Pertama Kalinya, Jepang Peringatkan Risiko Gempa Besar Meningkat

Peringatan ini akan berlaku selama sepekan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Agu 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Tokyo - Jepang, untuk pertama kalinya, mengeluarkan peringatan tentang peningkatan risiko "gempa besar" yang akan terjadi dalam waktu dekat. Peringatan, yang dikeluarkan pada Kamis (8/8/2024) malam waktu setempat, menekankan bahwa tidak berarti gempa besar akan segera terjadi, namun kemungkinannya lebih tinggi dari biasanya.

Peringatan itu muncul beberapa jam setelah gempa magnitudo 7,1 terjadi di lepas pantai selatan Pulau Kyushu. Guncangan dilaporkan tidak menyebabkan kerusakan besar. Demikian seperti dilansir BBC, Jumat (9/8).

Namun, para ahli meningkatkan kewaspadaan karena lokasi episentrumnya - di tepi Palung Nankai, area aktivitas seismik yang membentang di sepanjang pantai Pasifik Jepang.

Batas lempeng itu berada di antara Teluk Suruga di Jepang bagian tengah dan Laut Hyuganada di Kyushu di selatan.

Gempa Palung Nankai sebelumnya telah menewaskan ribuan orang. Gempa besar tercatat terjadi setiap 90 hingga 200 tahun sekali, dengan gempa terakhir terjadi pada tahun 1946.

Menurut kantor berita Kyodo, para ahli mengatakan ada peluang 70 persen hingga 80 persen gempa magnitudo 8 atau 9 terjadi di suatu tempat di sepanjang palung dalam 30 tahun ke depan. Estimasi terburuk menunjukkan lebih dari 200.000 orang dapat tewas akibat gempa dan potensi tsunami susulan.

Namun, dalam konferensi pers pada hari Kamis, pejabat Badan Meteorologi Jepang Shinya Tsukada menekankan bahwa meskipun ada peluang relatif lebih tinggi untuk gempa besar lainnya dibandingkan waktu normal, mereka tidak mengatakan bahwa gempa pasti akan terjadi dalam jangka waktu tertentu.


Cek Rute Evakuasi hingga Stok Kebutuhan Pokok

Otoritas Jepang kembali melaporkan bertambahnya jumlah korban tewas akibat gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,5 yang mengguncang area Ishikawa pada awal tahun ini. Sebanyak 100 orang dikonfirmasi tewas, dengan lebih dari 200 orang lainnya masih hilang atau tidak diketahui keberadaannya. (Kyodo News via AP)

Menurut Lembaga Penyiaran Jepang, NHK, peringatan ini meminta warga untuk lebih waspada dalam beberapa hari mendatang dan bagi mereka yang tidak dapat segera mengungsi agar mempertimbangkan untuk melakukannya secara sukarela.

Para pejabat juga telah meminta masyarakat untuk berhati-hati, namun tetap menjalani kehidupan sehari-hari, sembari memeriksa rute evakuasi jika diperlukan dan memastikan rumah tangga memiliki persediaan yang cukup.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya