Bandung Spirit for Palestine: Serukan Penghentian Pembantaian di Palestina

"Dunia ini terus mengecewakan rakyat di Palestina, sementara para pemimpin dunia tetap diam dan membiarkan pembunuhan terhadap orang-orang Palestina."

oleh Arie Nugraha diperbarui 09 Agu 2024, 18:00 WIB
Solidaritas Seni untuk Palestina melalui Bandung Spirit for Palestine bersama masyarakat sipil lainnya serukan penghentian pembataian di Palestina. (sumber foto: Red Raws Center)

Liputan6.com, Bandung - Solidaritas untuk Palestina seolah tak putus. Gelombang dukungan itu masih terus berulang termasuk di Kota Bandung pada pekan ini.  Solidaritas Seni untuk Palestina melalui Bandung Spirit for Palestine bersama masyarakat sipil lainnya di Kota Bandung, Jawa Barat, melayangkan lima seruan untuk menghentikan lebih dari 300 hari genosida brutal Zionis yang didukung AS dan Kanada di Gaza.

Lima seruan itu yakni segera lakukan gencatan senjata di Gaza, Palestina, menghentikan pembantaian dan segera mengizinkan bantuan masuk, menghapuskan IOF-IDF dari wilayah Palestina-Gaza, dan segera menjatuhkan sanksi kepada Israel.

Menurut juru bicara Solidaritas Seni untuk Palestina, Wanggi Hoediyatno, seruan itu telah dilakukan pada 3 Agustus 2024 lalu dengan aksi jalan kaki dan kebudayaan berdiri bersama rakyat Palestina-Gaza dan Solidaritas Global di berbagai negara pro-Palestina.

"Rakyat Palestina melalui seruan Almarhum Ismail Haniyeh yaitu Kepala Biro Politik Hamas dan Mantan Perdana Menteri Palestina, menyerukan agar kita memperingati tanggal 3 Agustus sebagai Hari Dukungan Solidaritas Global bagi Gaza dan tahanan politik Palestina juga para martir dan jurnalis serta para medis yang wafat dibunuh zionis-israel," ujar Wanggi.

Wanggi menegaskan pembantaian yang disaksikan di Gaza tidak lepas dari penyiksaan dan kengerian yang dialami para tahanan Palestina di sejumlah penjara pendudukan.

Wanggi menambahkan penjajah mempunyai tujuan sia-sia untuk mematahkan perlawanan rakyat Palestina. Namun rakyat Palestina tetap teguh dan menantang di setiap inci wilayahnya.

Wanggi menjelaskan aksi tersebut juga digelar untuk menghormati para martir, jurnalis, dokter dan medis dan mereka yang wafat dalam syahidnya yang setia dalam.

"Perlawanan dan bertahan dipenjara Zionis, para martir dan perlawanan rakyat Palestina. Kami akan menyatukan suara kami untuk mengatakan tidak terhadap perang regional dan menuntut diakhirinya genosida di Palestina-Gza dan pembebasan semua tahanan politik," kata Wanggi.

Pada 3 Agustus 2024 semenjak 7 Oktober 2023 menandai 300 hari genosida brutal Zionis yang didukung AS dan Kanada di Gaza.

Dengan Jumlah korban meningkat setiap hari dengan angka saat ini mencapai lebih dari 186.000 dari laporan terbaru The Lancet Group (media investigasi).

Khalayak tahu bahwa masih banyak lagi korban yang terkubur di bawah reruntuhan, dan sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

"Seminggu terakhir ini, kita telah menyaksikan entitas Zionis meningkatkan kekerasannya di seluruh wilayah, meningkatkan serangannya terhadap Lebanon hingga Beirut dan menargetkan Iran, melanggar kedaulatan kedua negara karena terus melakukan genosida di Gaza," ungkap Wanggi.

Wanggi menceritakan berbagai kisah mengerikan tentang penyiksaan sandera Palestina dilaporkan, perwakilan perundingan damai dibunuh.

Sementara itu, semua orang di Gaza terjebak dan tidak mendapatkan tempat yang aman untuk dituju karena dibom, menjadi pengungsi, dan kelaparan.

Kondisi di Palestina-Gaza semakin buruk, dengan penyakit yang kini menyebar sementara pasukan pendudukan ilegal Israel menolak mengizinkan bantuan masuk ke wilayah zona pengungsi warga tersebut.

"Dunia ini terus mengecewakan rakyat di Palestina, sementara para pemimpin dunia tetap diam dan membiarkan pembunuhan terhadap orang-orang Palestina. Seluruh rakyat Palestina tidak dapat memberikan sanksi terhadap Israel dan antek-anteknya," tegas Wanggi.


Aksi Nyata untuk Bantu Palestina

Solidaritas Seni untuk Palestina melalui Bandung Spirit for Palestine bersama masyarakat sipil lainnya serukan penghentian pembataian di Palestina. (sumber foto: Red Raws Center)

Seperti dikutip dari kanal intenasional, Liputan6.com, Indonesia kembali menegaskan posisinya soal kependudukan Israel di Palestina. Kemlu RI mendukung adanya langkah nyata untuk membantu Palestina di level internasional.

Perlu diketahui, baru-baru ini negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak sanksi yang diberlakukan oleh Israel terhadap otoritas Palestina. Sanksi ini diberlakukan atas upaya Palestina mencari pandangan dari Mahkamah Internasional (ICJ) tentang kependudukan Israel selama puluhan tahun.

Terkait ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Teuku Faizasyah pun menggarisbawahi pernyataan Menlu RI Retno Marsudi saat menghadiri pertemuan Open Debate Dewan Keamanan (DK PBB) di New York, yang juga membahas soal Palestina.

Faizasyah mengatakan bahwa posisi Indonesia adalah untuk memperkuat dukungan terhadap legal advice oleh ICJ.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menegaskan pentingnya langkah konkret dalam menemukan solusi untuk Palestina.

"Ibu Menteri Luar Negeri telah menggarisbawahi saat ini mungkin sudah tidak waktunya lagi berbicara mengenai hal-hal bersifat pernyataan yang tidak bisa segera untuk direalisasikan. Untuk itu perlu ditegaskan kembali perlunya masyarakat dunia untuk mengambil langkah konkret," ujar Faizasyah dalam press briefing, Kamis (19/1/2023).

Faizasyah pun kembali menambahkan bahwa Israel juga harus menyatakan langkah konkretnya.

"Sama seperti halnya dari Israel, harus ada langkah konkret, sehingga proses menuju dihidupkannya kembali perundingan solusi damai dua pihak bisa dilakukan," tambahnya.

Bantuan Internasional

Selain itu, Indonesia melalui Menlu Retno juga menekankan perlunya bantuan masyarakat internasional untuk Palestina.

Dalam laporan yang diungkapkan Faizasyah, saat ini ada sekitar 2 juta pengungsi Palestina yang tersebar di beberapa wilayah, yang sangat membutuhkan bantuan dari dunia. Ini merupakan salah satu bentuk langkah konkret yang dimaksud oleh Indonesia.

Faizasyah pun mengatakan bahwa Indonesia akan memastikan bahwa isu Palestina akan tetap menjadi fokus perundingan dalam forum internasional.

“Jangan sampai perhatian dunia kemudian beralih pada isu-isu baru yang mendapat atensi yang lebih besar saat sekarang ini,” ujarnya.

Sementara itu, kehadiran Menlu Retno di Open Debate DK PBB juga merupakan salah satu bentuk konkret dalam komitmen Indonesia untuk memastikan bahwa isu Palestina tetap menjadi perhatian internasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya