Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah tersohor berdarah Arab Saudi, Syekh Ali Jaber mengungkap permasalahan ketika seseorang berdoa.
Salah satunya ialah merasa doanya tidak dikabulkan oleh Allah SWT alias tidak maqbul.
Hal demikian, menurut penceramah kelahiran Madinah pada 3 Februari 1976 ini sejatinya merupakan salah satu bentuk upaya setan agar masuk ke dalam perangkapnya.
Baca Juga
Advertisement
“Jangan ada orang berkata, aku sudah berkali-kali berdoa tapi rasanya Allah belum kabulkan hajat saya,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @syekhalijaberindonesia, Kamis (08/08/2024).
“Aku minta ‘A’ tapi belum juga diijabah,” sambungnya, menjelaskan bahaya merasa doa tidak dikabulkan Allah.
Simak Video Pilihan Ini:
Upaya Setan
Saat kita merasa doanya tidak makbul, maka perasaan-perasaan selanjutnya yang muncul ialah perasaan tak pantas dan mengingat akan kesalahan-kesalahannya.
Sehingga karena tidak pantas, maka sejatinya ini upaya setan agar masuk perangkapnya supaya orang yang berdoa itu putus asa dan pada akhirnya sama sekali tidak mau berdoa kepada Allah SWT.
“Ujung-ujungnya atau lama kelamaan, dia merasa kayaknya saya belum pantas doa saya diijabah, karena karena perilaku saya belum jelas, maksiat saya ini ini, itu," paparnya.
“Memang semua itu bisikan dan upaya setan, supaya apa? Berhenti berdoa,” tandasnya.
Syekh Ali Jaber juga membeberkan orang yang mendapat taufik ialah seseorang yang banyak berdoa tanpa memikirkan doanya terkabul atau tidak.
“Padahal al-muwaffaq man wufiqa fi katsratiddu’aa, yang sebenarnya yang mendapatkan taufik adalah yang fokusnya hanya selalu berdoa, di atidak menunggu, masalah ijabah bukan tugas saya,” terangnya
“Tugas saya berdoa, Allah belum mengabulkan, tapi saya tetap menjaga tugas saya adalah berdoa,” sambungnya.
Advertisement
Cara Agar Tidak Masuk Perangkap Setan
Menukil NU Online, ada lima cara supaya kita tidak masuk perangkap setan, yaitu pertama, membuat kurus setan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah swt. Kedua, menghindari tempat-tempat maksiat. Ketiga, sadarlah bahwa setan suka cuci tangan. Keempat, ketahuilah setan itu mencari teman. Kelima, Janganlah terlalu banyak makan.
Kelima cara tersebut merupakan petuah Imam al-Ghazali dalam upaya mematahkan usaha setan menggoda manusia. Berikut ini penjelasannya.
Pertama, membuat kurus setan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah swt. Rasulullah saw pernah bersabda:
إن المؤمن ينضى شيطانه كما ينضى أحدكم بعيره فى سفره
Sesungguhnya orang mukmin itu membuat kurus setannya, sebagaimana seseorang diantara kamu membuat kurus ontanya dalam perjalanan.
Jika sebuah binatang liar telah dikuruskan pastilah ia akan mudah diatur dan menjadi penurut. Karena ketergantungan kepada majikannya. Begitu juga setan, jika seorang hamba telah bisa menguasai setan dengan tidak serta merta memenuhi keinginannya, pastilah setan akan kurus badannya.
Kedua, janganlah seorang hamba mendekatkkan dirinya kepada tempat-tempat kemaksiatan dan orang-orang mungkar.
Sungguh hal itu memperkuat daya pikat setan membujuk manusia. Rasulullah secara legoris menyatakan:
من حام حول الحمى يوشك أن يقع فيه
Barang siapa berputar-putar di sekitar tempat larangan, maka besar kemungkinan ia akan terjerembab ke dalamnya. Demikianlah Jama’ah yang Berbahagia Dua langkah pertama mencoba membikin setan tidak nyaman menggoda kita dengan harapan setan akan segera bosan dan kecewa karena keteguhan kita. Meskipun keduanya bukan hal yang mudah tetapi harus terus dicoba.
Ketiga, hendaknya seorang hamba selalu sadar bahwa sesungguhnya tujuan setan menggoda hanyalah ingin menjerumuskan kita kelembah kenistaan dan kemadharatan abadi. Tidak ada godaan setan yang membawa pada kemanfaatan.
Sesungguhnya setan berbuat demikian karena setan ahli cuci tangan. Ibarat penjegal yang merasa puas jika korbannya jatuh tersungkur dan dia terkekeh dengan bangganya.
Dalam surat al-Hasyr ayat 16 Allah menerangkan …إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ … …ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu…
Meyakini Setan Pengecut dan Puasa
Keempat, seorang hamba harus selalu ingat bahwa selain berusaha cuci tangan, setan juga bersifat pengecut. Ia menginginkan banyak teman dalam kesesatannya. Semakin banyak teman yang menemani dirinya dalam kesesatan ia akan semakin puas.
Karena sesungguhnya neraka sair itu sungguh luasnya. Dan karenanya setan menginginkan kawan untuk mengisinya. Demikian keterangan al’A’raf 16-17 menerangkan
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ -
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Kelima guna mendukung keempat kiat tersebut seorang hamba harus senantiasa dalam kondisi lapar. Karena kondisi lapar akan mempermudah seorang hamba dalam mengingat Allah swt.
إن الشيطان يجرى من ابن أدم مجرى الدم فضيقوا مجاريه بالجوع
"Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia di tempat jalannya darah. Maka persempitlah jalannya itu dengan mengosongkan perut."
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement