Liputan6.com, Kuala Lumpur - Cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi di beberapa wilayah Malaysia tidak hanya menyebabkan lebih banyak kebakaran hutan, tetapi juga kasus orang tenggelam.
Untuk mendinginkan diri selama cuaca ekstrem, korban berenang di sungai dan badan air lainnya tetapi akhirnya malah tenggelam.
Advertisement
Mengenai kasus tenggelam, Direktur jenderal pemadam kebakaran dan penyelamatan Malaysia, Datuk Nor Hisham Mohammad, mengatakan hingga saat ini, 162 orang, termasuk 19 wanita, tercatat tenggelam.
"Sebagian besar korban berusia di bawah 40 tahun. Sangat menyedihkan bahwa begitu banyak anak muda yang tenggelam tahun ini," kata Nor Hisham seraya menambahkan bahwa sebagian besar kasus terjadi di sungai, anak sungai, pantai, dan area pertambangan seperti dikutip dari Straits Times, Jumat (9/8/2024).
Nor Hisham juga menghimbau para orang tua untuk selalu mengawasi keberadaan anak-anak mereka, terutama saat mereka pergi jalan-jalan dengan teman-teman.
Selain itu, Datuk Nor Hisham Mohammad, mengatakan ada rata-rata 10.000 panggilan insiden termasuk kebakaran hutan, tenggelam, dan operasi penyelamatan lainnya setiap bulan pada tahun 2024.
Pada bulan Juli saja, ada 2.000 kebakaran hutan dan semak belukar sementara jumlah rata-rata kasus tenggelam setiap bulan sekitar 20.
“Antara Januari dan 7 Agustus, departemen menerima total 73.604 panggilan insiden secara nasional. Pada 27 Juli, kami menangani 403 insiden dengan mayoritas kebakaran hutan dan semak belukar,” katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar kasus tahun ini terjadi di Selangor, Johor, Perak, dan Sabah.
Kebakaran 11.501 Hektar Hutan di Malaysia
Nor Hisham mengatakan departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan Malaysia terus memantau 845 titik api di 95 distrik di seluruh negeri.
"Sejauh ini, tidak ada kebakaran hutan yang aktif di seluruh negeri, tetapi hingga saat ini, petugas saya telah memadamkan api di sekitar 11.501 hektar hutan dan semak belukar di seluruh negeri," katanya.
Yang paling banyak, katanya, berada di Sabah, yang terdiri dari hutan seluas 6.895 hektar, diikuti oleh Pahang, yang memiliki 3.107 hektar, Kelantan dengan 452 hektar, Johor dengan 336 hektar, dan Terengganu dengan 335 hektar, katanya kepada The Star.
“Tantangan terbesar yang dihadapi oleh petugas saya selama musim kemarau berkepanjangan adalah kebakaran yang terletak jauh di dalam hutan dengan sumber air yang tidak memadai untuk memadamkannya.”
Nor Hisham juga mengatakan helikopter departemen memantau titik api dan melakukan pengeboman air untuk memadamkan api. Ia mengingatkan para perokok untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan dan memperingatkan yang lain agar tidak membakarnya di tempat terbuka.
Advertisement
Kebakaran Hutan Malam Hari
Dalam kebakaran hutan terbaru di Muar, 12 petugas pemadam kebakaran dipanggil untuk memadamkan api di sebuah pemakaman di sepanjang Batu 6 pada 6 Agustus.
Kepala stasiun pemadam kebakaran Muar Shahrizal Mohtar mengatakan timnya juga menangani kebakaran hutan pada malam hari karena musim kemarau saat ini setelah menerima telepon tentang insiden tersebut dari polisi.
“Kami berharap masyarakat tidak membakar atau membuang puntung rokok sembarangan,” kata Shahrizal Mohtar, seraya menambahkan bahwa seruan tentang kebakaran hutan dan semak belukar telah meningkat dalam dua minggu terakhir di Muar.