsi Pendapatan Perseroan
"Porsi pendapatan Perseroan masih didominasi oleh segmen beton, baik itu beton pracetak maupun beton segar (readymix), yakni sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21% dan segmen material sebesar 0,04%," beber Dedi.
WIKA Beton merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) crushing plant. WIKA Beton menerapkan pola precast Engineering- Production-Installation (EPI).
WIKA Beton memiliki 4 (empat) anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Citra Lautan Teduh, dan PT Wijaya Karya Pracetak Gedung.
Mengusung motto Solution and Trust, WIKA Beton berkomitmen untuk mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia, melalui berbagai produk dan jasa yang berkualitas dan bermutu tinggi, dengan praktik industri hijau yang berkelanjutan.
Baca Juga