Liputan6.com, Jakarta - Detektif dari Garda National Cyber Crime Bureau (GNCCB) di Irlandia menyita mata uang kripto senilai sekitar USD 7,1 juta atau Rp 113,1 miliar selama penggerebekan di North County Dublin pada Senin, 5 Agustus 2024.
Melansir News.bitcoin.com, Sabtu (10/8/2024) operasi didukung oleh Armed Support Unit itu merupakan bagian dari investigasi besar terhadap pencucian uang dan penjualan barang ilegal di pasar darknet. Selain penyitaan mata uang kripto yang besar, pihak berwenang Irlandia juga menyita jam tangan mewah senilai lebih dari 120.000 Poundsterling (Rp.2,4 miliar) dan dua kendaraan bertenaga tinggi senilai sekitar 220.000 Poundsterling (Rp.4,4 miliar).
Advertisement
Inspektur Detektif Michael Mullen dari GNCCB menjelaskan operasi tersebut sebagai bagian dari investigasi yang sangat rumit terhadap aktivitas kriminal di pasar darknet.
"Penangkapan tiga orang dan aset yang disita merupakan hasil investigasi yang sangat rumit terhadap aktivitas kriminal di pasar darknet oleh penyidik spesialis yang tergabung dalam Garda National Cyber Crime Bureau," kata Mullen.
“Tindakan penegakan hukum ini menunjukkan tekad berkelanjutan Irlandia bahwa yurisdiksi ini bukanlah tempat yang aman bagi orang-orang yang terlibat dalam segala bentuk kriminalitas dan tekad An Garda Síochána untuk mencegah mereka yang terlibat dalam kriminalitas mendapatkan keuntungan finansial dari hal yang sama, terlepas dari bentuk keuntungan tersebut," tegasnya.
Penggerebekan tersebut mengakibatkan penangkapan tiga orang, di antaranya adalah dua pria berusia 23 dan 49 tahun, dan seorang perempuan berusia 32 tahun.
Kedua pria tersebut ditahan karena diduga membantu organisasi kriminal dalam melakukan pelanggaran serius terhadap Bagian 72 Undang-Undang Peradilan Pidana 2006 di Irlandia.
Sedangkan perempuan yang ditangkap menghadapi tuntutan terkait pencucian uang berdasarkan Undang-Undang Peradilan Pidana (Pencucian Uang dan Pendanaan Teroris) 2021. Sementara pria berusia 49 tahun dan wanita tersebut dibebaskan sambil menunggu tindakan hukum lebih lanjut, dan pria berusia 23 tahun tersebut tetap ditahan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Diduga Terlibat Pencucian Uang Lewat Kripto, Otoritas AS Pelototi Kelompok Kriminal Venezuela
Kantor Pengendalian Aset Asing (OFAC) Amerika Serikat telah memasukkan daftar kelompok kriminal asal Venezuela ke dalam daftar pengawasannya. Salah satunya karena indikasi keterlibatan dalam pencucian uang lewat aset kripto.
Dalam pernyataannya, OFAC memelototi kelompok bernama Tren de Aragua itu. Menurut Departemen Keuangan AS, organisasi tersebut telah terlibat dalam beberapa kegiatan kriminal, memfokuskan tindakannya pada migran yang putus asa meninggalkan Venezuela dan berharap menemukan tempat yang aman di negara -negara lain di benua itu.
Departemen ini mencantumkan penambangan ilegal, penculikan, perdagangan manusia, pemerasan, dan perdagangan obat-obatan terlarang. Seperti kokain dan MDMA sebagai bagian dari kejahatan yang dikaitkan dengan tindakan Tren de Aragua di seluruh benua.
(Tren de Aragua) menyusup ke ekonomi kriminal lokal di Amerika Selatan, mendirikan operasi keuangan transnasional, dan mencuci dana melalui cryptocurrency,” tulis siaran pers OFAC, mengutip Bitcoin News, Minggu (21/7/2024).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Bukan Hal Baru
Tautan antara Tren de Aragua dan cryptocurrency bukanlah hal baru. Pada September lalu, ketika pemerintah Venezuela mengeksekusi serangan besar-besaran di Pusat Pemasyarakatan Tokoron.
Hasilnya, didapati ada tempat rahasia penambangan bitcoin dengan beberapa orang sebagai penambang di kompleks tersebut.
Sekretaris Badan Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian Nelson menekankan bahwa mereka akan mengerahkan kekuatannya untuk mengawasi Tren de Aragua.
"Mengerahkan semua alat dan otoritas terhadap organisasi seperti Tren de Aragua yang memangsa populasi yang rentan untuk menghasilkan pendapatan, terlibat dalam berbagai kegiatan kriminal lintas batas, dan menyalahgunakan sistem keuangan A.S," seperti dikutip.
Donald Trump Siap Bersaing dengan China Jadikan AS Pusat Kripto
Sebelumnya, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan dalam konferensi bitcoin pada Sabtu AS harus mendominasi sektor kripto atau China akan melakukannya.
Ini merupakan langkah terbarunya untuk menarik para pendukung mata uang kripto, yang telah dibatasi oleh Beijing dan yang pernah ia sebut sebagai penipuan.
Berbicara di konvensi Bitcoin 2024 di Nashville, Trump memposisikan dirinya sebagai kandidat pro-mata uang kripto menjelang pemilihan presiden 5 November, dengan mengatakan ia akan menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin mata uang kripto dunia dan menerima peraturan yang lebih bersahabat.
Partai Republik telah menjanjikan peraturan yang lebih ringan untuk mata uang kripto, dan Trump telah mengecam upaya Demokrat untuk mengatur sektor tersebut.
"Jika kita tidak menerima teknologi kripto dan bitcoin, China akan melakukannya, negara lain akan melakukannya. Mereka akan mendominasi, dan kita tidak bisa membiarkan China mendominasi. Mereka telah membuat terlalu banyak kemajuan," kata Trump dalam konferensi tersebut, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (31/7/2024).
China telah menindak mata uang kripto dan ada kontrol ketat terhadap pergerakan modal melintasi perbatasannya.
Namun, orang-orang di sana masih dapat memperdagangkan token seperti bitcoin di bursa kripto, dan investor Tiongkok juga dapat membuka rekening bank di luar negeri untuk membeli aset kripto.
Advertisement