Optimasi Harta Karun Gas Bumi 15 Triliun Kaki Kubik, PHE Kejar Kepastian Pasar

Sumber harta karun gas bumi sebesar 15 TCF ini tersebar dari Sumatera hingga Papua.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Agu 2024, 17:15 WIB
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berupaya meningkatkan kinerja operasional dan keselamatan kerja dalam kegiatan pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur di Wilayah Kerja (WK) Rokan. (Foto: Pertamina Hulu Energi)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki prospek dan inventori berupa temuan volume gas bumi sekitar 15 triliun kaki kubik (TCF), dengan potensi cadangan besar atau big fish tersebar di kawasan Indonesia Timur.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE Rachmat Hidajat mengatakan, sumber harta karun gas sebesar 15 TCF ini tersebar dari Sumatera hingga Papua. Pihaknya juga telah memiliki sejumlah program kerja, terutama dalam hal mengejar kepastian pasar.

"Pertama, bagi kami yang paling penting adalah market itu sendiri. Karena tanpa market, kita tentunya tidak bisa melanjutkan komersialisasi maupun monetisasi. Jadi hal yang kami lakukan dengan inventori yang ada, kita semaksimal mungkin melakukan securing the market," ujarnya dalam sesi webinar, Kamis (8/8/2024).

Prioritas Pasar Dalam Negeri

Menyangkut kepastian market ini, Rachmat meneruskan, PHE memiliki panduan bahwa pasar domestik tetap jadi prioritas utama.

Prioritas kedua, ia melanjutkan, Subholding Upstream Pertamina berupaya mempertahankan existing market yang ada saat ini di lingkungan ekosistem PHE, baik dalam maupun luar negeri.

"Kemudian salah satu juga yang untuk mempercepat komersialisasi, roadshow agar market juga bersedia untuk membangun ataupun meng-establish pasarnya di gas resources seperti yang PHE lakukan bersama partner-nya, yaitu di desk LNG," ungkapnya.

"Jadi market yang datang ke arah resources. Kampanye itu yang dilakukan untuk meng-unlock 15 TCF. Harapan kita dari big resources bisa ter-develop dan itu bisa meng-attract kembali ke market itu sendiri," kata Rachmat.

 


Pengembangan Terintegrasi

PT Elnusa Tbk (ELSA) anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina.

Lantaran lokasi dari sumber gas yang tersebar dan keterbatasan infrastruktur, Pertamina Hulu Energi coba mulai melakukan pengembangan terintegrasi yang kerap diistilahkan dengan connect the dots.

"Jadi ini harapannya dengan bersinergi dan jadi satu kesatuan, pengembangannya bisa meng-attract market untuk misalnya memenuhi treshold tertentu, dan juga meng-improve dari harga jual ataupun biaya dan cost yang kita lakukan," bebernya.

"Selain itu kita juga coba meng-utilize teknologi-teknologi yang memang fit dengan treshold volume tersebut. Apakah kita namakan mini LNG atau gas to liquid, CNG, dan lain-lain," pungkas Rachmat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya