Kementan Jalankan Kebijakaan Pro Petani Melalui Percepatan Program Pompanisasi

Pompanisasi merupakan upaya penyediaan pompa air untuk irigasi lahan pertanian dan menjadi fokus utama pemerintah dalam mendukung petani menghadapi tantangan kekeringan.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 07 Agu 2024, 20:57 WIB
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat meninjau irigasi perpompaan di Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Liputan6.com, Bandung Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus menunjukkan komitmennya untuk menjalankan kebijakan pro-petani melalui percepatan program pompanisasi.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan petani adalah profesi yang terhormat dan mulia. Peran mereka sangat vital bagi keberlangsungan bangsa.

“Kita ingin vibe (petani) yang ada di sini juga dirasakan oleh orang-orang di luar sana. Bahwa ada orang-orang yang tidak mereka kenal dengan susahnya berpanas-panas, tetap mau menanam padi," ujar Sudaryono saat meninjau irigasi perpompaan di Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Pompanisasi yang merupakan upaya penyediaan pompa air untuk irigasi lahan pertanian, menjadi fokus utama pemerintah dalam mendukung petani menghadapi tantangan kekeringan. 

Sudaryono menekankan bahwa kebijakan pompanisasi adalah bagian dari strategi nasional untuk memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

“Program pompanisasi yang diterapkan di seluruh Indonesia merupakan solusi bagi para petani untuk berproduksi,” ujarnya.

Pemerintah terus mendukung petani dengan program dan regulasi seperti peningkatan volume pupuk subsidi dan bantuan pompa dalam rangka antisipasi kekeringan.

“Pompanisasi menjadi pilihan tepat dan strategis bagi masa depan Indonesia yang kini tengah menghadapi ancaman darurat pangan,” terang Sudaryono.


Sudaryono Menanam Padi Pakai Mesin Transplanter

Di tempat yang sama, Sudaryono juga sempat mempraktikkan penggunaan mesin transplanter untuk menanam padi. Menanam padi dengan menggunakan transplanter dapat menghemat waktu 10 kali lebih singkat dibandingkan menanam secara manual.

Mesin transplanter merupakan salah satu jenis bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) kepada petani.

“Kami ingin mengapresiasi kerja-kerja petani dengan program dan regulasi yang pro petani,” sebut Sudaryono. 

Di hadapan penyuluh dan petani yang hadir, Sudaryono pun menyampaikan optimismenya bahwa penambahan areal tanam (PAT) di Jawa Barat seluas 117 ribu hektare akan terealisasi. 

"Saya rasa dengan dukungan masyarakat di sini, pengetahuan Pak Dandim, jajaran dinas pertanian dan penyuluh, ditambah support Kementan, target PAT dan peningkatan indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua kali, atau dari dua meningkat menjadi tiga kali, bukan hal yang mustahil," pungkasnya.


Pemkab Bandung Apresiasi Dukungan Kementan

Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ningning Hendarsyah menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung sangat mengapresiasi dukungan dan bantuan irigasi perpompaan di wilayahnya. Bantuan tersebut, lanjut Ningning telah mengubah padang ilalang menjadi areal persawahan dan jagung.

"Bantuan irpom (irigasi perpompaan) dari pusat sangat bermanfaat untuk mengairi lahan baru yang selama ini tidak tergarap karena kendala air. Sekarang, Poktan kembali hidup dengan menanam jagung dan padi varietas Raspati," kata Ningning.

Sebagai informasi, ada 154.067,51 meter per segi di Desa Bojongkunci Kecamatan Pameungpeuk yang selama empat hingga lima tahun tidak digarap. Setelah mendapatkan bantuan irigasi pompa 6 inch dengan menggunakan tenaga listrik, pemkab menargetkan lahan tersebut ke depannya akan menghasilkan padi 9 ton per hektare.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya