Liputan6.com, Jakarta - Seorang taipan bisnis Vietnam dinyatakan bersalah menipu pemegang saham hampir USD 150 juta. Cara yang dilakukan adalah dengan menggelembungkan nilai perusahaan. Saat ini Pemerintah Vietnam memang tengah menindak tegas korupsi yang meluas di negara tersebut.
Dikutip dari apnews, Kamis (8/8/2024),Pengadilan Rakyat Hanoi menjatuhkan hukuman 21 tahun penjara kepada Trinh Van Quyet yang saat ini berusia 48 tahun, setelah persidangan selama dua minggu yang melibatkan 49 terdakwa yang disebut sebagai kaki tangan.
Advertisement
Sejauh ini belum ada keterangan apakah Quyet, yang ditangkap pada 2022, akan mengajukan banding.
Miliarder tersebut adalah chairman dan pendiri FLC Group, yang memiliki maskapai penerbangan murah Bamboo Airways. Ia juga memiliki gurita bisnis di sektor real estat berupa hotel, resor, dan lapangan golf, dan aset lainnya.
Menurut dakwaan tersebut, Quyet secara curang menggelembungkan nilai anak perusahaan milik grup tersebut, FLC Faros, dengan melaporkan kontribusi modal fiktif, sebelum menjadikan perusahaan tersebut sebagai perusahaan publik pada 2016.
Dalam penawaran umum perdana, perusahaan tersebut menjual sekitar 391 juta saham kepada sekitar 30.000 investor. Ia menipu mereka hingga 3,6 triliun dong Vietnam atau kurang lebih USD 144 juta.
Para terdakwa bersama Quyet termasuk beberapa pejabat yang dituduh terlibat dalam skema tersebut dengan menyetujui dan memfasilitasi penawaran umum perdana meskipun mengetahui adanya perbedaan dalam angka-angka tersebut.
Semua terdakwa bersama dinyatakan bersalah atas berbagai tuduhan, dengan hukuman mulai dari masa percobaan hingga beberapa tahun penjara.
Seret Mantan Direktur Bursa Efek
Saudara perempuan Quyet, Trinh Thi Minh Hue dan Trinh Thi Thuy Nga dihukum atas tuduhan yang sama dengannya dan dijatuhi hukuman masing-masing 14 tahun dan 8 tahun penjara.
Mantan Direktur Bursa Efek Ho Chi Minh, Tran Dac Sinh, wakil CEO Le Hai Tra, dan mantan wakil CEO Tram Tuan Vu semuanya dihukum karena penyalahgunaan wewenang dengan memungkinkan Quyet untuk meningkatkan nilai perusahaannya, dan dijatuhi hukuman masing-masing 6,5 tahun, 5 tahun, dan 5,5 tahun penjara.
Penangkapan Quyet merupakan bagian dari tindakan keras terhadap korupsi yang dilakukan oleh otoritas Vietnam. Kampanye Blazing Furnace Partai Komunis dimulai pada 2013, tetapi baru pada 2018 otoritas mulai memindai sektor swasta.
Sejak saat itu, beberapa pemilik bisnis Vietnam yang berkembang pesat telah ditangkap.
Kampanye antikorupsi telah menjadi ciri khas Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong, politisi top Vietnam, yang meninggal bulan lalu pada usia 80 tahun, tiga hari sebelum persidangan Quyet dimulai.
Advertisement