Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto dalam satu pekan terakhir mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. Penurunan harga kripto yang terjadi disinyalir merupakan akibat dari beberapa faktor.
Beberapa di antaranya seperti kekhawatiran resesi di AS pasca rilis data sektor ketenagakerjaan pekan lalu, potensi tekanan jual 17 ribu lebih kreditur Mt. Gox yang telah menerima pengembalian aset kriptonya.
Advertisement
Kemudian, kebijakan bank sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga dan mengurangi pembelian surat utang, serta masih relatif minimnya pertumbuhan adopsi kripto turut jadi penyebab penurunan pasar.
Lantas bagaimana potensi pasar kripto ke depan setelah terjadinya koreksi yang cukup dalam?
Merespon kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan optimisme para penambang Bitcoin (miner) masih terbilang relatif tinggi di mana hanya terjadi sedikit penurunan hash rate yang merupakan fluktuasi normal dan tidak mensinyalir adanya aksi pemberhentian operasi penambangan oleh para miner.
Fahmi menjelaskan hal ini berbeda dengan penurunan hash rate yang cukup signifikan pada 23 Juni lalu yang kemudian diikuti penurunan harga lanjutan Bitcoin dari level USD 64.000 ke USD 59.000 pada 25 Juni dan USD 54.000 pada 5 Juli.
“Dengan optimisme tersebut, membaiknya performa Bitcoin masih terbuka,” kata Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (8/8/2024).
Dengan tren bullish yang terlihat mampu bertahan terlepas dari tekanan jual yang ada di pasar, periode Agustus-September mungkin akan menjadi periode akumulasi oleh sebagian investor untuk bersiap menghadapi reli utama pada fase bullish kripto yang berpotensi terjadi pasca perubahan arah kebijakan suku bunga The Fed.
“Namun perlu dicatat apabila suku bunga diturunkan disaat inflasi AS masih belum cukup berhasil ditekan, terdapat kemungkinan kembali ditahannya suku bunga khususnya apabila inflasi kembali naik. Terjadinya hal itu mungkin akan menghambat reli yang akan berlangsung,” ujar Fahmi.
Investor Perlu Ambil Keputusan Cermat
Di tengah kondisi pasar saat ini, Reku menghimbau investor untuk mengambil keputusan yang cermat dan tidak tergesa-gesa. Menurut Fahmi, investor bisa memantau pergerakan pasar dengan mencari sumber informasi yang mudah dimengerti dan sudah mencakup analisa pasarnya.
Sebab, banyaknya faktor seringkali menghambat investor menyimpulkan situasi yang terjadi. Sehingga dengan mencari sumber informasi yang mudah dimengerti, juga dapat memudahkan investor mengambil keputusan.
“Selain itu, investor juga bisa melakukan menabung rutin dan memantau kondisi pasar secara reguler,” pungkas Fahmi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement