Liputan6.com, Jakarta - PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas PT Pertamina, melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Likuid Nusantara Gas (PT LNG) dalam menggali potensi kerja sama di bidang gas alam cair (LNG) di Jawa Timur. Salah satu harapan dari kolaborasi tersebut yakni bisa bantu menekan angka impor LPG.
Dalam MoU tersebut, PGN dan PT LNG menyepakati ruang lingkup kerja sama. Antara lain, terkait jual-beli LNG yang saat ini aktif dilakukan PGN dalam rangka memenuhi kebutuhan gas bumi domestik.
Advertisement
Kemudian untuk mendukung penetrasi pasar domestik, akan dilakukan kajian bersama pengembangan infrastruktur gas bumi atau terminal LNG di Pasuruan, Jawa Timur serta potensi lain yang terkait kegiatan operasi dan pemeliharaan fasilitas dan infrastruktur gas bumi atau LNG.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari berharap, potensi kerjasama dengan PT LNG ini bisa segera direalisasikan dalam tahapan yang lebih konkrit.
"Hari ini ada kebutuhan yang cukup tinggi di Pulau Jawa atas gas bumi. Namun, pemenuhan gas untuk daerah-daerah tertentu tetap membutuhkan berbagai moda transportasi. Tidak hanya gas pipa tetapi juga membutuhkan bentuk moda lain seperti CNG dan LNG," ujar Rosa dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8/2024).
Selanjutnya, Rosa mengatakan bahwa pertumbuhan atas retail saat ini berkembang cukup pesat.
"Atas pricing pun, rasanya market sudah sanggup menerima penetrasi LNG. Kami melihat kemampuan market dalam menyerap LNG dari bulan Mei kemarin. Artinya ambience dan ekosistem LNG sudah terbentuk," imbuhnya.
Ketergantungan Impor
Menurut dia, hal penting dalam kerja sama ini yakni kehandalan gas bumi dan kehandalan infrastrukturnya. Maka diharapkan, upaya bersama PGN dan PT LNG dapat menyediakan energi gas bumi yang handal dan dapat diterima oleh seluruh sektor masyarakat.
Direktur Utama PT LNG Wira Rahardja menyampaikan, subsidi energi atau ketergantungan impor terhadap LPG cukup besar. Dalam hal ini, baik badan usaha, pemerintah dan BUMN diharapkan dapat saling berkolaborasi mengurangi beban pemerintah.
"Kami melihat bahwa kerja sama dengan PGN adalah suatu strategi yang tidak bisa kami pungkiri. Dengan support yang diberikan oleh PGN Grup dan tentunya pemerintah, kami yakin bahwa proyek LNG ini bisa menjadi salah satu kontribusi untuk pemerintah dan mewujudkan apa yang menjadi mimpi kami yaitu mengurangi beban LPG, terutama dari sisi sektor subsidi impor LPG," tuturnya.
Advertisement
PGN Pasok 8 BBTUD Gas ke Produsen Kaca di KIT Batang
Sebelumnya, PT PGN Tbk menyalurkan perdana gas bumi (gas in) ke PT KCC Glass Indonesia selaku, produsen kaca lembaran yang berada di Kawasa Industri Terpadu Batang (KITB). Rencana penggunaan gas di pabrik tersebut sebesar 8 BBTUD.
Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) telah ditandatangani KCC Glass Indonesia dan PGN pada Februari 2024 lalu dengan rencana penyaluran gas bumi akan meningkat secara bertahap.
Penyaluran gas dilakukan bertepatan dengan Kunjungan Menteri ESDM dan Kepala SKK Migas ke KIT Batang pada Jumat, (26/7/2024).
PGN sudah membangun infrastruktur distribusi gas bumi di dalam KIT Batang sepanjang 5 KM berdiameter 8 inch dari Pipa Transmisi Cisem Tahap I.
Untuk penyaluran gas ke KCC Glass, PGN menggunakan pasokan dari PEPC Jambaran Tiung Biru. Maka dari itu, pemenuhan gas ke KCC Glass Indonesia menjadi wujud peningkatan utilisasi dari pipa Transmisi Cisem Tahap 1 dan sumur domestik di Lapangan JTB.
“PGN akan terus menjaga komitmen terkait penyaluran gas yang stabil, karena menjadi salah satu kunci operasi KCC Glass. Keandalan infrastruktur yang kini telah terintegrasi juga senantiasa dijaga agar penyaluran gas berlangsung aman dan lancar, sehingga penggunaan gas bumi PGN bisa memberikan manfaat keekonomian bagi industri,” ujar Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko.
Percepatan Penyerapan
PGN menggenjot percepatan penyerapan gas bumi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terlebih adanya integrasi dari Pipa Gresem dan Pipa Cisem 1 dapat PGN lanjutkan pengembangannya untuk pengguna akhir.
Integrasi infrastruktur mendorong peningkatan penyerapan gas bumi di Jawa Tengah dari 48 BBTUD menjadi 60-70 BBTUD.
Advertisement