Investor Asing Beli Saham Rp 932,88 Miliar, IHSG Melemah Terbatas

Investor asing melakukan aksi beli saham yang signifikan sehingga koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbatas pada Kamis, 8 Agustus 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Agu 2024, 22:17 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Kamis (8/8/2024).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Kamis (8/8/2024). Koreksi tipis IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham tertekan dan aksi beli saham oleh investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup melemah tipis 0,24 persen ke posisi 7.195,12. Indeks LQ45 merosot 0,54 persen ke posisi 898,90. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.234,44 dan level terendah 7.181,76.

Sebanyak 295 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 265 saham menguat dan 226 saham diam di tempat.Total frekuensi perdagangan 921.791 kali dengan volume perdagangan 15,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.890. Investor asing beli saham Rp 932,88 miliar.

Mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham energi turun 0,34 persen, sektor saham basic atau barang baku merosot 1,93 persen. Sektor saham barang baku memimpin koreksi Kamis pekan ini. Selanjutnya sektor saham industri melemah 0,05 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,12 persen dan sektor saham siklikal terpangkas 0,59 persen.

Selain itu, sektor saham infrastruktur melemah 0,80 persen dan sektor saham terbenam 0,76 persen. Sementara itu, sektor saham properti bertambah 1,64 persen, dan teknologi naik 0,22 persen.

Saham BBRI naik 0,87 persen ke posisi Rp 4.660 per saham. Harga saham BBRI dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 4.600 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.690 dan level terendah Rp 4.590 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.808 kali dengan volume perdagangan 1.688.294 saham. Nilai transaksi Rp 784,2 miliar.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investor Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia kembali melanjutkan laju penguatan yang ditopang oleh kenaikan cadangan devisa China.Dari mancanegara, Bank Sentral China dalam rilisnya menyatakan posisi cadangan devisa Juli 2024 tercatat naik dari sebelumnya USD 3.222 miliar menjadi senilai USD 3.256 miliar.

“Sementara itu, pasar menilai prospek kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) setelah Deputi Gubernur BOJ Shinichi Uchida mengatakan bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar tidak stabil,” demikian seperti dikutip.

 


Sentimen IHSG Lainnya

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ringkasan pendapat dari pertemuan kebijakan BOJ pada Juli 2024 mengungkapkan beberapa anggota menyerukan perlunya terus menaikkan suku bunga, setidaknya hingga 1 persen.

Di sisi lain, pasar juga menantikan beberapa data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang akan keluar hari ini waktu AS, sehingga ini akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar.

Dari dalam negeri, IHSG bergerak variatif di saat tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam negeri terus meningkat, yang mana pasar juga menyikapi pernyataan International Monetary Fund (IMF) ekonomi Indonesia kuat, tetapi tetap waspada.

Bank Indonesia (BI) dalam survei menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juli 2024 lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 123,4, sedikit lebih tinggi dibandingkan 123,3 pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, IMF dalam World Economic Outlook (WEO) Edisi Agustus 2024 mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sebesar 5 persen, namun, harus tetap waspada karena masih terdapat hambatan eksternal yang disebabkan oleh penurunan volatilitas harga komoditas global akibat guncangan geopolitik.


Top Gainers-Losers

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham NEST melonjak 35 persen
  • Saham JMAS melonjak 34,21 persen
  • Saham DOSS melonjak 34,07 persen
  • Saham INET melonjak 30,77 persen
  • Saham JAYA melonjak 30,77 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham TELE merosot 20 persen
  • Saham BTEK merosot 20 persen
  • Saham HADE merosot 20 persen
  • Saham HELI merosot 18,43 persen
  • Saham FUJI merosot 18,40 persen

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham NEST tercatat 63.067 kali
  • Saham BSBK tercatat 40.018 kali
  • Saham AMMN tercatat 27.180 kali
  • Saham BTEK tercatat 21.250 kali
  • Saham BBRI tercatat 18.802 kali

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 611,2 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 552,9 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 551,6 miliar
  • Saham ASII senilai Rp 546,8 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 519 miliar

Bursa Saham Asia Pasifik

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah di tengah volatilitas perdagangan pada Kamis, 8 Agustus 2024. Hal ini setelah wall street merosot dan investor menilai data perdagangan dari Jepang dan menanti keputusan suku bunga India.

Mengutip CNBC, pada penutupan perdagangan Kamis ini, saham global dan mata uang anjlok awal pekan ini setelah Bank of Japan menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 2008.

Selain itu, Amerika Serikat merilis data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan.Investor di Asia menilai data perdagangan dari Jepang dan keputusan suku bunga dari Reserve Bank of India.Reserve Bank of India mempertahankan suku bunga 6,5 persen untuk pertemuan kesembilan berturut-turut seperti yang diharapkan ekonom.

Surplus transaksi berjalan Jepang pada Juni mencapai 1,53 triliun yen (USD 10,2 miliar), lebih rendah dari 1,78 triliun yen yang diharapkan ekonom yang disurvei oleh Reuters.Indeks Nikkei di Jepang turun 0,74 persen ke posisi 34.831,15. Indeks Topix merosot 1,1 persen menjadi 2.461,7.

Bank of Japan (BoJ) merilis ringkasan pertemuan kebijakan moneter pada Juli yang mengungkapkan beberapa anggota BoJ telah mengusulkan kenaikan suku bunga.

"Dengan asumsi target stabilitas harga akan tercapai pada paruh kedua tahun fiskal, bank harus menaikkan suku bunga ke tingkat suku bunga netral jelang waktu tersebut,” demikian bunyi ringkasan itu.

 


Indeks Saham Acuan di Asia

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Tingkat suku bunga netral sekitar 1 persen dengan bank perlu menaikkan kebijakan suku bunga tepat waktu dan bertahap.Namun, Wakil Gubernur BoJ Shinichi Uchida menuturkan, mengingat guncangan baru-baru ini pada harga saham dan nilai tukar mata uang asing di negara itu, bank sentral perlu mempertahankan pelonggaran moneter dengan kebijakan suku bunga saat ini.

Di sisi lain, investor teknologi Jepang SoftBank Group mengatakan akan membeli kembali atau buyback hingga 500 miliar yen (USD 3,4 miliar) sahamnya sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keuntungan pemegang saham. Saham SoftBank Group turun lebih dari 3,5 persen saat perdagangan.Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,45 persen ke posisi 2.556,73.

Indeks Kosdaq merosot 0,44 persen ke posisi 745,28.Indeks CSI 300 di China ditutup ke posisi 3.342,94. Indeks Hang Seng naik 1,3 persen ke posisi 16.866,51. Indeks ASX di Australia melemah 0,23 persen ke posisi 7.682.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya